Pesona Keindahan Shalimar Bagh, 'Surga' Dunia di Kashmir, India

Konten Media Partner
28 Juli 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shalimar Bagh di Kashmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Shalimar Bagh di Kashmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Sebuah inskripsi Persia tertulis, ‘jikalau surga ada di dunia ini, maka itu ada di sini, ada di sini.’ Tulisan itu masih bisa dilihat di Pavilun Hitam, di dalam Shalimar Bagh, sebuah Taman Mughal paling terkenal di lembah Kashmir, Kota Srinagar, India.
ADVERTISEMENT
Terkenal sebagai kota tua di Kashmir, Srinagar jelas bukan destinasi wisata yang mengecewakan. Kota ini sering kali dijuluki Venesia di timur. Deretan pegunungan yang indah berpadu dengan Danau Dal yang luas. Serta deretan taman-taman cantik, di sepanjang sisi-sisinya.
Shalimar Bagh adalah salah satu taman di sana, berdekatan dengan Danau Dal, berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Srinagar. Kata ‘Shalimar’ cocok disematkan di sini. Dalam bahasa sanskerta, kata itu berarti "tempat tinggal cinta atau rumah cinta".
Paviliun sultan di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini
Aliran ait di dalam taman. Foto: Khiththati/acehkini
Taman ini memang rumah cinta Sang Sultan Mughal, Jahangir yang membangunnya tahun 1619 untuk istri tercinta, Nur Jahan atau yang lebih dikenal dengan nama Mehrunnisa. Kebun bunga ini dirancang penuh kasih, memiliki halaman dipenuhi rumput hijau, bunga, kolam air mancur, hamparan pohon chinar dan paviliun. Interiornya memiliki 4 teras dengan fungsi berbeda.
ADVERTISEMENT
Bergaya taman Persia, mughal garden ini memiliki luas 12,4 hektare. Ruang yang terbuka untuk umum berada di teras pertama, bernama Diwan E Aam atau ruang audiensi publik. Tempat dimana sultan bisa mendengar aspirasi rakyatnya, terdapat singgasana hitam dan air mancur di sini. Teras kedua berjuluk Diwan E Khas, aula audiensi pribadi yang digunakan oleh pengadilan kerajaan, bangsawan dan tamu mereka.
Dibangun tahun 1619. Foto: Khiththati/acehkini
Pemandangan menyejukkan di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini
Areanya seluas 12,4 hektare. Foto: Khiththati/acehkini
Halaman terakhir diperuntukkan untuk bagi kerajaan, yang disebut Chini Khanas. Nama ini diambil karena adanya ceruk yang melengkung di belakang air terjun. Relung-relung ini dulunya dihias dengan lampu minyak, sekarang sudah dimodifikasi sehingga menampilkan cahaya warna-warni saat malam. Ini bagian paling cantik dari seluruh taman, dihiasi deretan pohon chinar.
Sultan Jahangir bersama istri kerap menghabiskan musim panas mereka di sini. Ia juga membawa rombongan pengadilan kerajaan. Shalimar menjadi kediaman resmi kerajaan saat ia berada di Kashmir. Untuk mencapai lokasi ini, mereka melakukan perjalanan panjang menggunakan gajah melewati jalur pegunungan Pir Panjal bersalju yang sulit. Sultan kala itu menyebut tempat tinggalnya ini sebagai Farah Baksh atau yang menyenangkan. Mereka mendatangi tempat ini sebanyak 13 kali, sejak dibangun sampai Sultan Jahangir meninggal pada 1627.
ADVERTISEMENT
Sultan saat menjelang akhir hayatnya, selalu mengenang Shalimar Bagh. Dalam sebuah riwayat, di tempat tidurnya ia sempat bergumam, "Kashmir, sisanya tidak berharga."
Seorang pengunjung memotret kawasan taman. Foto: Khiththati/acehkini
Air mancur buatan di dalam taman. Foto: Khiththati/acehkini
Sultan Shah Jahan yang memerintah setelahnya, meminta Gubernur Kashmir Zafar Khan untuk memperluas taman pada tahun 1630. Ia menamainya Faiz Baksh atau yang cantik. Setelah kekuasaan Mughal memudar, penguasa baru Maharaja Ranjit Singh dari kekaisaran Sikh mengambil alih Shalimar. Ia menambahkan bangunan dengan marmer putih. Wisma ini digunakan untuk para tamu dari Eropa.
Kini, taman berada di bawah pengelolaan Departemen Pariwisata Jammu dan Kashmir. Buka sepanjang tahun kecuali pada hari Jumat. Saat terbaik untuk berkunjung adalah musim semi dan musim gugur. Tiket masuknya hanya 10 rupee, sekitar Rp 2.500.
ADVERTISEMENT
Perubahan kekuasaan di Kashmir membuat Shalimar Bagh beberapa kali berganti nama dan fungsi. Namun setelah lebih dari 400 tahun, keindahan yang sama tetap ada di sini. Waktu boleh berganti, namun Shalimar tetap menawan. []
Berlatar perbukitan menambah keasrian taman. Foto: Khiththati/acehkini
Keindahannya tertap terjaga selama 400 tahun lebih. Foto: Khiththati/acehkini
Bunga-bunga di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini
Pepohonan yang rimbun di taman saat musim semi. Foto: Khiththati/acehkini
Taman dekat dengan pemukiman penduduk Khasmir. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satu paviliun sultan di Shalimar Bagh. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati