Melihat Penanganan Kasus Corona di Korea Selatan, Apakah Sama dengan Indonesia?

Konten Media Partner
10 Maret 2020 9:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di salah satu kereta api di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di salah satu kereta api di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seminggu belakangan banyak media internasional yang memuji langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan dalam penanganan Virus Corona, atau COVID-19. Bersamaan dengan meningkatnya kasus tersebut, beragam media internasional mengawasi perkembangannya lebih dekat bagaimana langkah yang dilakukan Pemerintah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan memuji langkah Korea Selatan yang sangat terbuka memberitakan perkembangan COVID-19. Pemerintah Korea Selatan melakukan banyak sekali tes dibandingkan dengan lain. Di sana, tes Corona digratiskan dan setiap harinya ada sekitar 10 ribu orang yang dites. Pengambilan sampel bahkan bisa dilakukan tanpa membuat orang yang diambil sampelnya harus keluar dari mobil.
Tes juga bisa dilakukan oleh rumah sakit atau puskesmas di daerah yang jauh dari kota. Pekan ini juga sudah ada tes kit baru yang akan digunakan. Tes kit baru ini dapat mendeteksi virus walau dalam jumlah kecil dan hasilnya dapat keluar lebih cepat. Banyak hal yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan, sejak mereka mengumumkan kasus pertama kali bersamaan dengan libur tahun baru Seollal pada akhir Januari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Penanganan kasus Virus Corona di Korea Selatan berada di bawah Korean Centers for Disease Control and Prevention (KCDC). Bagaimana pola penanganannya, berikut penelusuran acehkini:
Suasana di Bandara Incheon, Seoul, saat Virus Corona merebak. Foto: Khiththati/acehkini

Transparan

Pemerintah Korea Selatan dinilai sangat transparan dalam mengumumkan jumlah kasus di negara mereka. Hal ini tentu menyebabkan banyak kerugian, namun dianggap sebagai langkah yang patut dipuji karena dapat menanggulangi penyebaran lebih banyak.
Setiap harinya kasus perkembangan Covid 19 di-update oleh pemerintah terkait di website resmi ncov.mohw.go.kr pada pukul 9 pagi dan pukul 4 sore waktu Korea Selatan. Sampai Selasa pagi, 10 Maret 2020, jumlah kasus tercatat sebanyak 7.513, dengan pasien total sembuh sebanyak 247 orang dan meninggal 54 orang, sementara orang yang sudah dites sebanyak 210.144 orang.
ADVERTISEMENT

Call Center dan Pemeriksaan Khusus

Di Korea Selatan, orang yang mempunyai gejala COVID-19 diminta untuk tidak langsung ke rumah sakit, namun menelepon terlebih dahulu call center 1339. Karena di beberapa kasus awal, saat mereka tidak memiliki gejala Virus Corona, tapi datang ke IGD Rumah Sakit dengan gejala penyakit lain, namun saat dilakukan tes virus, maka IGD Rumah Sakit tersebut ditutup sementara untuk disterilisasikan.
Penularan di rumah sakit juga dianggap lebih cepat karena banyaknya pasien yang tidak memilki imun tubuh yang kuat. Setelah menelepon center, nantinya akan ada intruksi selanjutnya.

Sistem Pengumuman Bencana Nasional

Di Korea Selatan ada sebuah sistem yang menurut acehkini cukup unik. Hal ini dilakukan awalnya, hanya jika terjadi bencana nasional atau peperangan. Perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara memang panas dingin, dan sistem ini dibuat untuk peringatan bahaya bagi warga negara. Peringatan ini dikirimkan kepada semua warga melalui Short Message Service (SMS) dengan bunyi alarm.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dalam perkembangan kasus COVID-19, setiap harinya ada beberapa SMS yang masuk dari pemerintah terkait tentang perkembangan kasus, hal-hal yang harus dilakukan dan informasi lain yang dianggap penting.
Suasana di salah satu jalan di Kota Seoul. Foto: Khiththati/acehkini

Pengawasan dan Karantina di Rumah

Pemerintah Korea melalui KCDC melakukan langkah-langkah pengawasan yang ketat terhadap pergerakan orang-orang yang sudah terkonfirmasi COVID-19. Mereka akan ditanya aktivitas mereka dalam beberapa hari yang lalu. Informasi ini secara lengkap akan di-update di web resmi dan semua orang dapat mengetahuinya. Beberapa info yang dianggap penting juga akan dikirimkan melalui pesan singkat agar menjangkau lebih banyak orang dalam waktu cepat.
Selain itu pasien juga akan dicek aktivitasnya melalui CCTV, sehingga siapapun yang pernah ditemui dan diajak berbicara akan mendapat telepon dari KCDC untuk melakukan pengecekan dan karantina di rumah selama 14 hari serta dipantau. Jika mereka menunjukkan gejala, maka KCDC akan membawa pasien ke rumah sakit khusus untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bagi yang berpapasan dalam jarak 3 meter akan mendapatkan SMS dan diharuskan mengecek suhu tubuh berkala setiap harinya. Restoran, Mall, Rumah Sakit dan lainya yang setelah diinvestigasi pernah dikunjungi oleh pasien yang sudah terkonfirmasi akan ditutup untuk proses sterilisasi.
ADVERTISEMENT

Mengurangi Keramaian

Saat mengumumkan penularan pertama kasus, Pemerintah Korea Selatan sempat meliburkan institusi pendidikan untuk memberikan kesempatan kepada mereka melakukan persiapan menyambut kembali para pelajar. Ada beberapa kebijakan yang dilakukan, misalnya setiap koridor sekolah akan melakukan penyemprotan disinfektan dan menyediakan hand sanitizer serta mewajibkan para pendidik dan perserta didik memakai masker saat proses belajar mengajar.
Station Subway memberikan pengumuman tentang pentingnya memakai masker saat berada di dalam station, bahkan mereka awalnya juga menyediakan masker gratis dan hand sanitizer di pintu masuk station.
Setelah kasus meningkat drastis, pemerintah juga menghimbau agak tidak berada di keramaian sehingga semua kegiatan yang mengundang banyak orang dibatalkan atau ditunda seperti konser musik, festival, dan menyarankan perusahaan untuk membuat aturan bekerja di rumah, memperpanjang libur sekolah, melarang adanya unjuk rasa dan lainya. Atas dasar itu juga, beberapa rumah ibadah memutuskan untuk menunda sementara kegiatan seperti gereja, kuil dan masjid.
ADVERTISEMENT

Aplikasi

Untuk saat ini pemantauan perkembangan kasus COVID-19 di Korea Selatan bisa dikatakan sangat terbuka. Warga dengan gampang mengakses beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk tidak berpergian ke tempat yang pernah dikunjungi oleh pasien yang sudah terkonfirmasi. Sejak awal perkembangan kasus, sudah ada aplikasi coronanearby.com lalu ada coronamap.site. Pemerintah juga mengirimkan SMS pergerakan pasien yang terkonfirmasi sebelum dikarantina. Tak lupa juga, ada aplikasi untuk mengecek kesehatan mandiri di self diagnosis.

Mengontrol Distribusi Masker

Panjang dan ramainya antrean dalam memperoleh masker saat jumlah kasus melonjak membuat pemerintah khawatir dengan adanya penularan di saat seperti itu. Sehingga Pemerintah Korea memutuskan tidak mengekspor masker ke luar negeri, memproduksi masker sendiri dan mengontrol proses distribusinya dan menjualnya tanpa keuntungan. Selain itu, juga menindak mereka yang menimbun masker dan penjual yang menaikkan harga tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan sekarang memproduksi 10 juta masker per hari dengan 80 persen bahan baku langsung didistribusikan oleh pemerintah. Masker ini akan dijual di kantor pos serta apotek dengan harga rendah. Untuk mengontrol keramaian saat antre, maka diberlakukan proses ganjil dan genap berdasarkan tanggal lahir yang dibuktikan dengan kartu identitas. Pemerintah Korea juga sedang berupaya meningkatkan produksi hingga 14 juta per harinya.

Jumlah Pemeriksaan

Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan ini juga mendatangkan banyaknya pujian dari banyak media internasional. Ada lebih dari 7.000 orang yang diperiksa setiap harinya. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan negara lain. Tes juga tidak memakan waktu lama.
Sehingga, walaupun jumlah kasus yang ditemukan banyak namun jumlah pemeriksaan juga lebih banyak. Orang yang akan diperiksa juga tidak perlu jauh-jauh ke Rumah sakit dan mengantre panjang. Biaya pemeriksaan yang gratis tentu saja membuat banyak orang dengan suka rela melakukan tes.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Selatan juga tidak mengisolasi kota, hanya mengeluarkan perintah izin kunjungan terbatas dan untuk beraktifitas di rumah di wilayah dengan pasien terkonfirmasi terbanyak. Ada tiga kota dengan kasus terbanyak, salah satunya adalah Kota Daegu, sekitar 237 kilometer dari Seoul, Ibu Kota Korea Selatan. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kepanikan. Proses distribusi makanan dan obat-obatan di ketiga kota itu juga masih berjalan dengan baik.
Banyak hal lain yang dilakukan pemerintah Korea untuk mengurangi penularan dan menjaga masyarakatnya. Semoga masalah Covid-19 ini segera berakhir. Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan tubuh dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan tetap sehat. []