Konten Media Partner

Mengunjungi Dargah Nizamuddin, Makam Keramat di India

6 Oktober 2019 18:36 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Depan Dargah Nizamuddin. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Depan Dargah Nizamuddin. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Satu sekuel dalam film Bollywood, Bajrangi Bhaijaan yang diproduksi tahun 2015, menggambarkan betapa warga menganggap tempat ini keramat.
ADVERTISEMENT
“Sudah saya bilang sebelumnya bahwa Shahida harus dibawa ke Hazrat Nizamuddin Auliya di Delhi, sampai di sana orang bisupun bisa berbicara, saat berusia lima tahun saya juga tidak bisa bicara dan di bawa kesana,” demikian percakapan sebuah adegan berlatar sebuah desa di Pakistan dalam film itu.
Selanjutnya, penonton diiringi dengan lantunan qawwali ke Delhi, tepat di Dargah Nizamuddin. Sebuah makam keramat, dan konon paling dihormati Sultan Delhi dulunya.
Syed Muhammad Nizamuddin Auliya merupakan ulama sufi dari tarekat Chistiah, salah satu sufi paling terkenal di India. Seperti pendahulunya, Fariddudin Ganjshakar, Qutbuddin Bathtiyar dan Moinuddin Chishti, ia juga menyebarkan pesan-pesan agama dengan jalan damai.
Adegan Bajrangi Bhaijaan. Foto: IMDb
Ajarannya menekankan kepada cinta sebagai sarana dakwah dan menjadi dekat dengan sang pencipta. Ia mengajarkan kebaikan-kebaikan dalam agama Islam yang kemudian membuat orang banyak jatuh hati.
ADVERTISEMENT
Nizamuddin lahir di Badayun, Uttar Pradesh pada 1238 Masehi. Setelah ayahnya meninggal, ia memutuskan merantau ke Delhi, belajar agama langsung kepada Fariddudin Ganjshakar di Punjab. Nizamuddin muda kemudian menetap di Ghiyaspur, sebuah tempat tenang di kota Delhi.
Makam Nizamuddin, perempuan dilarang masuk. Foto: Khiththati/acehkini
Ia membangun pengajiannya di sini. Setiap harinya, ratusan masyarakat disediakan makanan gratis. Siapa saja bisa datang baik yang miskin maupun kaya. Ia juga memberikan pendidikan spiritual. Tak lama setelahnya, tempat ini terkenal ke seluruh negeri. Orang datang untuk menuntut ilmu, banyak di antara muridnya yang menjadi cendikiawan, ulama, musisi dan penyair di istana kesultanan Delhi. Seperti Nasiruddin Chirag dan Amir Khusro.
Walaupun Nizamuddin percaya pada ide sufi tradisional, namun dalam melaksanakan dakwah ia mempunyai caranya tersendiri. Di antaranya, ia tidak setuju dengan kedekatan yang terlalu erat antara kerajaan dan tokoh ulama. Ia lebih dekat dengan kaum miskin dan tertindas, mengadopsi sikap tidak kompromi terhadap semua penindasan.
Kelompok kecil qawalli. Foto: Khiththati/acehkini
Nizamuddin juga mendukung musik yang sebagian ulama menganggapnya tidak Islami. Baginya, peran musik bisa menjadi jembatan di antara masyarakat yang berbeda. Ia juga tidak suka menceritakan tentang keramat pada publik. Terkenal murah hati dalam menerima murid, tak heran ia selalu dikelilingi semua lapisan masyarakat. Ajarannya ini kemudian dikenal sebagai tarekat Chistiah Nizami.
ADVERTISEMENT
Ketenaran Nizamuddin tak tertandingi di masanya walaupun banyak tokoh sufi lain di zaman itu. Dalam kariernya selama 70 tahun menjadi sufi, ia menyaksikan tujuh periode pemerintahan kesultanan Delhi. Raja sangat menghormatinya.
Penjual kain kaligrafi. Foto: Khiththati/acehkini
Suatu ketika, Sultan Qutbuddin Mubarak Shah, memanggil semua ulama di kerajaan. Dia memerintahkan bahwa mereka harus berdoa untuknya di masjid yang ia bangun seminggu sekali. Nizamuddin tidak pernah memenuhi undangan tersebut. Sultan marah, dan melarang orang-orang untuk pergi ke pengajiannya. Namun Nizamuddin tidak membalas kemarahan tersebut. Tetap tenang dan melanjutkan aktifitasnya.
Dia meninggal pada 3 April 1325. Makamnya terletak di wilayah Nizamuddin, tempatnya berdakwah. Makam ini awalnya dibuat oleh Sultan Delhi, Muhammad bin Tuglaq sebagai rasa hormat. Sang raja juga merupakan pengikut setia Nizamuddin.
Masjid di depan Makam Nizamuddin. Foto: Khiththati/acehkini
Namun bangunan yang ada sekarang merupakan kontruksi tahun 1562. Peziarah lintas agama ramai berkunjung kemari setiap tahunnya. Terutama saat perayaan URS atau peringatan kematian. Acara ini digelar setiap tahunnya pada tanggal 17 dan 18 Rabiul Akhir dalam penanggalan Hijriah.
