Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Pengalaman Vaksin di Korsel: Bersiap untuk Awal Baru (2)
1 November 2021 9:24 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tempat ini tidak jauh dari station subway. Tidak ada antrean yang panjang. Pintu pertama pemeriksaan suhu badan dan menggunakan pembersih tangan instan telah dilalui. Bagian selanjutnya kembali memeriksa suhu dengan menggunakan perangkat digital yang berbeda dan kembali memakai hand sanitizer. Meja selanjutnya adalah tempat pengambilan formulir dan pemeriksaan identitas.
Tak lama kemudian, kami duduk di kursi yang sudah diatur jaraknya dan diberikan nomor antrian. Ada beberapa kursi plastik yang berjejer. Setelah menunggu tidak terlalu lama, pindah lagi sesuai susuanan pada sebuah meja yang dilengkapi pulpen untuk mengisi formulir data diri dan beberapa pertanyaan dasar. Ada petugas yang akan kembali memeriksa dan melihat apakah formulir sudah terisi dengan lengkap.
Selanjutnya menuju kursi yang disediakan di depannya lagi untuk menunggu antrean berkonsultasi dengan dokter. Setelah nomor muncul, saya bergegas menuju ke tempat dokter yang tersekat. Sang Dokter kemudian bertanya asal saya dan bisa mengerti bahasa apa? Setelah itu Ia pergi sebentar dan kembali dengan bundel beberapa pertanyaan yang sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya seputar alergi, sakit bawaan dan masalah kesehatan lainnya. Selanjutnya dokter memperbolehkan saya bertanya hal-hal yang ingin diketahui tentang vaksin. Sebelum konsultasi berakhir dokter memberikan beberapa arahan tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak setelah vaksin serta obat yang dapat dikonsumsi jika ada efek samping. Bila efek samping parah kemana harus melaporkannya. “Efeknya bisa berbeda-beda bagi setiap orang dan selama tiga hari ini jangan olah raga berat dan istirahat cukup,” katanya lagi.
Proses selanjutnya menuju bilik vaksin. Ada beberapa bilik yang sudah diberi sekat dan tirai. Saat masuk, dokter kembali mengatakan hal yang sama seperti tidak boleh olah raga berat selama tiga hari, tidak boleh mandi sampai besok dan istirahat yang banyak. Sebelum divaksin dokter akan kembali mengatakan nama vaksin yang akan disuntik. Tidak memerlukan waktu lama, vaksinasi selesai.
ADVERTISEMENT
Setelahnya formulir diberikan kembali di meja yang tak jauh dari bilik. Saya diberikan jam digital yang sudah diatur selama 15 menit. Semua orang yang sudah disuntik harus menunggu untuk melihat apakah ada efek samping. Setelah itu diperbolehkan pulang. Saat masih duduk sampai menunggu alaram bergetar, sebuah SMS masuk memberi tahu bahwa proses vaksin dosis pertama sudah selesai dan memberi jadwal untuk dosis kedua serta jenis vaksinnya.
***
Semua proses teratur dan cepat tidak terasa. Kurang dari satu jam, kami sudah keluar dari gelanggang olah raga itu. Sebelum menuju subway, kami memutuskan untuk mampir di depot obat dan membeli obat rekomendasi dokter sebagai jaga-jaga.
Seperti kata dokter efeknya berbeda bagi orang. Bella merasakan nyeri dan susah mengerakkan tangannya di hari kedua setelah vaksin, sedangkan saya terus merasa mengantuk dan lapar. Hari ketiga setelahnya SMS kembali masuk menanyakan kondisi kesehatan setelah vaksin.
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi setelah vaksin, QR code yang ada di applikasi naver atau kakao talk akan mengupdate informasi tersebut. Jadi saat melakukan scan QR code sebelum masuk ke kafe, restoran atau tempat umum lainnya, pengunjung yang sudah vaksin akan diketahui.
Beberapa hari sebelum jadwal dosis kedua, sebuah SMS masuk, mengingatkan jadwal vaksin, jenis vaksin, tempat dan pergantian jadwal bila sakit. Pada 29 September 2021 dengan jadwal yang sama, saya dan Bella kembali berjumpa di gelangang olah raga Gwangjin-gu. Prosesnya juga sama bahkan lebih cepat karena tidak seramai saat pertama.
