Menjemput Keutamaan Salat di Masjid Nabawi

Konten Media Partner
3 April 2019 21:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah di dalam Masjid Nabawi. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah di dalam Masjid Nabawi. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Pukul 2 dini hari, Taf Haikal sudah keluar dari kamar. Berpakaian rapi, mulai dari celana hingga peci, semuanya berwarna putih bersih. Sehelai sorban tak lupa dia lilitkan ke leher. Dia pun bergegas menuju Masjid Nabawi, yang jaraknya hanya dua ratusan meter dari tempatnya menginap.
ADVERTISEMENT
Seperti jemaah lainnya di sana, dia pun hendak mengantri untuk salat subuh di Raudhah, tempat yang diyakini paling mustajabah untuk memanjatkan doa. Raudhah atau Taman Surga ini lokasinya bersisian dengan Makam Rasulullah, Abubakar dan Umar bin Khattab.
Taf Haikal termasuk beruntung. Di hari terakhirnya di Madinah, Rabu (3/4), ia berkesempatan menunaikan salat subuh di Taman Surga itu. "Alhamdulillah, tadi bisa lama di sana," kata pria yang baru pertama kali menunaikan umrah ini. Ia mengaku puas meski sempat mengantri hampir dua jam.
Di Raudhah, para jemaah biasanya hanya diizinkan selama 30 menit, untuk menunaikan salat sunat dan berdoa. Namun, jika peziarah sudah berada di lokasi ini saat masuk waktu adzan, petugas akan membiarkan saja mereka melaksanakan salat sunat dan dilanjutkan mengikuti shalat berjamaah. Sementara semua pintu masuk telah ditutup.
Taf Haikal mengambil air wudhu di Masjid Nabawi. Foto: Suparta/acehkini
Waktu salat subuh di Raudhah tergolong istimewa. Itulah mengapa para jemaah rela melakukan antrean hingga berjam-jam. Mereka diizinkan terus berada di Taman Raudah, hingga tiba waktu Dhuha. Biasanya, kesempatan panjang ini dipergunakan peziarah untuk berdoa dan juga membaca kalam ilahi.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tempat yang di antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR. Bukhari). Inilah alasan yang membuat lokasi ini tak pernah sepi dari para jemaah.
Kawasan Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau muda, berbeda dengan warna karpet di ruangan lain di dalam Masjid Nabawi. Di ruangan lain di dalam masjid Nabawi lebih dominan karpet berwarna merah. Selain itu, kawasan Raudhah memiliki 5 pilar atau tiang berwarna putih dengan atap yang berhiaskan ornamen kaligrafi klasik.
Masjid Nabawi sendiri merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW. Sementara masjid pertama yang dibangun Nabi adalah Masjid Quba, berada di kampung pertama disinggahi Nabi dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
ADVERTISEMENT
Masjid Nabawi kini berdiri kokoh di bekas rumah Nabi Muhammad, rumah yang menjadi tempat tinggalnya setelah hijrah ke Madinah. Nabi turut membangun rumah Allah ini dengan tangannya sendiri bersama para sabahat dan kaum muslimin, dari dari golongan anshar maupun muhajirin.
Para jemaah masuk ke dalam masjid. Foto: Suparta/acehkini
Suasana di kawasan Masjid Nabawi pada malam hari. Foto: Suparta/acehkini
Awalnya, masjid tersebut hanya berukuran sekitar 50 meter × 50 meter, dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter. Temboknya dibuat dari batu bata dan tanah. Atapnya berupa daun kurma, sementara tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Kala itu, sebagian atapnya dibiarkan terbuka.
Renovasi masjid ini pertama kali dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab tahun 17 hijriah, lalu dilanjutkan oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 hijriah. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 meter persegi pada tahun 1372 H.
ADVERTISEMENT
Kemudian, perluasan masjid ini dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd, pada tahun 1414 H. Kini masjid Nabawi dapat menampung sekitar 535 ribu jemaah. Masjid Nabawi dikenal sebagai tempat paling suci kedua bagi umat Islam, setelah Masjidil Haram di Mekkah.
Selama di Madinah, seperti para penziarah dari berbagai negara, Taf Haikal selalu berusaha datang ke masjid lebih awal. Sebelum azan berkumandang, ia sudah tiba di masjid melaksanakan salat sunat dan salat fardhu.
Jemaah menikmati air sumur zamzam yang disediakan gratis oleh petugas. Foto: Suparta/acehkini
Taf Haikal minum air sumur zamzam yang disediakan gratis untuk jemaah. Foto: Suparta/acehkini
Taf Haikal memimpin rombongan 93 ulama, marbut juga guru mengaji dari Aceh yang sedang melakukan ibadah umrah, sedekah dari Surya Paloh, melalui Partai Nasdem Aceh. Di dalam masjid mereka tampak kusyuk melaksanakan ibadah, baik wajib maupun sunat.
ADVERTISEMENT
Masjid Nabawi ini memiliki banyak keutamaan. Dalam sebuah riwayat seperti dikisahkan oleh Jabir RA, Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam salah satu hadits, "Satu kali shalat di masjidku ini lebih besar pahalanya dari seribu kali shalat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya."
Hadits itu pula yang mendorong Taf Haikal bergegas ke masjid saat jarum jam menunjuk pada angka 2 dini hari. []
Seorang jemaah sedang kusyuk berdoa di dalam Masjid Nabawi. Foto: Suparta/acehkini
Reporter: Suparta (Arab Saudi)