Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Mahasiswa USK Aceh Diajak Bijak Bermedia Sosial untuk Cegah Intoleransi
21 September 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Marwan mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk bijak dalam bermedia sosial sebagai upaya untuk mencegah sikap intoleransi beragama. Hal tersebut disampaikan Rektor USK saat menjadi narasumber pada Workshop Moderasi Beragama yang diinisiasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI di Gedung AAC Dayan Dawood, Kota Banda Aceh, Aceh , Rabu (21/9).
ADVERTISEMENT
Prof Marwan mengatakan, salah satu karakteristik generasi milenial adalah dekat dengan teknologi informasi atau digitalisasi. Kemudahan mereka mengakses informasi misalnya melalui gadget bisa berdampak negatif jika tidak dilakukan secara bijak.
Untuk itulah, Rektor USK mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam mencerna informasi. Tidak tergesa-gesa menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya, apalagi informasi hoaks tersebut dapat memicu lahirnya sikap intoleransi beragama di masyarakat.
“Jangan sampai kita menjadi bagian penyebar hoaks. Cermatlah memisahkan mana informasi yang benar dan tidak. Mari kita jaga sikap ini, jangan sampai kerukunan beragama kita terganggu karena pengaruh informasi yang negatif,” ujar Marwan dalam keterangan tertulis Humas USK, Rabu.
Dirreskrimsus Polda Aceh Kombes Sony Sanjaya mengatakan, berkembangnya era digital merupakan sebuah kerawanan ketika orang di dalamnya belum siap. Apalagi orang tersebut memiliki pengaruh atau pengikut yang banyak.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan kasus hoaks yang pernah ditangani Polda Aceh terhadap seorang tokoh masyarakat. Ketika ditanya dari mana sumber informasi hoaks tersebut ternyata berasal dari media abal-abal. Ironisnya, informasi hoaks tersebut diterima para pengikutnya akibat tidak mampu menyaring kebenaran berita tersebut dengan baik.
“Makanya sekarang sering kita dengar, saring sebelum sharing. Nah bagaimana kemampuan kita menyaring? Itu adalah jati diri kita. Itu adalah kemampuan kita,” ujar Sony.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Prof Faisal Abdullah saat membuka Workshop Moderasi Beragama di USK Aceh mengatakan, pemahaman moderasi beragama itu penting. Mengingat betapa bahayanya Indonesia jika dibiarkan kehidupan bermasyarakatnya tidak disentuh pemahaman untuk membangun persatuan dan kesatuan, apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, dirinya menilai perlu adanya upaya untuk melindungi generasi muda dari informasi yang tidak jelas dan mengancam keutuhan bangsa.
“Karena itulah Kemenpora menganggap penting. Selalu membuka ruang untuk dialog, untuk memberi informasi yang baik, agar toleransi beragama bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang kita inginkan,” sebut Faisal.
Selain di Aceh, workshop yang sama sudah dilaksanakan pada empat daerah lainnya yaitu Solo, Lampung, Makassar, dan Kalimantan Timur. Dalam kegiatan ini turut dilakukan penandatanganan ikrar pemuda lintas agama dan suku bangsa.