Nikmatnya Cokelat Asli Aceh di Kedai Socolatte, Pilihan Selain Ngopi

Konten Media Partner
11 Juni 2019 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minuman cokelar di Kedai Socolatte, Pidie Jaya, Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Minuman cokelar di Kedai Socolatte, Pidie Jaya, Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
ADVERTISEMENT
Kedai cokelat masih jarang di Aceh. Di tengah kepungan warung kopi, Socolatte menjadi pilihan bagi warga yang lelah di perjalanan. Menjadi satu-satunya di Aceh dengan produk asli lokal.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan balik ke Banda Aceh, usai menikmati lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah di kampung halaman Kabupaten Bireuen, istri dan anak-anak saya menawarkan sebuah solusi rehat di kedai cokelat Socolatte. Di tengah padatnya lalu lintas karena arus balik, kami singgah sejenak di sana setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Butuh waktu 2-3 jam lagi untuk sampai ke Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh.
Halaman Kedai Cokelat Socolatte mulai padat, memasuki siang pada Minggu (9/6/2019) lalu. Penjaga parkir sibuk mengarahkan mobil, dan sepeda motor yang singgah. “Lumayan ramai, karena banyak yang singgah. Lagi pula masih dalam suasana lebaran,” kata petugas parkir.
Pengunjung Kedai Socolatte saat lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Aroma cokelat mengisi ruangan saat kami memilih tempat duduk. Hitungan detik, pelayan menyodorkan menu dengan aneka minuman berbahan cokelat. Saya memesan kopi cokelat, istri dan anak-anak memesan cokelat dingin. Menu makan tak banyak tersedia, kami memilih mie instan yang dimasak memakai bumbu mie Aceh.
ADVERTISEMENT
Hidangan diantar ke meja. Saya langsung mencoba, nikmatnya seakan mampu mengusir lelah menyetir lama. Segar dalam aroma cokelat yang kental.
Minuman cokelat produksi Kadai Socolatte. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Azan duhur berkumandang, pelanggan semakin padat memenuhi kursi-kursi di warung yang asri dengan pohon-pohon rindang. Selain menikmati minuman di sana, sebagian tamu juga membeli bubuk cokelat dan cokelat batangan yang dijual di sana.
Kedai Cokelat Socolatte, terletak di Kabupaten Pidie Jaya, tepatnya di Desa Musa Baroh, Kecamatan Bandar Baru atau sekitar 136 kilometer dari Kota Banda Aceh.
Papan petunjuk Kedai Socolatte, 100 persen memakai kakao Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Pemiliknya adalah Irwan Ibrahim, petani kakao di sana yang merintis usahanya sejak 2010. “Bahan baku dari para petani di Pidie dan Pidie Jaya, saya coba olah dengan mesin. Awalnya hanya bubuk cokelat untuk minuman,” katanya kepada acehkini.
ADVERTISEMENT
Pengolahan secara teknis saat merintis, ikut dibantu sebuah lembaga dari Jepang. Irwan mengakui semua bahan baku diambil dari lokal. Kawasan Kabupaten Pidie, dan Pidie Jaya dikenal menghasilkan cokelat bermutu baik. Berbagai program pemerintah dan donor asing telah digulirkan di sana untuk mengembangkan petani kakao.
Bagian depan kedai, ada spot untuk berfoto. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Tempatnya nyaman, betah berlama-lama. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Usaha berkembang, Irwan memperbanyak produknya. Selain bubuk cokelat, juga permen cokelat, brownies cokelat, bahkan timphan cokelat. Timphan adalah kue khas Aceh yang diolah dengan memakan tepung dan berbungkus daun pisang.
Saat ini, Kedai Socolatte mampu mengolah 1 ton lebih kakao per bulan untuk menjadi minuman dan makanan. “Dulu tidak ramai seperti sekarang. Sampai tiga tahun pertama, baru lumayan ramai setelah banyak diketahui warga,” katanya.
Beberapa produk cokelat di Kedai Socolatte. Foto: Suparta/acehkini
Banyak pesanan dari luar ingin mencicipi produknya. Hingga Kedai Socolatte tak mampu memenuhi permintaan. Alasannya produksi terbatas karena mesin pengolahan juga masih terbatas. “Kalau lebaran seperti saat ini, permintaannya bisa naik tiga kali lipat,” jelas Irwan.
ADVERTISEMENT
Di Aceh, Kedai Cokelat Socolatte menjadi satu-satu yang mengolah kakao petani untuk dinikmati sebagai minuman dan makanan. Saban hari ramai, menjadi alternatif pilihan warga Aceh selain kopi. []
Kedai Socolatte, ramai pengunjung saat lebaran. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Reporter: Adi Warsidi