Partai Aceh Tutup Mubes, Malik Mahmud dan Mualem Sampaikan Pidato Perjuangan

Konten Media Partner
27 Februari 2023 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penutupan Mubes ke-III Partai Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Penutupan Mubes ke-III Partai Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Musyawarah Besar (Mubes) Partai Aceh (PA) berakhir pada Ahad malam (26/2/2023) di Hermes Palace Hotel Banda Aceh. Para tokoh partai dan kader hadir di acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Seremonial penutupan diisi dengan pidato mantan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Malik Mahmud Al-Haythar dan Muzakir Manaf alias Mualem. Kedua tokoh itu berbicara panjang terkait sejumlah isu, mulai dari perjuangan bersenjata hingga bertransformasi menjadi partai politik, serta terkait persiapan pemilu 2024.
Tgk Malik Mahmud yang menjabat sebagai Tuha Peut partai, dalam pidatonya menyebutkan, butir-butir MoU Helsinki harus terus diperjuangkan dalam upaya membangun Aceh yang bermartabat dan sejahtera. MoU Helsinki adalah nota kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk mengakhiri konflik, ditandatangani usai perundingan damai di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005.
"Kami ingatkan kepada pengurus partai ke depan bahwa tugas dan tanggung jawab utama Partai Aceh sebagai pengemban amanah untuk memperjuangkan serta mengawal implementasi MoU Helsinki," kata Malik Mahmud.
ADVERTISEMENT
Malik Mahmud juga menyampaikan selamat kepada Partai Aceh atas suksesnya penyelenggaraan Mubes sehingga telah terpilihnya pengurus baru untuk periode 2023-2028. "Semoga bendera Partai Aceh kembali berkibar ban sigom Aceh dan memenangkan Pemilu 2024," ujar Tgk Malik.
Tgk Malik Mahmud Al-Haythar menyampaikan pidato. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Sementara itu Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan, Mubes Partai Aceh telah melahirkan program-program kerja yang akan menjadi tugas bagi kepengurusan partai Aceh ke depan.
"Mubes juga telah berhasil melakukan Pemilihan ketua umum secara Demokratis. Bahkan sangat demokratis saya kira, karena dilakukan dengan cara suara bulat 100 persen mendukung satu Ketua Umum," katanya yang kerap disapa Mualem.
Menurutnya, Partai Aceh telah berusia 16 tahun sejak dibentuk pada 2007 dan sudah mengalami berbagai dinamika dalam perpolitikan Aceh. "Tentunya perjalanan ini sangat tidak mudah, apalagi Partai Aceh adalah sebuah partai yang didirikan dengan mentransformasikan sebuah gerakan kemerdekaan dengan pola militer, menjadi gerakan politik dengan berbagai dinamika internal yang sebenarnya belum terlalu siap untuk sebuah perubahan yang drastis. Akan tetapi, Alhamdulillah seluruh jajaran GAM telah berhasil.”
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan Mubes ke-III, Partai Aceh juga telah membentuk organisasi sayap partai yang dikhususkan bagi kader-kader muda yang mewakili kelompok milenial yang disiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin Aceh di masa yang akan datang.
"Karena kami sadar bahwa seiring berjalannya waktu, generasi GAM semakin tua dengan bertambahnya usia, dan gerakan ideologis ke-Aceh-an demi kesejahteraan rakyat Aceh yang telah dibangun oleh Almarhum Tgk Hasan Di Tiro tidak boleh berakhir di tangan generasi kita." kata Mualem.
Mubes ke-III Partai Aceh kembali menetapkan Muzakir Manaf sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh periode 2023-2028, sementara Kamaruddin Abubakar (Abu Razak) sebagai Sekretaris Jenderal. []