Serunya Menjelajahi si 'Kota Pink' di India

Konten Media Partner
12 Desember 2019 14:19 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area Kota Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Area Kota Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Jaipur, banyak yang menyebutnya sebagai Pink City atau kota 'merah jambu'. Romantis bukan? Namun apa sebenarnya Pink City, sejarah dan bagaimana bentuknya? acehkini berkunjung ke Jaipur pada akhir Agustus 2019 lalu dan mengajak pembaca menjelajahinya. Ikut yuk.
ADVERTISEMENT
Komplek Pink City dibatasi oleh dinding-dinding tua berwarna senada. Dibangun tahun 1721 oleh Maharaja Jai Singh. Wilayah ini kemudian dinobatkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia pada 6 Juni 2019.
Gerbang Kota Jaipur berwarna pink. Foto: Khiththati/acehkini
Benteng kota. Foto: Khiththati/acehkini
Tembok-tembok yang menjadi pembatas kota memiliki tinggi 6 meter dan tebal 3 meter. Ada 8 gerbang penghubung kota yang juga dibangun megah di beberapa titik yang berbeda.
Menjelajahi Kota Jaipur, membuat para wisatawan kembali berkelana pada suasana 275 tahun lalu. Penuh keindahan budaya dan arsitektur. Dibangun dari batu pasir yang ketika diterpa sinar matahari menghasilkan warna pink.
Salah satu bangunan di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Kompleks Pink City. Foto: Khiththati/acehkini
Jaipur telah lama memikat wisatawan lokal maupun mancanegara. Wisata kota ini masuk tujuan Golden Triangle India setelah Delhi dan Agra. Kota ini menawarkan kisah-kisah sejarah dalam bentuk Istana, Benteng, Haveli yang mencengangkan sampai pasar tradisional.
ADVERTISEMENT
Bagi pecinta belanja, kompleks Pink City juga bisa ditemui berbagai ragam perhiasan, kain, sepatu dan kerajinan lainnya. Khususnya perhiasan, ada banyak tokonya yang tersebar di sekitar kota. Yang paling sering dikunjungi, terletak berseberangan dengan Hawa Mahal.
Tidak ada salahnya menyempatkan diri berbelanja di sini karena Rajasthan memang terkenal sebagai penghasil batu Ruby, Zamrud, Safir dan aneka batu lainnya. Harganyapun tidak begitu mahal tergantung desain, ukuran dan bentuk batu.
Kenderaan melewati gerbang pink. Foto: Khiththati/acehkini
Wisatawan menikmati salah satu bangunan. Foto: Khiththati/acehkini
Kota Pink menjadi ibu kota kerajaan setelah Maharaja Jai Singh memindahkan pusat kerajaan dari Amber atau Amer yang berjarak 11 kilometer dari kota baru. Pergeseran ini dianggap perlu sebagai bentuk perlindungan dari kemungkinan serangan kerajaan Mughal pada saat itu.
Dalam sejarah kota, disebutkan untuk membangun desain yang kokoh, Raja meminta saran dari Vidyadhar Bhattacharya, seorang sarjana dari Bengal. Sesuai degan syarat yang diberikan Raja, Sang Arsitek membuat desain setelah mempelajari literatur India kuno tentang astronomi, buku-buku Ptotemy dan Euclid.
Gerbang indah berwarna pink. Foto: Khiththati/acehkini
Pasar di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Setelah pembangunan masif selama 4 tahun seluruh kota siap ditempati. Mengikuti prinsip Vastu Shastra, kota dibagi dalam 9 blok. Tembok-tembok dibangun agar kota tidak tembus diserang musuh. 2 blok diperuntukkan untuk bangunan negara dan istana, sedangkan 7 lainnya untuk penggunaan umum.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1876, kota ini diperintahkan untuk dicat warna merah muda guna menyambut kedatangan Pangeran Inggris, Albert Edward, sebagai simbol selamat datang. Warna pink juga dianggap lebih bersahabat dan mencerminkan keramahan penduduk kota. Sejak saat itu warna ini terus bertahan dan Jaipur kemudian dikenal sebagai Pink City.
Parade kuda di Pink City. Foto: Khiththati/acehkini
Saat festival tradisional di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Ada beberapa objek wisata menarik yang juga bisa dijelajahi dalam komplek kota ini, seperti Hawa Mahal, Janta Mantar, City Palace, Albert Hall Museum sampai gerbang kota yang menawan.
Waktu terbaik untuk mengunjungi kota adalah pada bulan Oktober sampai pertengahan April. Di luar bulan tersebut, Rajasthan sebagai wilayah gurun, dikenal dengan musim panasnya yang menyengat. []
Keindahan bangunan berwarna Pink di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Pertujukan gajah wisata di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Toko menjual pakaian di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini