Konten Media Partner

Pengalaman Vaksin di Korsel: Resah Mahasiswa Asing dan Berlomba Mendaftar (1)

31 Oktober 2021 9:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petunjuk tentang vaksin yang dibagi di Itaewon Subway, distrik dengan warga asing paling banyak di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Petunjuk tentang vaksin yang dibagi di Itaewon Subway, distrik dengan warga asing paling banyak di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Sejak Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengumumkan proses memulai vaksinasi COVID-19 kepada warganya pada Februari 2021, banyak warga asing mulai was-was. Mereka diliputi kekhawatiran apakah akan mendapatkan jatah vaksin atau tidak? Begitu juga saya dan beberapa teman mahasiswa lainnya, seperti Bella dari Indonesia dan Yui dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Mulai saat itu, kami tidak berhenti memantau berbagai perkembangan berita. Sebelumnya Pemerintah Korea Selatan melalui departemen terkait selalu membagikan informasi terkait pekembangan COVID-19. Bahkan, beberapa pengumunan langsung masuk ke Short Message Service (SMS) seperti angka COVID-19 harian di daerah tempat tinggal, dan informasi level jarak sosial yang berubah seiring perkembangan kasus.
Selain itu lembaga seperti Seoul Global Center, tempat orang asing di Seoul bisa mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan juga membagikannya melalui sosial media mereka.
Proses vaksinasi awalnya dilakukan kepada mereka yang melakukan kontak langsung dengan pasien dan para lansia dengan mengunakan vaksin AstraZeneca. Sedangkan untuk mahasiswa dan usia di bawah 40 tahun direncanakan dilmulai pada paruh kedua tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Saat itu, berita tentang vaksin menghiasi berbagai media di Korea Selatan. Sebelumnya, orang asing yang tinggal di Korea Selatan bisa melakukan tes COVID-19 secara gratis, bahkan buat mereka yang tinggal ilegal tanpa dokumen resmi, bisa melakukan pemeriksaan tanpa takut dideportasi. Kampanye ini dilakukan untuk mempermudah melacak sumber COVID-19 ditengah masyarakat.
Saya dan beberapa teman pernah mendapatkan pelayanan tes gratis untuk keperluan belajar di kampus. Pelayanan yang diberikan cepat dan gampang. Karena tidak terlalu mendesak hasil akan keluar keesokan harinya, dan orang tersebut wajib mengisolasi diri sampai hasilnya keluar. Bila hasilnya positif maka isolasi akan terus berlanjut.
Selain itu, wajib menjawab beberapa pertanyaan seperti kemana saja beberapa hari terakhir dan bertemu siapa saja. Semua yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien akan diminta melakukan tes. Orang dengan kontak dekat walaupun hasilnya negatif, juga harus melakukan karantina selama 14 hari.
ADVERTISEMENT
Karena tes corona gratis, banyak yang kemudian melakukan secara suka rela. Begitu juga dengan vaksin, ketika Pemerinta Korea mengumumkan bahwa semua vaksin diberikan gratis bahkan kepada warga asing yang sedang menetap. Kami terus memantau kapan jadwal untuk bisa melakukan pendaftaran.
Pada 29 Juli 2021, saya mendapatkan pesan singkat dari Bella bahwa orang asing sudah bisa mulai reservasi untuk mendapatkan vaksin. Saya juga mendapatkan sebuah link namun awalnya info ini masih tidak jelas. Sebagian teman sempat berpikir, mungkin ini adalah penipuan karena link yang tertera meminta nama, nomor kartu tanda residen dan nomor handphone.
Petunjuk lokasi vaksin di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati//acehkini
Namun banyak juga yang merasa yakin karena memang pemerintah telah mengumumkan akan segera melakukan proses pendataan buat orang asing yang akan menerima vaksin.
ADVERTISEMENT
“Mungkin ini voice phishing?” kata Yui saat saya memberitahunya. Voice phishing adalah penipuan melalui telepon yang marak terjadi di Korea. Apalagi link yang tertera meminta nomor tanda penduduk dan identitas lainnya. Namun tidak berapa lama, link tersebut macet dan tidak bisa diakses sampai siang. Beberapa teman bahkan langsung menanyakan hal ini ke Seoul Global Center apakah pesan berantai ini dapat dipercaya.
Ternyata, link tersebut macet karena banyaknya pendaftar pada waktu yang bersamaan. Menunjukkan besarnya animo orang asing yang tinggal di Korea untuk melakukan vaksin. Sore harinya, saya dan Bella berserta beberapa teman lainnya mengirim email sesuai dengan petunjuk yang ada mencakup identitas diri dan menunggu pendaftaran selanjutnya.
Tapi Yui masih menunggu karena belum yakin. “Mau daftar nanti saat bersama suami, jadi duluan saja,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kuota awal yang terbatas dan keinginan divaksin lebih cepat membuat proses pendaftaran selanjutnya tidaklah gampang. Semuanya harus bersaing untuk mendapatkan jatah. Pada 8 Agustus 2021, kami sudah memantau website pendaftaran dari sore hari walaupun baru akan dibuka mulai pukul 8 malam.
“Ini lebih deg-degan daripada beli tiket konser, internet harus betul-betul cepat buat masuk sistem,” Kata Bella yang sudah bersiap. Hari itu kami memutuskan mendaftar bersama, dengan harapan bila salah satu fasilitas kesehatan terdekat sudah penuh dengan cepat bisa mencari tempat lain.
Di grup chat, banyak teman yang sudah berhasil masuk dan mendapatkan SMS nomor kode untuk tahap selanjutnya. Namun beberapa masih harus menunggu, seperti Bella. Tak kehabisan ide, ia menggunakan 3 perangkat sekaligus. “Mana yang duluan tersambung,” katanya.
ADVERTISEMENT
Proses selanjutnya adalah petunjuk pendaftaran, fasilitas kesehatan, jadwal seperta jenis vaksin apa saja yang dapat dipilih. Saya memilih jadwal tercepat dan memantau jumlah kuota harian, sudah penuh atau belum.
Mengisi data sesuai petunjuk. Foto: Khiththati/acehkini
Ada dua vaksin yang ditawarkan yaitu Pfizer dan Moderna. Sambil menunggu Bella berhasil, saya mengecek fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah. Namun setelah 20 menit, Bella tak kunjung mendapatkan SMS. Panik jelas tergambar wajahnya. Apalagi beberapa teman di grup chat mengalami hal yang sama, jadwal penuh.
“Mungkin nggak ada pulsa kali, soalnya ini SMS sudah masuk dari tadi,” tanya saya. Ternyata benar saja, SMS tidak masuk ke ponsel Bella karena lupa mengisi pulsa. “Kebiasaan online pakai internet, lupa isi pulsa,” katanya tersenyum lega. Usai isi pulsa, nomor kode langsung masuk.
ADVERTISEMENT
Penyuntikan dosis pertama untuk kuota awal dimulai tanggal 17 Agustus sampai 22 Agustus mengunakan vaksin Pfizer. Berlomba dengan waktu, akhirnya kami memilih tempat yang sama dengan kuota tersisa 10 lagi. Beruntung kami berhasil. Pada waktu yang hampir bersamaan kami mendapatkan SMS konfirmasi tanggal, tempat dan waktu vaksin. [bersambung]