'Minor' Film Aceh Documentary Masuk Nominasi FFI 2019

Konten Media Partner
13 November 2019 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vena Besta Klaudina (kiri) dan Takziyatun Nufus, sutradara Minor. Dok. Aceh Documentary
zoom-in-whitePerbesar
Vena Besta Klaudina (kiri) dan Takziyatun Nufus, sutradara Minor. Dok. Aceh Documentary
ADVERTISEMENT
Film produksi Aceh Documentary yang berjudul "Minor" kembali masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2019 untuk kategori film dokumenter pendek. Ini merupakan kali kedua film dari Aceh yang masuk nominasi Festival Film Indonesia, setelah film dokumenter berjudul 1880 MDPL pada tahun 2016 dalam nominasi kategori film dokumenter pendek.
ADVERTISEMENT
Film yang disutradarai oleh sineas perempuan Aceh, Vena Besta Klaudina dan Takziyatun Nufus ini berkisah tentang seorang remaja kristiani yang hidup di Aceh. Film "Minor" selesai diproduksi pada pertengahan Agustus 2019, merupakan program Aceh Documentary Competition 2019.
Direktur Aceh Documentary, Faisal Ilyas, mengatakan sudah menjadi misi dari Aceh Documentary untuk memajukan perfilman Aceh di nasional dan internasional. “Salah satunya dengan cara mengirim karya film yang disutradarai langsung oleh pemuda-pemudi Aceh ke festival film baik tingkat nasional dan internasional,” katanya Rabu (13/11).
Festival Film Indonesia adalah salah satu Festival Film bergengsi di Indonesia yang memberikan apresiasi kepada karya film, baik fiksi maupun dokumenter. Selain itu, FFI juga memberikan anugerah kepada setiap insan perfilman di Indonesia.
Sekuel Film Minor. Dok. Aceh Documentary
Film dokumenter "Minor" bersaing dalam nominasi kategori film dokumenter pendek bersama empat film lainnya untuk menjadi film dokumenter pendek terbaik. Empat film tersebut antara lain; 50:50 karya Rofie Nur Fauzie, Diary of Cattle karya David Darmadi & Lidya Afrilita, Rumah Terakhir karya Thyke Syukur, dan Sejauh Kumelangkah karya Ucu Agustin.
ADVERTISEMENT
"Aceh Documentary akan terus mencetak sutradara muda dan karya-karya film yang mampu mengangkat sinema Aceh di kancah perfilman nasional dan internasional," ujar Faisal Ilyas.
Menurutnya, dalam tujuh tahun terakhir telah meluluskan puluhan sutradara muda dari berbagai daerah di Aceh melalui program Aceh Documentary Junior dan Aceh Documentary Competition.
Selain masuk nominasi Festival Film Indonesia, karya-karya film produksi Aceh Documentary juga telah memenangkan berbagai kategori pada festival film di Indonesia, seperti Festival Film Dokumenter Jogjakarta, Malang Film Festival, Festival Film Surabaya, dan lainnya. Film-film Aceh Documentary juga sudah diputar di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. []