Manuskrip Hikayat Aceh Jadi Warisan Dunia

Konten Media Partner
31 Mei 2023 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naskah Hikayat Aceh tertua dan paling lengkap koleksi Universitas Leiden, Belanda. Foto: Perpustakaan Universitas Leiden
zoom-in-whitePerbesar
Naskah Hikayat Aceh tertua dan paling lengkap koleksi Universitas Leiden, Belanda. Foto: Perpustakaan Universitas Leiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manuskrip Hikayat Aceh secara resmi menjadi Memory of The World atau warisan dunia yang ditetapkan organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 18 Mei 2023. Naskah berbahasa Melayu dalam aksara Arab itu menceritakan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda.
ADVERTISEMENT
Peneliti bahasa dan budaya Indonesia Universitas Leiden Belanda Dr Roger Tol mengatakan, nominasi naskah ini ke UNESCO diajukan bersama oleh Belanda dan Indonesia. “Tentang apakah isi Hikayat Aceh? Sultan Iskandar Muda. Itulah inti karya ini. Dituangkan dalam bentuk cerita sejarah, puji-pujian kepada Sultan Iskandar Muda, Sultan Aceh masa itu,” kata Roger dikutip acehkini.id dari Youtube Perpustakaan Universitas Leiden, Rabu (31/5/2023).
Bagi Roger, manuskrip ini sangat istimewa. Sebab, tergolong sangat tua untuk sebuah manuskrip berbahasa Melayu. Naskah tersebut ditulis pada abad ke-17. “Jadi, dari abad yang sama dengan peristiwa yang diceritakan di dalamnya,” katanya.
Penyusunan naskah tersebut atas inisiatif dari putri Sultan Iskandar Muda. Di dalamnya juga banyak menceritakan kehidupan di Aceh masa itu, perang, Islam, dan hubungan luar negeri Aceh—di antaranya dengan Portugal, Cina, dan Turki.
ADVERTISEMENT

Naskah Langka: Tersisa Tiga di Dunia

Naskah Hikayat Aceh tergolong langka. Menurut situs Universitas Leiden, ada tiga manuskrip yang diusulkan ke UNESCO. Dua di antaranya saat ini disimpan di Leiden dan satu lagi di Perpustakaan Nasional Indonesia.
Naskah tertua dan paling lengkap ada di Leiden, yang ditulis sekitar 1675-1700 Masehi. Sebuah salinan yang juga di Leiden ditulis pada 1874. Adapun di Perpustakaan Nasional Indonesia ditulis pada awal abad ke-20. []
Artikel ini pertama tayang di acehkini.id