Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pulau Simeulue, Surga bagi Pecinta Surfing
24 Februari 2019 17:07 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Tak hanya terkenal sebagai penghasil komoditi ekspor lobster, Simeulue, pulau terjauh dan terluar dari Provinsi Aceh ini juga menjadi surga bagi pencinta olahraga selancar. Sepanjang garis pantai yang mengitari pulau terdapat titik-titik untuk olahraga itu.
ADVERTISEMENT
“Ombak bagus biasanya mulai Mei sampai September. Kalau sekarang memang masih tetap bagus, tapi kadang kadang saja,” kata Akil Rozha, Pengurus Organisasi Pariwisata di Pulau Simeulue, Minggu (24/2).
Menurutnya, pada bulan-bulan tersebut wisatawan mancanegara terutama penggila surfing banyak datang ke pulau yang lebih dikenal sebagai penghasil lobster ini. Bahkan di pulau ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, punya tempat penampungan udang raksasa itu yang dirintisnya jauh sebelum dirinya menjadi menteri.
Belakangan di beberapa lokasi, dibangun Resort sebagai pendukung pariwisata, seperti di Matanurung Teupah Barat dan Tepah Selatan.
Pulau Micau dan Pulau Teupah juga terkenal dengan ombak yang bagus untuk berselancar, tapi di kedua tempat terakhir ini belum banyak tersedia fasilitas pendukung.
ADVERTISEMENT
Bagi yang ingin berkunjung ke Pulau Simeulue, wisatawan dapat menggunakan moda angkutan udara maupun laut.
Bila pilihannya udara, penerbangan ke sana hanya ada dari Bandar Udara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, dengan lama penerbangan sekitar satu jam.
“Pesawat ATR. Penerbangannya hanya sekali dalam sehari, tapi ada tiap hari, sebelumnya ada pesawat Susi Air dengan jadwal 3 kali dalam sepekan,” kata Ahmadi, seorang jurnalis di Simeulue.
Sementara dengan kapal laut dapat ditempuh melalui pelabuhan Kuala Bubon, Aceh Barat. Jadwal penyeberangan dua kali dalam seminggu, yaitu setiap Jumat dan Minggu, dengan perjalanan selama 10 jam.
Alternatif lainnya via pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Jadwalnya juga dua kali dalam sepekan; Selasa dan Sabtu. Dari sini penyeberangannya selama 8 jam.
Terakhir via Pelabuhan di Aceh Singkil, dengan jadwal keberangkatan; Senin dan Kamis. Lama penyeberangan adalah 8 jam.
ADVERTISEMENT
Reporter: Suparta