Temuan Nisan Kuno Ulama di Tol Aceh, Sejarawan: Selamatkan Sebagai Cagar Budaya

Konten Media Partner
16 Februari 2021 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Temuan nisan kuno saat pembangunan proyek jalan Tol Aceh. Dok. Tarmizi A Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Temuan nisan kuno saat pembangunan proyek jalan Tol Aceh. Dok. Tarmizi A Hamid
ADVERTISEMENT
Sejumlah batu nisan diduga sebagai komplek makam kuno para ulama masa Kesultanan Aceh Darussalam abad ke-18 atau 19 Masehi, ditemukan di kawasan pembangunan Tol Aceh ruas Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Baitussalam, Gampong Lambada Lhok, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Sejarawan menilai, lokasi temuan tersebut patut dirawat dan diselamatkan.
ADVERTISEMENT
Pemerhati sejarah Aceh, Tarmizi A Hamid, mengatakan temuan tersebut jangan menimbulkan polemik dan jangan saling menyalahkan. “Karena sudah ditemukan, maka patut diselamatkan,” katanya kepada acehkini, Selasa (16/2/2021).
Tarmizi mengakui sempat melihat langsung lokasi temuan pada Kamis (11/2) pekan lalu, bersama tim dari Badan Pertahanan Nasional (BPN), Dinas Budaya dan Pariwisata Aceh, serta Balai Pelestarian Cagar Budaya dan pihak terkait lainnya, serta lembaga, maupun sejumlah pemerhati sejarah.
Menurutnya, komplek makam kuno tersebut tidak diketahui dan tampak di permukaan sebelumnya karena batu-batu nisan sudah tertimbun lumpur dari bencana tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.
Tarmizi A Hamid (kanan) saat melihat temuan nisan kuno.
Lagi pula saat ini, tak banyak warga di sana yang mengetahui keberadaan makam tersebut karena sebagian besar warga dulunya menjadi korban tsunami. “Mungkin waktu pembebasan lahan untuk pembangunan tol, tidak diketahui. Karena kalau tahu tidak mungkin ada orang yang mau mengorek itu (makam),” katanya.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya baru diketahui baru-baru ini, saat pekerja jalan tol Aceh melakukan pengerukan di lokasi. “Setelah ada pengorekan tanah, maka muncul nisan-nisan ke permukaan,” kata Tarmizi.
“Kita harusnya bersyukur, dengan digali di tol itu ada nampak kuburan kuno. Yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana tindak lanjut untuk menyelamatkan,” sambungnya.
Dia menyarankan agar kompleks tersebut dapat dibuat seperti taman, dan proyek jalan tol di area tersebut dapat digeser sedikit. Cagar budaya, katan Tarmizi, tak boleh dipindahkan. Hal ini juga untuk menjaga harkat dan martabat pada ulama, pejuang Aceh masa lalu, sekaligus masyarakat secara umum. “Pembangunan jalan tol dan merawat cagar budaya sama-sama penting bagi Aceh,” jelasnya.
Temuan nisan kuno di sekitar gerbang Tol Kajhu, Aceh Besar. Dok. Tarmizi A Hamid
Sebelumnya, Arkeolog Aceh Husaini Ibrahim menyatakan, nisan itu merupakan makam ulama masa Kesultanan Aceh Darussalam. "Di sana kami melihat bentuknya bulat, itu salah satu tipe nisan Aceh, lebih ke batu nisan Silindris. Itu berkisar antara abad ke-18 dan 19 Masehi akhir (Kesultanan Aceh Darussalam). Kalau kita melihat modelnya itu lebih ke makam ulama," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Husaini, makam ulama masa Kesultanan Aceh Darussalam ditandai dengan ketiadaan tulisan atau informasi yang menerangkan sosok orang yang dimakamkan di batu nisan. "Biasanya bulatan tanpa hiasan itu lebih kepada nisan para ulama, karena dalam agama dilarang membuat batu nisan berukiran," ujarnya. []