Konten Media Partner

Menjelajahi Amer Fort, Benteng Berarsitektur Megah di Jaipur, India

10 Oktober 2019 10:13 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amer Fort di Jaipur, Rajasthan, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Amer Fort di Jaipur, Rajasthan, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Jaipur, Ibu Kota Rajasthan, India, terkenal dengan infrastrukturnya yang spektakuler serta situs peninggalan sejarah berukiran batu dan lukisan dinding yang rumit. Salah satunya adalah Amer Fort yang terletak di wilayah Amer, 11 kilometer dari pusat Kota Jaipur.
ADVERTISEMENT
Berada di atas Bukit Aravali, Benteng Amer Fort terlihat gagah dari kejauhan. Amer adalah salah satu istana yang paling megah di India. Arsitektur penting pada masa lalu. Istana besar ini memiliki benteng yang panjang dan menjalar di bukit sekitarnya.
Benteng di atas bukit. Foto: Khiththati/acehkini
Amer, merupakan kota kecil yang dibangun oleh suku Meenas. Banyak sejarah penamaannya, di antaranya menyebutkan namanya berasal dari kata Ambikeswar, nama lain dari Dewa Siwa. Namun penduduk juga percaya, nama bangunan tersebut berasal dari nama Amba, gelar untuk Dewi Durga.
Namanya kemudian diganti menjadi Dhundar, saat kawasan itu diperintah oleh Dinasti Kachhwahal selama abad 11 sampai 16 Masehi. Setelah itu, ibu kota kerajaan pindah ke Jaipur. Pada tahun 1592, Raja Man Singh I membangun benteng dengan tujuan, agar nantinya bisa ekspansi dan renovasi yang berkelanjutan oleh penerusnya.
Naik gajah di Amer Fort. Foto: Khiththati/acehkini
Raja mengutus seorang jendral terpercaya untuk memulai proses pembangunan tak jauh dari Istana Kadimi Maha, istana paling tua di Rajasthan. Sebuah kuil juga dibangun di dalam istana, persembahan untuk Dewi Sheela Mata yang dipercaya sebagai pelindung. Setelah itu benteng Amer menjadi tempat tinggal utama penguasa Rajput.
ADVERTISEMENT
Bangunan ini megah dengan lorong-lorong seperti labirin, dengan bahan dasar batu pasir merah muda dan kuning. Amer Fort memiliki arsitektur campuran antara Hindu tradisional, Rajaputana dan Mughal. Dikerjakan dengan estetika tinggi, memadu marmer dan batu pasir merah. Banyak lukisan rumit menghiasi bangunan.
Kota Amer dari atas benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Para wisatawan di Amer Fort. Foto: Khiththati/acehkini
Jelajah Amer Fort, sangat seru. acehkini mengunjungi tempat tersebut pada akhir Agustus 2019 lalu. Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk mendaki ke benteng. Naik gajah, mobil, atau berjalan kaki. Kami memilih opsi terakhir, sambil menikmati perjalanan dengan pemandangan indah. Cukup bayar tiket 500 rupee, wisatawan siap berpetualang.
Benteng utama dibagi empat bagian. Masing-masing dilengkapi pintu utama dan halaman yang terpisah. Gerbang utama diberi nama Suraj Pol yang berarti pintu matahari. Mengarah ke halaman luas, menghadap langsung ke matahari terbit di celah bukit.
Siswa berwisata ke Amer Fort. Foto: Khiththati/acehkini
Saat menaiki tangga, pengunjung akan langsung menuju ke kompleks istana dengan halaman cantik bernama Jaleb Chowk. Taman ini dulunya digunakan oleh para tentara memamerkan harta rampasan perang mereka. Para perempuan kerajaan mengintipnya dari jendela-jendela yang ada di sekitar.
