Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Penanganan COVID-19 di Aceh Dirasa Akan Semakin Sulit jika Bandara SIM Ditutup
6 April 2020 20:06 WIB
Diperbarui 16 Juni 2020 20:20 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Apabila terjadi penutupan bandara sebagai upaya pencegahan COVID-19, jika dilihat secara medis justru akan menghambat penanganannya. Sebab selama ini, pengiriman sampel swab, Alat Pelindung Diri (APD), obat-obatan dan peralatan medis lainnya ke Aceh, lebih praktis menggunakan jalur udara,” kata DR. dr Azharuddin, Direktur Rumah Sakit Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh, Senin (6/4/2020).
Menurutnya, saat ini yang terpenting dilakukan adalah mengedukasi masyarakat, agar ketika ada warga yang baru tiba dari daerah terdampak COVID-19, walaupun tanpa gejala, harus menjalankan protokol pencegahan dengan isolasi mandiri selama 2 hingga 3 minggu.
“Ini jauh lebih efektif, lebih ampuh dibanding orang pulang diam-diam dan tidak melapor, kemungkinan akan terjadi bila bandara ditutup," katanya.
ADVERTISEMENT
Azharuddin mengatakan, pihak medis siap melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pendatang yang baru tiba dengan menggunakan transportasi udara. Hal tersebut dapat dilakukan selama semuanya mau berkerja sama.
"Semua yang datang jelas alamatnya by name by address, diikuti dari dia datang, ada gejala atau tidak, itu pakai remote control juga bisa," jelas Azhar.
Saat ini, Bandara SIM Aceh besar menjalankan operasional secara minimum, sesuai ketentuan yang diterapkan pihak Angkasa Pura di seluruh Indonesia, untuk pencegahan corona. Penerbangan pun umumnya digunakan untuk pengiriman spesimen atau hasil tes suspect corona, pengiriman Alat Pelindung Diri (APD), dan peralatan medis lainnya.
"Sekarang penerbangan hanya 5 flight saja, berkurang 3 dari biasanya," kata Syurkani, Manager Operasional Kantor Cabang Angkasa Pura II Bandara SIM Aceh Besar.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penumpang di bandara diperiksa ketat. Semua penumpang yang datang dan berangkat akan diukur suhu tubuhnya, begitu ada yang terindikasi atau suhu di atas 38 langsung dibawa ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang ada di Bandara, untuk kemudian dikarantina. [*]