Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Tips Belanja untuk Jemaah Umrah di Jaafaria Souq, Makkah
7 April 2019 17:17 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB

ADVERTISEMENT
Kurang lengkap rasanya bagi jemaah umrah maupun haji asal Indonesia, pulang ke tanah air sebelum mengunjungi pasar Jaafaria Souq, di Kota Mekkah, Arab Saudi. Sebuah pasar yang menjual aneka cindera mata dengan harga miring.
ADVERTISEMENT
“Pasar Jafaria laksana Tanah Abang-nya Indonesia,” jelas Ahmad Efendi kepada Acehkini, Minggu (7/4). Ahmad adalah pembimbing umrah asal Lumajang, Jawa Timur, sedang menemani para ulama, marbut masjid, juga guru ngaji asal Aceh yang sedang melaksanakan umrah.
Pasar itu berjarak sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram, bersebelahan dengan Masjid Jin (Tempat diturunkannya Surah Al-Jin). Pasar Jaafaria menempati lantai dasar dari beberapa bangunan hotel yang ada di sekitar tempat itu. Berbagai kebutuhan tersedia di sana, dari sajadah, parfum, baju khas Arab Saudi, kurma, coklat, aneka kacang Arab, alat-alat elektronik, tasbih, perhiasan juga jam tangan.
“Sama kayak pasar-pasar grosir di Indonesia, kebanyakan barang-barang yang dijual di sini juga impor. umumnya dari Cina,” kata Ahmad. Sama seperti di Madinah, pedagang di pasar-pasar Makkah juga mahir berbahasa indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahmad, jemaah Indonesia paling boros berbelanja bila sedang di Arab Saudi. Ini memaksa pedagang Arab belajar bahasa Indonesia. “Apalagi jika yang datang rombongan dari Makassar dan Aceh, mereka ‘gila’ belanja,” jelas pria yang sudah 5 tahun bermukim di Arab Saudi ini.
Di pasar Jaafaria, selain mata uang riyal juga dapat berbelanja dengan rupiah. Nilai kurs Rp 4 ribu untuk satu riyal Arab Saudi.
Yang unik, segala riuh di dalam pasar Jaafaria akan berhenti begitu azan berkumandang. Para pedagang akan mematikan lampu tokonya, tidak lagi melayani pembeli. Hanya mematikan lampu, sementara toko masih terbuka seperti biasa. Selanjutnya mereka berkumpul di sebuah gang yang lebih besar, untuk melaksanakan salat berjamaah.
Trik Menawar Barang
ADVERTISEMENT
Darifin Muhammad Amin, baru saja membayar atas bebeberapa potong pakaian yang dibelinya. Dia masih mencari-cari tempat jualan tas ransel. Menurutnya, koper yang dia bawa tidak mampu lagi menampung belanjaan.
Saat berjalan mencari tas, dia melihat boneka unta. “Ini cocok untuk anak saya, tapi saya harus cari tas dulu,” kata guru mengaji asal Pulo Loh, Kecamatan Geumpang, Aceh.
Tak jauh dari penjual boneka, Darifin, menemukan toko penjual tas. Pedagang mematok harga 50 riyal untuk tas yang sedang dipegang Darifin. Darifin meminta 30 riyal, pedagang menurunkan di angka 40 riyal. Darifin tetap pada harga tawarannya. “Tidak bisa,” kata pedagang Arab itu.
Lalu Darifin manaruh kembali tas yang dipegangnya. Tak jadi membeli. Ketika hendak pergi, pemilik toko manggilnya kembali. Meminta Darifin untuk sedikit menaikkan angka tawarnya. “35 riyal, halal,” tanya Darifin. “Ok, halal,” jawab sang pedagang.
Akhirnya Darifin membayar, tapi tidak dengan riyal. Dia membayar dengan rupiah seharga Rp 140 ribu untuk sebuah tas ransel. Tawar-menawar ala Darifin nyaris sama dengan yang dilakukan oleh pembeli lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ahmad Efendi sang pendamping para jemaah Aceh ini telah mengingatkan. “Intinya belanja di Jafaariah, harus berani menawar. “Tawar aja dengan nilai terendah yang Tengku mampu dan cocok dengan yang hendak dibeli,” katanya.
Beda dengan Pasar Madinah
“Haji, mari masuk. Ayo, ayo, dilihat-lihat ke dalam. Lihat gratis.” Begitu umumnya padagang di Jafaaria maupun tempat-tempat lain di Makkah memanggil calon pembeli dari Indonesia.
Berbeda dengan pasar di Madinah, di sini hampir tak pernah kita mendengar kata: Jokowi, Prabowo, Ayu Tinting atau Syahrini, dari pedagang.
Menurut Ahmad Efendi, asal-mula pedagang di Madinah menyebut nama-nama tokoh dari Indonesia karena diminta oleh jemaah.
“Jamaah kita minta untuk menyebut nama tertentu, untuk menarik pembeli Indonesia,” jelasnya. Nama Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dalam Pemilu 2019 sedang hangat disebut-sebut para pedagang Madinah saat ini.
ADVERTISEMENT
Reporter: Suparta (Arab Saudi)