ADVERTISEMENT
Bagian selanjutnya adalah Diwan E Aam atau ruang audiensi publik. Konstruksinya berada di lantai dua benteng. Aula besar yang terbuka di tiga sisinya dengan kaca mozaik yang luas. Berdiri di atas dua kolom pilar. Ada patung gajah juga di situ. Juga ada lingkungan khusus kerajaan dengan pintu indah bernama Ganesh Pol.
Taman di kompleks Amer Fort. Foto: Khiththati/acehkini
Ganesh Pol, pintu masuk istana. Foto: Khiththati/acehkini
Sheesh Mahal atau istana kaca adalah daya tarik paling indah di seluruh kompleks. Dinding dan langit-langitnya mempunyai ukiran kaca dan lukisan bunga yang indah. Sheesh Mahal memberikan ilusi yang indah. Beberapa pengunjung sempat berbisik bahwa jika menyalakan dua lilin di aula. maka langit-langitnya akan terasa seperti padang bintang yang berkilau.
Sukh Mahal adalah aula lain yang dibangun berseberangan dengan Sheesh Mahal dengan kayu cendana dan gading. Di sini banyak sumber air yang mengalir di bawahnya. Fitur lain yang menonjol di Benteng Amer adalah magic flower, yang diukir dari marmer. Juga ada ukiran halus patung Ganesh yang terbuat dari kerang. D isisi selatan istana terdapat bangunan tertua di sini, dan bilik yang pernah digunakan oleh Raja Man Singh I.
Halaman Suraj Pol. Foto: Khiththati/acehkini
Tingkat terakhir benteng dibangun untuk area perempuan kerajaan, tempat ini memiliki halaman dikelilingi beberapa kamar. Terdapat juga aula yang disebut sebagai Jas Mandir, digunakan sebagai ruang audiensi khusus. Pintu keluar utama mengarah langsung ke kota Amer. Ada juga sebuah terowongan kuno yang menghubungkan Istana Amer dengan Benteng Jaigarh yang terletak beberapa kilometer dari sini.
Kamar-kamar untuk perempuan. Foto: Khiththati/acehkini
Berkeliling benteng yang luas ini menghabiskan waktu dua hingga tiga jam, beberapa pintu gerbangnya langsung menghadap ke Danau Maotha, tepat di depan benteng. Setiap harinya ada sekitar lima ribu pengunjung datang kemari. Benteng Amer termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO, sebagai bagian dari benteng-benteng di bukit Rajastan bersama lima lainnya.
ADVERTISEMENT
Belum puas menikmati benteng, tunggu saja sampai malam. Ada pertunjukan cahaya dan suara selama 50 menit tentang sejarah Jaipur dan Amer. Namun selama pertunjukan, dilarang memotret dan merekam gambar. Pertunjukan ini digelar untuk menghidupkan kembali sejarah dan budaya serta tradisi. Menampilkan beragam kisah legenda lokal, cerita rakyat dipadu musik tradisional.
Kompleks benteng terhubung ke danau. Foto: Khiththati/acehkini
Danau Maotha di dekat benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Benteng ini juga tampil dalam beberapa film Bollywood berlatar belakang sejarah. Sebut saja film Bol Bachan, kemudian Veer yang dibintangi Salman Khan, juga film Khoobsurat. Selanjutnya lagu Mohe Rang Do Laal berlatar belakang istana Amber dalam film Bajirao Mastani, diperankan apik oleh Depika Pandukone.
Paling terkenal tentu saja Jodha Akbar yang diperankan oleh Hritrik Roshan dan Aiswariya Rai. Mereka menyewa istana ini selama lima hari untuk kebutuhan syuting. Beberapa propertinya juga masih bisa dilihat di sini.
Lukisan di bagian depan istana. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian dinding istana kaca. Foto: Khiththati/acehkini
Penasaran berkunjung ke sana? Jangan lupa datang lebih awal, menyewa pemandu wisata untuk tahu lebih banyak, dan sempatkan diri untuk menonton pertunjukan jalanan di sini seperti tarian, nyanyian dan suling ular, serta siapkan uang kecil buat tip mereka. []
ADVERTISEMENT