Sandiaga Uno: Saya Ingin Melihat Mie Aceh di New York atau London
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno , memuji cita rasa mie Aceh sebagai kuliner khas yang kaya rempah-rempah. Pihaknya ingin mendorong agar mie Aceh bisa mendunia dan dikenal masyarakat secara global.
ADVERTISEMENT
Menurut Sandiaga, mie Aceh sebetulnya lebih dikenal masyarakat daripada kuliner ayam tangkap. Hal ini merupakan suatu peluang yang baik, karena makanan yang berbasis mie masih sedikit, kalau berbasis daging sudah banyak, ada rendang, soto, sate, dan juga nasi goreng. “Jadi kalau mie Aceh ini bisa kita kembangkan, ini bisa go international,” katanya di sela-sela workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia yang berlangsung di Museum Aceh, Banda Aceh, Selasa (19/10/2021).
“Kita juga bisa membuat festival mie Aceh tingkat dunia, dapat menjadi bagian dari program spice up the world. Dan saya ingin melihat ada mie Aceh di New York atau London,” sambungnya.
Menparekraf mengatakan ada beberapa kuliner yang menjadi ikon Aceh, seperti kuah beulangong (kari daging), timpan, asoe kaya (srikaya), dan roti cane. Dengan beragam kuliner khas, tidak heran kalau sektor tersebut di Provinsi Aceh pada tahun 2018 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.000 orang. Dan omzet pertahunnya bisa mencapai Rp 5,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Aceh disebutnya terkenal dengan provinsi 1.000 warung kopi itu. Hal ini membuat Sandiaga tertarik untuk mencoba belajar cara menyajikan kopi robusta khas Aceh, yang dipamerkan di ajang workshop.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Menparekraf ke Kota Banda Aceh. “Harapan kita bahwa pandemi ini justru menjadi pemicu dari ekonomi kreatif menjadi lokomotif agar bangsa ini semakin besar dan Aceh mampu melahirkan pengusaha-pengusaha kelas dunia,” katanya. []