Penduduk Aceh Makin Kaya, Tapi Provinsinya Masih Termiskin di Sumatera

Konten Media Partner
15 Januari 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemulung di TPA Keudah, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pemulung di TPA Keudah, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Angka kemiskinan di Aceh per September 2019 menurun sebanyak 9 ribu orang dibandingkan Maret 2019. Penurunan ini terbilang nomor tujuh paling tinggi se-Indonesia. Meski demikian, Aceh tetap menempati provinsi termiskin di Sumatera dan nomor enam se-Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin, kepada Jurnalis di Banda Aceh, Rabu (15/1/2020), menjelaskan berdasarkan data terbaru BPS, pada September 2019 jumlah penduduk miskin di Aceh sekitar 810 ribu orang atau 15,01 persen.
Menurut Wahyudin, angka kemiskinan tersebut berkurang sebanyak 9 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2019 yang jumlahnya 819 ribu orang atau 15,32 persen. Dari jumlah itu, angka kemiskinan Aceh menurun 0,31 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan September 2018, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 21 ribu orang atau 15.68 persen.
"Aceh persentase penurunan kemiskinan ke tujuh se-Indonesia. Artinya Aceh masuk 10 besar angka penurunan kemiskinan se-Indonesia. Tapi posisi (kemiskinan) Aceh tetap pada posisi keenam secara nasional dan nomor satu di Sumatera," kata Wahyudin.
Pedagang berjualan di salah satu pasar di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Dia menambahkan, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan, yaitu beras, rokok, dan ikan tongkol/tuna cakalang. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik.
ADVERTISEMENT
Menurut Wahyudin, secara keseluruhan persentase kemiskinan kabupaten/kota di Aceh, kabupaten Aceh Singkil menempati peringkat pertama kemiskinan dengan persentase 20 persen dan disusul Kabupaten Gayo Lues sebanyak 19 persen.
Sementara jika dilihat dari sisi jumlah paling banyak penduduknya, daerah termiskin di Aceh yaitu Kabupaten Aceh Utara. "Tapi persentasenya dia agak di bawah, karena penduduknya dari sisi jumlah ya di sana kantong kemiskinan yang terbanyak," ujarnya.
Warga mengambil bantuan sembako yang dibagikan Lembaga HAKA di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Pekerja di Aceh Kebanyakan Dipasok dari Luar
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan kemiskinan di Aceh berkorelasi dengan pekerjaan dan pengangguran. Menurutnya, banyak peluang pekerjaan di Aceh malah dikerjakan oleh tenaga kerja dari daerah lain, sementara masyarakat di sekitar lokasi jarang terlibat.
"Ada fenomena menarik di Aceh, peluang-peluang kerja yang dijalankan Pemerintah Aceh melalui proyek APBA dan pemerintah pusat melalui proyek APBN, kalau kita lihat di lapangan itu banyak sekali tenaga kerja luar Aceh yang terlibat aktif, sementara banyak putra-putra Aceh di sekitar proyek itu tidak terlibat di dalamnya," ujarnya Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
Menurut Saifullah, setelah pihaknya dalami, banyak pekerja dari luar didatangkan ke Aceh karena keahliannya yang kemungkinan di masyarakat Aceh tidak ada. Tapi alasan itu tidak menjadi dasar, karena banyak peluang pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus, tapi masyarakat Aceh di sekitar lokasi proyek tidak melibatkan diri.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani. Foto: Suparta/acehkini
"Jadi saya kira angka kemiskinan itu akan cepat turun, di samping program-program pemerintah Aceh yang harus tepat sasaran, sesuai penerima manfaat, juga akitivitas masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang," ujarnya.
Menanggapi angka penurunan kemiskinan di Aceh yang termasuk sepuluh besar di Indonesia, Saifullah mengaku itu sebuah progres yang positif. "Tapi kalau kita lihat itu bukan angka yang bahagia, kita belum puas dan pemerintah Aceh akan bekerja lebih keras lagi," ujarnya. []
ADVERTISEMENT