ADVERTISEMENT
Area di lokasi ini kemudian dikenang atas namanya di pusat kota New Delhi. Dibagi menjadi empat bagian yaitu Dargah Nizamuddin, Nizamuddin East, Nizamuddin West dan stasiun kereta Hazrat Nizamuddin.
***
Lorong masuk ke dargah. Foto: Khiththati/acehkini
Perempuan asal Aceh di India, Hayani sering datang ke kawasan ini untuk membeli daging halal. Ia terkadang juga beli beberapa jajanan yang dipajang di gang kecil itu. “Di sini juga ada samosa manis yang jarang ada di tempat lain,” katanya saat bertemu acehkini, akhir Agustus 2019 lalu.
Kawasan ini memang selalu ramai. Hayani juga sering makan bersama keluarga di sini. “Makanannya enak, walaupun tempatnya sederhana, kalau ada tamu juga sering kami ajak,” jelasnya yang telah beberapa tahun tinggal di India.
ADVERTISEMENT
“Pokoknya kalau ke Delhi harus main ke area Nizamuddin, lagi pula di dekat sini juga banyak objek wisata lain, di depan tinggal jalan kaki ada Hamayun Tomb,” sambungnya lagi.
Penjual di kiri-kanan lorong masuk ke dargah. Foto: Khiththati/acehkini
Di area Nizamuddin, penjual baju kurta, peci, wewangian, makanan hingga bunga memadati kanan kiri lorong. Sesekali terlihat laki-laki membawa bunga, memakai peci putih dan celak hitam pekat di matanya. Mereka berjalan cepat menuju tempat ziarah.
Lantunan musik qawwali juga terdengar dari kejauhan. Makin jauh berjalan sekalin banyak penjual peralatan doa. Bahkan mereka juga memajang gambar-gambar kota Makkah. Beberapa membawa dupu dan peralatan doa yang sedikit berbeda.
Penjual bunga untuk doa di makam. Foto: Khiththati/acehkini
Masuk ke Dargah, pengunjung harus menitipkan alas kaki sebelum menginjakkan kaki di lantai marmer. Ada banyak kuburan lain di komplek tersebut, di antaranya milik anak kesayangan Sultan Shah Jahan Mughal bernama Jahanara Begum, Muhammad Shah Rangila, seorang penguasa di abad ke 18. Lalu makam cantik Atqah Khan, bangsawan yang istrinya merupakan pengasuh Sultan Akbar Mughal. Juga makam Amir Khusro, seorang penyair terkenal dan murid kesayangan Nizamuddin.
ADVERTISEMENT
Berjalan lebih lanjut, beberapa penyanyi qawwali duduk bersila di depan sebuah paviliun putih dari marmer. Kubah tunggal di atasnya berwarna putih dengan dinding kuning emas. Tepat di depan makam ada sebuah masjid, Jamaat Khana namanya. Warna merahnya sangat kontras dengan dargah yang putih. Beberapa peziarah sedang melakukan salat di sana.
Halaman Dargah NIzamuddin. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian teras dargah dipadati ibu-ibu yang duduk sambil berdoa dan zikir. Sebagian yang lain mengikatkan tali berwarna kuning dan merah di kisi-kisi layar makam. Perempuan tidak boleh masuk ke ruang makam. Mereka hanya melihat dari celah-celah itu. Beberapa orang di dalam membentangkan kain doa yang dibeli peziarah, menabur bunga kemudian keluar dan mengikat tali.
Tali itu kabarnya sebagai pengingat doa yang sudah dipanjatkan. Tak jauh dari situ, tepatnya di pojok halaman dargah, beberapa perempuan membakar dupa.
ADVERTISEMENT
Membakar dupa di sana bukan pelanggaran, karena Dargah Nizamuddin menjadi tempat ziarah semua agama di India. Walaupun sang ulama sendiri tidak suka menceritakan tentang kekeramatan, namun ada saja kabar yang kemudian menjadi buah bibir dan orang berbondong bondong datang kemari. Menganggap makamnya keramat, doa-doa di sana selalu terkabul.
Teras di luar makam. Foto: Khiththati/acehkini
Lantunan qawwali di sini menenangkan hati. Beberapa film Bollywood bahkan melakukan pengambilan gambar langsung di sini untuk mendapatkan lantunan lagu dan musik yang syahdu. Sebut saja lagu Arziyan dari film Delhi 6. AR Rahman khusus menciptakannya untuk memberi penghormatan kepada Nizamuddin Auliya.
Begitu juga lagu Kun Faya Kun dalam film Rockstar. Aktor Ranbir Kapoor dalam film tersebut belajar musik qawwali di sini. Aawan Akhiyan Jawan Akhiyan dari film Ahista Ahista, juga film terkenal Bajrangi Bhaijaan.
ADVERTISEMENT
Tertarik datang kemari saat berada di New Delhi? Tinggal naik auto atau Delhi metro dan turun di statiun Harzrat Nizamuddin Dargah. Waktu terbaik adalah malam Jumat, saat lantunan qawwali akan menemani pengalaman spiritual ini. []
Group qawwali dan warga yang berdoa di Dargah NIzamuddin. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati