Konten Media Partner

Membaui Jasad di Arus Deras: Kisah Mencari Korban Mobil Terjun ke Jurang

19 Desember 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim pencarian korban di Sungai Lae Kombih, Subulussaalam. Foto: Yudiansyah/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Tim pencarian korban di Sungai Lae Kombih, Subulussaalam. Foto: Yudiansyah/acehkini
ADVERTISEMENT
Pencarian sepekan terhadap para korban kecelakaan mobil terjun ke jurang berhasil menemukan 5 orang penumpang dalam kondisi meninggal dunia. Sementara badan mobil dan 2 korban lainnya masih hilang, sampai Tim SAR gabungan menutup pencarian pada Sabtu (18/12/2021) malam.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan tunggal itu terjadi pada Minggu (12/12) lalu, sebuah mobil Toyota Innova BL 1537 EF dengan 7 orang di dalamnya masuk jurang sedalam sekitar 30 meter di kawasan perbatasan Aceh-Sumut, tepatnya di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTUJ), Kabupaten Pakpak Bharat, Sumut.
Pencarian hari terakhir Sabtu kemarin, acehkini diajak serta Komunitas Arung Jeram Desa Sikelang, Subulussalam, untuk ikut menemukan korban. Sasarannya adalah mengarungi aliran Sungai Lae Kombih yang berarus deras dengan perahu karet.
Bersiap mencari korban. Foto: Yudiansyah/acehkini
Sebelum melakukan aktivitas sekitar pukul 09,00 WIB, tim lebih dahulu memantau lokasi air terjun Kedabuhan, Subulussalam. Di sana terlihat beberapa personel Tim SAR yang sedang siaga memantau lokasi.
Setelah memantau, tim belum menemukan tanda-tanda. Komunitas Arung Jeram, yang pada saat operasi dipimpin oleh Bhabinkamtibmas Aiptu Zulfan, bersiap untuk melakukan briefing dan doa bersama untuk memulai kegiatan mengarungi sungai. Jarak pencarian sekitar 5 kilometer dari lokasi air terjun Kedabuhan, Subulussalam, salah satu objek wisata andalan di sana.
ADVERTISEMENT
"Hari ini pencarian harus lebih ekstra, selain memantau permukaan air gunakan indera penciuman untuk lebih awas lagi. Utamakan keselamatan, semoga Allah melindungi kita dalam misi kemanusian ini," tegas Aiptu Zulfan.
Berdoa agar jasad korban ditemukan. Foto: Yudiansyah/acehkini
Membaui jasad atau bau-bau asing disarankan kepada tim dalam pencarian di arus deras tersebut. Alhasil pada setiap titik yang dilewati, tim menguji ketajaman penciuman.
Briefing selesai, beberapa anggota menurunkan perahu dari bantaran sungai yang penuh bebatuan. Tim dibagi menjadi tiga.
Tim pertama menggunakan perahu karet arung jeram, memantau di tengah aliran sungai. Tim kedua menggunakan river boat, memantau pada kiri dan kanan bagian sungai. Sementara tim ketiga menggunakan perahu rescue yang diawaki 2 orang, berada tak jauh dari kedua tim.
Membaui titk yang dicurigai. Foto: Yudiansyah/acehkini
Seperti arung jeram, begitu masuk sungai langsung disambut arus deras. Di tengah hantaman arus, mata anggota tim tetap awas pada tumpukan kayu, bebatuan besar dan tempat yang dicurigai memiliki potensi jenazah korban tersangkut.
ADVERTISEMENT
Sesekali, tim berhenti ketika melihat sesuatu yang mirip dengan sosok manusia tersangkut di aliran sungai. Satu persatu tim meninggalkan perahu untuk menyisir sungai dari tepian. Salah seorang keluarga korban yang ikut dalam pencarian, juga tampak berdoa saat tim mengambil benda yang dicurigai.
Mengarungi arus deras mencari korban. Foto: Yudiansyah/acehkini
Hingga pukul 16.00 WIB, tim kembali ke lokasi pemandian Desa Sikelang sebagai titik kumpul untuk kegiatan pencarian. Tidak ada temuan terbaru, setelah jasad Amri Lubis (30 tahun), korban kelima berhasil dievakuasi sebelum pencarian menyusur sungai.
Operasi Tim SAR gabungan untuk mencari 2 korban yang belum ditemukan resmi ditutup pada Sabtu, setelah dilakukan evaluasi bersama seluruh pihak yang terlibat, dan keluarga.
Namun, Komunitas Arung Jeram Desa Sikelang tetap siaga memantau di sekitar lokasi pemandian, tempat evakuasi jenazah yang telah ditemukan sebelumnya. []
Mencari korban mobil terjun ke jurang. Foto: Yudiansyah/acehkini
Air terjun Kedabuhan, salah satu lokasi pencarian. Foto: Yudiansyah/acehkini