Pesona Jama Masjid Delhi, Warisan Arsitektur India Abad ke-17

Konten Media Partner
21 Mei 2019 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jama Masjid, Delhi. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Jama Masjid, Delhi. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Jemaah salat dzuhur mulai memadati halaman Jama Masjid Delhi, India, Selasa (14/5/2019). Beberapa wisatawan muslim tampak di sana, sambil mengabadikan kemegahan masjid, warisan Kerajaan Mughal abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Masjid terbesar di India itu karya terakhir Sultan Shah Jahan. Dinamai Masjid i-Jahannuma atau masjid cermin dunia, juga dikenal sebagai Jama Masjid. Dibangun setelah sultan menyelesaikan Red Fort di sisi timur masjid sebagai kediaman barunya, saat memindahkan ibu kota kerajaan dari Agra ke Delhi.
Pintu gerbang masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Lokasinya dekat pusat pasar di Delhi Tua, Chadni Chowk. Bangunannya lebih tinggi 30 anak tangga dari jalan. Memperkerjakan 5.000 pekerja dan mengeluarkan biaya sebesar 1 juta rupee kala itu. Shah Jahan yang juga membangun Taj Mahal, tetap mempertahankan bentuk arsitektur Mughal dengan menggunakan bata tanah merah dan sedikit marble.
Pembangunannya dimulai pada Jumat, 19 Oktober 1650 bertepatan dengan 10 Syawal 1060 H. Pembangunan masjid ini mendapat perhatian khusus dari Sultan Shah Jahan. Ia mengutus wazir kerajaan Saadullah Khan untuk mengawasi langsung proyek.
ADVERTISEMENT
Ada 2 hal yang menjadi perhatian khusus sang raja. Pertama adalah kaligrafi Alquran dan pembuatan mimbar di mihrab. Mimbar mesjid dibuat harus lebih tinggi dari singgasana Sultan di Red Fort.
Kolam di halaman masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Masjid ini mempunyai tiga pintu utama, utara dan selatan yang lebih kecil serta gerbang timur yang lebih besar. Pintu besar ini dulunya diperuntukan untuk penggunaan kerajaan secara khusus dan pintu ini memiliki jalur menuju Red Fort.
Memiliki dua menara dan 3 kubah, awalnya masjid dan Red Fort dirancang menjadi kota terencana yang lebih besar bernama Shahjananbad. Masjid ini dianggap memiliki arsitektur terbaik dari semua masjid yang pernah dibangun oleh Kekaisaran Mughal. Hal ini disebabkan karena memiliki campuran terbaik dari marmer dan batu kapur.
ADVERTISEMENT
Bagian dalam masjid tertulis kaligrafi bergaya Persia. Ada juga sebuah ruang tak jauh dari gerbang utara, menyimpan koleksi peninggalan Nabi Muhammad SAW, seperti Alquran ditulis di atas kulit rusa, rambut dan janggut merah Rasulullah, sandal, juga jejak yang tertanam di blok marmer.
Bagian dalam masjid terbesar di India. Foto: Khiththati/acehkini
Selama Ramadan, masjid ramai setiap siang dan malamnya. Jemaah juga melaksanakan ibadah berbuka bersama di sana, gratis kepada setiap pengunjung. Salat tarawih juga digelar sama seperti suasana di Indonesia.
Setiap waktu salat, masjid mampu menampung 25.000 jemaah. Karenanya, muslim di Delhi memusatkan setiap hari-hari besar agama di masjid tersebut. []
Ramai saban waktu salat. Foto: Khiththati/acehkini
Tempat berwudu bagi jemaah. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian halaman masjid dengan pintu gerbang utama. Foto: Khiththati/acehkini.
Bangunannya bergaya arsitektur Mughal abad ke-17. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satu ruang salat bagi perempuan. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian dinding masjid yang dibuat dengan batu-bata merah. Foto: Khiththati/acehkini
Kaligrafi di bagian dinding masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Jemaah melaksanakan salat di dalam masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Tempat wudu bagi jemaah. Foto: Khiththati/acehkini
Keindahan pagar Jamak Masjid, Delhi. Foto: Khiththati/acehkini
Jemaah muslim India melaksanakan salat Idul Adha di Jamak Masjid, Delhi India, tahun 2018 lalu. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati (India)