Masih Ada Senjata Api Ilegal di Aceh, untuk Peredaran Narkoba

Konten Media Partner
5 Oktober 2019 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangdam Iskandar Muda, Teguh Arirf Indratmoko. Foto: Reza Juanda/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pangdam Iskandar Muda, Teguh Arirf Indratmoko. Foto: Reza Juanda/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peredaran senjata api ilegal diduga masih terjadi di Aceh. Sebagian besar senjata api tersebut digunakan untuk meloloskan peredaran narkoba. Sejak Agustus 2018 hingga Oktober 2019, Kodam Iskandar Muda telah menerima 130 pucuk senjata ilegal dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, mengatakan pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat agar jangan menyimpan apalagi menggunakan senjata api ilegal untuk perbuatan kriminal. Tetapi, ia meyakini banyak senjata api ilegal di Aceh digunakan untuk peredaran narkoba.
"Sebenarnya mencegah peredaran senjata api ilegal itu adalah pekerjaan kepolisian, kita hanya membantu saja," kata Teguh usai perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lapangan Hiraq, Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (5/10).
Menurut Teguh, sejak dirinya menjabat Panglima Kodam IM, pada Agustus 2018 hingga sekarang, pihaknya telah menerima penyerahan senjata dari masyarakat sebanyak 130 pucuk. Sebagian besar senjata tersebut masih berfungsi dan merupakan senjata sisa konflik Aceh.
Kodam IM terus berupaya untuk membujuk masyarakat yang menyimpan senjata api agar segera menyerahkan kepada aparat. "Kita harapkan kepada masyarakat secara sadar agar menyerahkan senjata api kepada aparat, baik kepolisian atau TNI. Sehingga tidak digunakan untuk kriminal seperti intimidasi atau hal-hal yang tidak perlu," kata dia.
Pangdam Iskandar Muda memeriksa pasukan dalam upacara HUT TNI ke-74 di Lapangan Hiraq, Lhikseumawe, Aceh. Foto: Reza Juanda/acehkini
Taguh menambahkan, sekarang keamanan dan kenyamanan masyarakat di Aceh sangat baik. Kendati demikian, pihaknya selalu berkomunikasi dengan Kepolisian Daerah Aceh terkait adanya orang-orang yang berupaya memunculkan hoaks untuk menciptakan situasi Aceh seperti di Papua.
ADVERTISEMENT
Sementara terkait adanya kelompok-kelompok yang menamakan diri mujahidin di Aceh, menurut Teguh pihaknya sudah mendeteksi hal itu. Tetapi, sebutnya, kelompok tersebut tidak akan bisa membuat kegiatan yang tidak diharapkan karena masyarakat selalu memberikan informasi kepada aparat.
"Kalau pengamat intelijen berbicara ada kelompok mujahidin di Aceh, di mana-mana di seluruh Indonesia ada. Semua terdeteksi oleh kita dan semua kita ikutin. Insya Allah kalau di Aceh tidak akan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak kita harapkan karena rakyat memberikan informasi tekepada kita," pungkasnya. []
Reporter: Reza Juanda