Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ramadhan di Korea: Kisah Penjual Baju dan Sepinya Toko-toko di Itaewon (1)
22 Mei 2020 14:32 WIB
ADVERTISEMENT
Husna duduk santai di dalam tokonya. Ia memakai masker berwarna biru, menatap sayu ke arah jalan. Tidak biasa toko pakaiannya sesepi itu saat bulan Ramadhan. “Biasanya lumayan karena ada yang membeli baju muslim atau hijab,” kata Husna, saat acehkini mengunjunginya pada 25 April atau awal Ramadhan 1441 H lalu.
ADVERTISEMENT
Ibu tiga anak ini adalah imigran dari Bangladesh yang sudah menetap cukup lama di Korea Selatan. Husna mempunyai toko dua pintu sederhana di kawasan Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Bagi pecinta drama Itaewon Class, pasti familiar dengan nama lokasi satu ini. Itaewon merupakan kawasan paling banyak orang asing di Korea. Kawasan multikultur, hampir semua budaya bergabung di sini. Bagi muslim, Itaewon sangat istemewa karena di situlah Masjid Itaewon berada, sebagai masjid tertua di Korea Selatan.
“Di sini aman dan semuanya berjalan dengan baik jika kita berusaha yang terbaik,” kata Husna.
Ia merasa lebih aman berada di Korea saat Krisis COVID-19 ini dibandingkan di tempat lain. “Pemerintah di sini menangani dengan baik, walaupun bisnis sangat sepi karena masjid tutup,” sambungnya lagi.
ADVERTISEMENT
Kata Husna, ekonominya melemah semenjak corona mewabah, dan anak-anaknya yang harus sekolah online di rumah. Namun ia bersyukur, mereka masih bisa mengajukan pinjaman lunak untuk modal bagi pelaku ekonomi yang terkena krisis. “Anak anak juga mendapat beberapa fasilitas dari pemerintah untuk menunjang kemudahan sekolah online, pokoknya saya bersukur,” katanya.
Selesai menggunjugi Husna, saya memutuskan pergi ke foreign mart atau supermarket internasional yang menjual makanan dari berbagai negara. Ada beberapa restoran yang menawarkan iftar gratis, namun tak terlihat banyak orang di situ. Suasana sedikit ramai terlihat di swalayan. Semuanya menggunakan masker dan berusaha tidak saling berdekatan.
Swalayan ini merupakan salah satu yang menyedikan bahan makanan halal di kawasan Itaewon. Dua pintu masuknya terbuka. Beberapa barang dipajang di luar termasuk beberapa jenis kurma yang didatangkan dari Jordania dan Kuwait.
Beberapa pembeli memenuhi keranjang belanja mereka dengan bahan masakan termasuk sayur dan daging, tak lupa mereka juga membeli kurma. “Jangan lupa ambil kurma,” kata seorang pembeli kepada temannya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga saya lakukan, membeli beberapa kurma kemasan kecil sebagai buah tangan saat berkujung ke rumah salah seorang WNI untuk berbuka puasa beberapa hari kemudian.
Suasana semakin sore dan keramaian di toko perlahan berkurang. Pemerintah Korea saat itu memang sudah memperbolehkan beberapa restoran dan cafe untuk buka namun dengan tetap harus menjaga kebersihan, pengunjung harus menggunakan masker dan mengurangi kepadatan dengan mengurangi beberapa meja. []