Pemerintah Aceh Ajak Perwakilan Negara Sahabat Kolaborasi di PKA VIII

Konten Media Partner
7 Maret 2023 18:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Veranda of Aceh Culture Week (Beranda Pekan Kebudayaan Aceh) VIII di Hotel Le Meridien Jakarta, Senin (6/3/2023) malam. Pemerintah Aceh mengajak perwakilan negara sahabat untuk kolaborasi di PKA ke-8. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Veranda of Aceh Culture Week (Beranda Pekan Kebudayaan Aceh) VIII di Hotel Le Meridien Jakarta, Senin (6/3/2023) malam. Pemerintah Aceh mengajak perwakilan negara sahabat untuk kolaborasi di PKA ke-8. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar Veranda of Aceh Culture Week (Beranda Pekan Kebudayaan Aceh) VIII di Hotel Le Meridien Jakarta, Senin (6/3/2023) malam. Lewat pertemuan tersebut, Pemerintah Aceh mengajak perwakilan negara sahabat untuk kolaborasi di PKA ke-8.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Veranda of Aceh Culture Week VIII diisi dengan pemaparan materi terkait Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), potensi ekspor produk atau komoditas dan potensi investasi kepada para perwakilan duta besar negara sahabat yang hadir, di antaranya Malaysia, Singapura, Jepang, Uni Emirat Arab (UEA), Belanda, dan India.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, menyampaikan bahwa PKA tidak hanya merupakan perayaan budaya, tetapi juga simbol dari kebangkitan umat manusia yang telah bertahan dari semua krisis dunia.
Kegiatan Veranda of Aceh Culture Week VIII diisi dengan pemaparan materi terkait Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, dihadiri para perwakilan duta besar negara sahabat, di antaranya Malaysia, Singapura, Jepang, UEA, Belanda, dan India. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
"PKA yang akan diselenggarakan pada tanggal 19-27 Agustus 2023 adalah program khusus Pemerintah Aceh yang bertujuan untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi. Semua program Aceh terhubung dengan visi besar nasional, sesuai dengan tema PKA ke-8 adalah ‘Jalur Rempah Aceh’. Jalur Rempah Aceh adalah bagian dari jalur rempah Indonesia yang menghubungkan dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/3/2023).
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, provinsi lainnya yang juga terletak di jalur rempah akan ikut bergabung dengan PKA VIII. Selain itu, untuk pertama kalinya Aceh juga mengundang dunia melalui beberapa negara sahabat untuk ikut serta dalam acara yang sangat sakral bagi masyarakat Aceh.
Menurutnya, Pemerintah Aceh yakin bahwa PKA VIII bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen tahun ini, karena jumlah total pengunjung dalam perhelatan akbar ini bisa mencapai empat juta orang.
Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut setiap penampilan budaya pada Pekan Kebudayaan Aceh VIII bakal menunjukkan empat sektor teratas, yaitu pertanian, pariwisata, pertambangan, dan industri pengolahan.
Empat sektor tersebut diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh, sehingga memberikan kontribusi lebih besar pada kenaikan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap PKA-8 bisa menciptakan interkoneksi dan keterbukaan global di antara semua peserta, sebagai dua fitur penentu dunia modern yang telah memberikan manfaat besar bagi sebagian besar populasi global,” kata Mawardi saat membacakan pidato Pj Gubernur Aceh.
Sementara itu, di hadapan para perwakilan duta besar negara sabahat, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal memaparkan materi terkait pelaksanaan PKA ke-8. Ia menyebutkan PKA merupakan acara akbar yang diadakan setiap empat tahun sekali.
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) pertama kali diadakan pada tahun 1958. Awalnya, PKA diselenggarakan sebagai upaya untuk mengembalikan kedamaian di Aceh yang saat itu sedang dilanda konflik yang serius. Alhasil, upaya tersebut mampu meredakan ketegangan dan secara bertahap memunculkan kedamaian.
“Dulunya, PKA diadakan secara acak pada situasi tertentu saja, namun setelah menyadari betapa pentingnya bagi pembangunan Aceh. Setelah tahun 2004 (pascatsunami), Pemerintah Aceh memutuskan untuk mengadakan acara ini secara rutin setiap empat tahun sekali. Sejak awal, PKA dipandang sebagai bukti konklusif kekuatan budaya yang melebihi perang atau kekerasan sehingga menjadi acara sakral bagi masyarakat Aceh,” kata Almuniza.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyampaikan, sesuai instruksi Gubernur Aceh, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk penyelenggaraan PKA VIII. Tim tersebut berisi tenaga profesional dan kelompok terampil dari lintas generasi. Tujuan dibentuk tim ini untuk menampung lebih banyak program untuk setiap sektor penting selain soal budaya dan pariwisata saja.
"Saya sudah menugaskan tim khusus PKA-8 untuk menjelaskan lebih detail hal-hal yang perlu diketahui tentang perhelatan akbar ini. Jangan ragu untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Semoga kita dapat menerapkan program yang lebih kolaboratif di masa depan dan memberi hadirin wawasan tentang arti sebenarnya PKA dari sudut pandang orang Aceh,” ujar Almuniza.
Sebagai informasi, sosialisasi PKA ini tidak hanya melibatkan tim Disbudpar Aceh saja, melainkan turut serta pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir pihak Kemendagri RI, Kemendikbudristek, Kemenparekraf, BPKS, PT PEMA, dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah Aceh. []
Adv Tour de Aceh 2023