Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Nasib Pengolah Ikan Asin di Aceh Barat yang Terdampak Pandemi Corona
10 Juni 2020 17:55 WIB
ADVERTISEMENT
Di bawah sinar matahari yang tak terlalu terik, ikan-ikan yang telah dibelah berjejer rapi di atas ancak--tempat penjemuran. Ancak didirikan di tanah kosong. Bau anyir tercium kuat ketika berada di tempat pengolahan ikan asin itu di kawasan pesisir pantai Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat , Aceh.
ADVERTISEMENT
Tak terpaut jauh dari ancak, terdapat sebuah bangunan berukuran sekitar 10x8 meter. Di sana beberapa orang tampak sibuk bekerja, di antaranya mencuci, memindahkannya, hingga menyusun ikan ke atas ancak.
”Akhir-akhir ini hasil produksi ikan asin mengalami penurunan, karena selama pandemi COVID-19 kami terkendala pemasaran,” ujar Ridwan, pemilik usaha pengolahan ikan asin itu kepada acehkini, pada Rabu (10/6).
Ridwan sudah 7 tahun mengelola tempat pengolahan ikan asin itu. Sambil berbincang dengan acehkini, ia tangkas menata ikan yang sudah dibelah ke atas ancak. Pada Rabu pagi itu, ia mengenakan kaus putih dipadu jin krem.
Ridwan mengaku pandemi COVID-19 yang merebak hingga ke Aceh beberapa bulan terakhir sangat mempengaruhi usaha pembuatan ikan asin miliknya. Pasalnya hasil produksi ikan asin yang melimpah tidak sebanding dengan permintaan yang menurun drastis.
ADVERTISEMENT
Tak jarang ikan asin hasil olahan yang tidak laku ikut membusuk. “Kardus itu berisi puluhan kilogram ikan asin yang busuk karena tidak laku di pasar,” ujar Ridwan sembari menunjuk kardus yang tak jauh darinya.
Menurut Ridwan, sebelum COVID-19 merebak, tempat pengolahan ikan asin miliknya itu mampu memproduksi ratusan kilogram hingga satu ton ikan asin setiap hari. Namun, kini jumlah produksinya menurun sebab Ridwan tak ingin merugi karena pengiriman ke luar Aceh terbatas.
”Walaupun sekarang bahan baku tergolong murah, tapi saya tak berani mengambil risiko, karena selama dua bulan terakhir kerugiannya berkisar hingga Rp 60 juta," tutur Ridwan.
Akibat produksi yang menurun tersebut, Dewi Irawan, istri Ridwan, mengimbuhkan ia bersama suami memutuskan untuk merumahkan sebagian pekerja.
"Sebelumnya di tempat kami ada 15 pekerja, tapi sekarang kami hanya mampu mempekerjakan 6 orang saja, itu pun tidak setiap hari,” ujar Dewi.
ADVERTISEMENT
Dewi berharap pemerintah membantu pendistribusian hasil pengolahan ikan asin di kawasan itu agar tak terus merugi.[] Siti Aisyah