Dokter saat konsultasi juga menanyakan gejala yang dialami setelah penyuntikan dosis pertama dan juga mengatakan bisa jadi efek yang akan dialami setelah dosis kedua bisa lebih berat. ”Tapi jangan khawatir dan istirahat yang cukup,” tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
“Wah akhirnya selesai dan nggak perlu tes setiap minggunya,” kata Bella.
Selama ini karena kuliah tatap muka, Bella harus menjalani tes COVID-19 setiap pekannya. Namun setelah vaksin dosis kedua dan 14 hari terlewati, tes tersebut tidak perlu dilakukan lagi. “Syukur dapat jadwal yang cepat jadi mulai munggu depan sudah nggak perlu tes,” katanya lagi.
Hari itu Ia bergesa pulang karena sudah merasakan sedikit nyeri di bagian bahunya. Kami berpisah dan berjalan ke arah yang berbeda, dan terus berkabar tentang kondisi kesehatan. Saya memutuskan berjalan kaki ke rumah sambil mencari makan siang. Jaraknya tidak begitu jauh, 50 menit saja untuk sampai kerumah.
Jika Bella merasakan sakit di bagian lengannya, saya masih bisa mengerjakan tugas kuliah sampai tengah malam. Lagi-lagi efek bagi setiap orang berbeda. Bella merasa demam dan harus minum obat keesokan harinya bahkan harus absen di kampus. Kampus dan tempat kerja memang memberikan izin khusus buat mereka yang baru saja divaksin dan merasakan efek samping.
ADVERTISEMENT
Saya bangun dengan lengan bengkak dan sakit kepala. Dokter saat konsultasi mengatakan jika bengkak di lokasi injeksi bisa melakukan kompres dengan es.
Tak lupa juga menanyakan pengalaman teman-teman yang lain yang juga mendapat vaksin yang sama. “Benar, kali kedua lebih parah efeknya dan harus benar-benar istirahat,” Kata Jimin, seorang teman Korea yang sudah sebulan selesai divaksin.
“Tidur dan minum air putih yang banyak,” katanya lagi. Itu yang saya lakukan dan berhasil bahkan obat yang dianjurkan oleh dokterpun masih utuh.
Setelah hari ketiga pesan singkat kembali masuk menanyakan kondisi setelah divaksin. Karena sudah merasa lebih baik, saya mengabaikanya. Kata Jimin, kalau tidak punya gejala yang berat tidak apa-apa untuk mengabaikan pesan itu. Aplikasi juga otomatis diperbaharui informasinya.
ADVERTISEMENT
Setelah 14 hari dosis kedua, orang-orang sudah divaksin bisa berkumpul dengan lebih banyak orang. Misalnya saja di saat level 4 pembatasan sosial di atas pukul 6 sore, hanya dua orang yang boleh berkumpul, namun jika sudah divaksin boleh menjadi empat orang. Namun harus tetap memakai masker dan mematuhi aturan kesehatan yang sudah dikeluarkan. Tentu saja peraturan bisa berubah sewaktu-waktu.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari setelahnya pesan singkat yang bertuliskan vaksin bagi warga asing yang belum sempat melakukannya saya dapatkan dari pemerintah distrik daerah tempat tinggal. Bagi yang belum terdaftar boleh mendaftar ke Puskesmas setempat dengan membawa data diri dan dapat menerima vaksin.
Kampus juga mengirimkan pesan yang sama dan melakukan survei berkala untuk mencari tahu mahasiswa yang sudah divaksin atau belum. Hal ini dilakukan agar kuliah tatap muka dapat segera dilakukan.
Walaupun sudah melakukan vaksin, semua warga tetap diwajibkan memakan masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak. “Selain vaksin adalah salah satu cara menekan angka penularan namun cara paling efektif menjaga diri adalah dengan tetap memakai masker dan menjaga kesehatah, apalagi ini akan segera memasuki musim dingin,” ungkap Mun Sang, salah seorang warga Korea yang sudah divaksin.
ADVERTISEMENT
Seminggu setelah melaksanakan vaksin, saya kembali bertemu dengan Yui. Ia kini sudah mendaftar di pusat kesehatan dekat kediamannya. Ia sengaja mendaftar lebih telat untuk mencari lebih banyak info terlebih dahulu. “Saya dan suami dapat Moderna dan akan mulai dosis pertama pekan depan, Senang rasanya sudah mendapat jadwal,” katanya. []