Mengenal Gutel, Kuliner Aceh Warisan Budaya Indonesia Selain 'Memek'

Konten Media Partner
24 Oktober 2019 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gutel, kuliner khas Aceh. Dok. Panitia PKA ke-VII
zoom-in-whitePerbesar
Gutel, kuliner khas Aceh. Dok. Panitia PKA ke-VII
ADVERTISEMENT
Kuliner khas Aceh, ‘Memek’ asal Kepuluan Simeulue cepat terkenal karena namanya yang unik. Tetapi ada satu lagi kuliner khas Aceh yang baru saja mendapat sertifikat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. ‘Gutel’ namanya.
ADVERTISEMENT
Gutel berasal dari Kabupaten Gayo Lues, mudah ditemukan di sana saat hari-hari besar agama, maupun disajikan saat pesta-pesta perkawinan dan adat. Kuliner ini terbuat dari tepung beras yang dicampur kelapa, gula, dan air.
Pembuatannya, bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk, kemudian membentuknya bulat lonjong sebesar telur ayam, lalu digumpalkan dengan kekuatan tangan. Keahlian menggumpalnya mempengaruhi rasa dan kenikmatan gutel. Bagi yang belum ahli meraciknya, dijamin rasanya akan hambar.
Makanan ini kemudian dibungkus dengan daun pandan, yang bisa tahan selama tiga hari. Kuliner ini di daerah asalnya, kerap menjadi bekal bagi warga yang akan berladang maupun berburu ke hutan. Bahkan makanan ini pernah menjadi cadangan bagi para gerilyawan saat melawan penjajah Belanda.
Gutel kini menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Aceh. Dok. Panitia PKA ke-VII
Makanan ini pernah menjadi idola saat Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-VII digelar di Banda Aceh, Agustus 2018 lalu. Event budaya itu diikuti oleh kabupaten/kota di Aceh. Saat itu, salah seorang penjaga anjungan Gayo Lues, Marni, menjelaskan bahwa gutel telah ada di daerahnya sejak lama.
ADVERTISEMENT
Tingkat kelezatan gutel dipengaruhi tingkat kecintaan pada pembuatnya. “Tingkat kelezatan gutel ini juga terletak pada tingkat kecintaan kita pada si pembuatnya,” jelas Marni saat itu.
Di zaman sekarang, penganan gutel mulai ditinggalkan masyarakat Gayo Lues. Kuliner ini semakin jarang ditemui, hanya ada pada perayaan kebudayaan atau hari tertentu saja, merayakan pesta-pesta.
Menjaga warisan leluhur, gutel kemudian didaftarkan sebagai warisan budaya. Lalu pada 8 Oktober 2019, kuliner khas Aceh tersebut mendapatkan sertifikat WBTB Indonesia, diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo kepada Pemerintah Aceh, di Jakarta.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin menyebutkan hingga saat ini jumlah WBTB yang terima Aceh mencapai 34 karya budaya.
“Mari merawat budaya untuk dan melestarikannya bersama, sebagai warisan kepada generasi ke depan,” harapnya. []
ADVERTISEMENT