Surya Paloh Menilai Aceh Perlu Asistensi Khusus dari Pusat

Konten Media Partner
22 Februari 2020 21:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surya Paloh saat berpidato di kenduri kebangsaan. Foto: Abdul Hadi
zoom-in-whitePerbesar
Surya Paloh saat berpidato di kenduri kebangsaan. Foto: Abdul Hadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, mengatakan Provinsi Aceh memerlukan asistensi khusus dari pusat untuk bangkit mengejar ketertinggalan. Hai itu disampaikan putra Aceh tersebut saat berbicara di hadapan Presiden Jokowi Widodo, dalam Kenduri Kebangsaan, di Sekolah Yayasan Sukma Bangsa, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2).
ADVERTISEMENT
Kenduri Kebangsaan yang digagas oleh Yayasan Sukma Bangsa dan Forbes DPR DPD RI itu, ikut dihadiri Plt Gubernur Aceh, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju dan pimpinan MPR dan DPR RI serta sejumlah tokoh nasional lainnya.
“Daerah ini memerlukan supervisi secara khusus walaupun telah mendapatkan kekhususan sebagai daerah Otonomi Khusus (Otsus),” kata Surya Paloh, yang juga Pembinan Yayasan Sukma Bangsa.
Kucuran dana Otsus telah berjalan di Aceh sejak 2008, dan akan selesai dalam 7 tahun lagi. Menurut Surya Paloh, ketergantungan Aceh terhadap dana tersebut sangat besar, dalam berjalannya roda pembangunan di wilayah Aceh, dan itu artinya tudak sehat. “Tidak sehat bahkan berbahaya,” katanya.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk bersatu, membuang pikiran-pikiran kepentingan jangka pendek, apalagi bertikai di antara satu sama lain. “Artinya perlu kesadaran baru, kita harus bangkit mengejar ketinggalan, membesarkan dan membangun Aceh. Itu kesepakatan kita pada kenduri kebangsaan hari ini,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Surya Paloh ikut memuji Presiden Jokowi yang telah memberi perhatian lebih kepada Aceh selama ini. “Pak Jokowi di antara masyarakat Aceh, bapak (Jokowi) bukan org asing, bapak sudah meminum air Aceh yang lebih banyak daripada orang di perantauan, makan di Aceh, tinggal di Aceh, mengerti budaya Aceh dan bapak punya hati yang murni terhadap Aceh,” ujarnya.
“Saya tahu presiden kita ini punya hati, punya perhatian khusus, Presiden ini melihat saya juga sebagai seorang sahabat,” sambungnya.
Karenanya, kata Surya, Presiden Jokowi tidak ingin sahabatnya menangis dan meratapi keterlambatan progres pembangunan di wilayah Aceh. “Biar saya sebagai sahabatnya mewakili kita semua masyarakat Aceh dan insya Allah kita doa bersama, dukungan bersama, Bapak Jokowi akan memberikan perhatiannya yang lebih baik lagi untuk kemajuan pembangunan wilayah Aceh.”
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh juga membeberkan jasa-jasa Aceh terhadap Indonesia sejak dahulu kala. Masyarakat Aceh telah menorehkan catatan penting dalam perjalanan bangsa, melahirkan banyak tokoh dan pahlawan nasional, termasuk seorang laksamana perempuan pertama di dunia, Laksamana Malahayati. Rakyat Aceh juga menyumbang dua pesawat udara pertama Indonesia, di awal kemerdekaan, Seulawah 1 dan Seulawah 2, menjadi cikal bakal Garuda Indonesia.
Warga menunggu kedatangan Presiden dan rombongan di kenduri kebangsaan. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Presiden Joko Widodo, menjawab langsung keinginan Surya Paloh dengan bertanya. “Kalau tadi Bang Surya Paloh menyampaikan perlu asistensi, saya bertanya pada Pemda, perlu nggak? Kalau perlu, besok saya langsung dampingi. Jangan ngomong, ya, nanti kita beri asistensi, kemudian di bawah tidak mau di birokrasinya karena menanggung sebuah konsekuensi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kata Jokowi, Banyak daerah lain di Indonesia punya APBD kecil karena tidak ada Dana Otsus. Ada yang Rp 6 triliun dan ada juga sebuah provinsi yang APBDnya Rp 7 triliun. Sementara dana APBD plus Otsus yang diterima Provinsi Aceh tahun ini, lebih dari Rp 17 triliun.
“Pokoknya tata kelola harus bersih, akuntabel. Tapi kalau saya tanya ke rakyat, nanti seluruh rakyat bilang, ya, benar (butuh asietensi),” sambungnya.
Presiden mengharapkan kepada gubernur dan untuk menggunakan dana APBD dengan fokus, memberikan prioritas ke hal penting. “Dan saya sampaikan, angka kemiskinan 15 persen itu besar. Selesaikan dulu masalah itu dengan desain program-program unggulan,” katanya. []