Mengenang Toke Leman: Perantau Aceh di Malaysia, Aktif Bantu Perjuangan GAM

Konten Media Partner
3 November 2022 10:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Berita duka, telah meninggal dunia Sulaiman bin Aziz, pada Rabu malam (2/11/2022) di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Beliau adalah perantau Aceh di negeri jiran yang kerap membantu perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masa konflik Aceh.
Toke Leman (kiri) dan penulis (kedua kanan) saat bertemu pimpinan tertinggi GAM, Tgk Hasan Muhammad Di Tiro di Swedia. Foto: dok. TH
Semasa konflik, perantau Aceh di luar negeri khususnya Malaysia menjadi salah satu tulang punggung perjuangan GAM, selain masyarakat Aceh secara umum, maupun kombatan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Para perantau di Malaysia punya peran membantu pengobatan dan merawat orang yang terluka, menampung masyarakat, aktivis, dan mahasiswa yang terpaksa berhijrah karena konflik. Juga bertugas mengumpulkan dana untuk logistik perang dan menggerakkan organisasi perjuangan. Perkumpulan mereka dikenal sebagai Majelis Malaya (Malaysia).
Sebagian perantau di Malaysia mempunyai usaha seperti kedai runcit (kios), restoran dan lain sebagainya. Oleh masyarakat, sering dipanggil dengan Toke. Seorang di antaranya adalah Sulaiman Bin Aziz atau kerap disapa Toke Leman India atau Toke Leman Bombay, karena perawakan yang tinggi dan hitam.
Sekali waktu, saya (penulis) sempat bertanya kepadanya, kenapa dipanggil dengan beberapa nama. Dia menjawab sambil tertawa lebar, “waktu kedai saya dua, dipanggil dengan Leman India, waktu kedai lebih dari dua, baru dipanggil Leman Bombay.”
ADVERTISEMENT
Dalam proses perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan GAM, Majelis Malaya selalu mengirimkan wakil untuk berpartisipasi dalam pertemuan, bahkan sampai ke Eropa. Utusan dari Malaysia, selalu berangkat sendiri, dengan biaya pribadi. Hampir dalam semua pertemuan Toke Leman Bombay ikut hadir.
Toke Leman semasa hidupnya (2005). Foto: dok. TH
Sewaktu perundingan Helsinki sudah pada tahap akhir, utusan perantau di Malaya termasuk Toke Leman ikut berpartisipasi dalam menyaksikan penandatanganan, hingga memberikan masukan baik untuk perundingan dan setelahnya.
Demikian juga ketika pimpinan GAM dari Swedia dan negara lainnya pulang ke Kuala Lumpur, dengan sigap dan sedia, Majelis Malaya mengurus dan menyiapkan logistik yang diperlukan. Pengorbanan mereka luar biasa.
Setelah damai, toke-toke Aceh di Malaysia mencoba membuka hubungan bisnis langsung Aceh-Malaysia. Untuk pertama sekali, mereka menyewa kapal laut dan pulang ke Aceh dengan membawa mobil masing-masing langsung dari Malaysia dalam pelayaran selama 19 jam dari Pulau Pinang ke Krueng Geukueh di Lhokseumawe.
ADVERTISEMENT
Pelayaran ini merupakan yang pertama dalam rangka kerja sama ekonomi antara ASDP Malaysia Sdn. Bhd. dan Aceh World Trade Center Dagang Holding Sdn. Bhd. (AWTC), di mana Toke Leman Bombay menjadi salah seorang pimpinan AWTC.
Pada Minggu lalu, beredar kabar bahwa Toke Leman dirawat di sebuah rumah sakit. Rabu malam, kami mendapatkan kabar bahwa beliau telah berpulang ke Rahmatullah.
Inna lillahi wainna ilaihirajiun, semoga Allah memberikan husnul khatimah kepada almarhum pejuang ini. Kami turut berduka cita. []
Penulis: Munawar Liza Zainal (mantan juru runding GAM dalam perjanjian damai di Helsinki, Finlandia)