Tokoh Pers Aceh, H Harun Keuchik Leumiek, Meninggal Dunia

Konten Media Partner
16 September 2020 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Haji Harun Keuchik Leumiek. Foto: Adi Warsidi
zoom-in-whitePerbesar
Haji Harun Keuchik Leumiek. Foto: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Haji Harun Keuchik Leumiek yang dikenal sebagai tokoh pers Aceh meninggal dunia pada Rabu (16/9/2020) siang. Pria kelahiran 19 September ini mengembuskan napas terakhir di usia 77 tahun.
ADVERTISEMENT
Informasi yang diterima acehkini, H Harun Keuchik Leumiek meninggal dunia sekitar pukul 14.15 WIB di rumahnya di kawasan Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.
Kabar kepergian sosok yang peduli terhadap kelestarian budaya Aceh ini menyebar cepat di grup WhatsApp. "Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Haji Harun Keuchik Leumiek berpulang ke rahmatullah beberapa saat yang lalu," demikian bunyi pesan WhatsApp yang diterima acehkini.
Masjid yang dibangun Haji Harun Keuchiek Leumik yang kini menjadi primadona baru bagi wisatawan sejak diresmikan pada 28 Januari 2019. Foto: Suparta/acehkini
H Harun Keuchik Leumiek sejak tahun 1970-an menjadi wartawan Mimbar Swadaya (kini Harian Serambi Indonesia), wartawan Harian Mimbar Umum Medan, dan terakhir wartawan Harian Analisa Medan. Almarhum juga tercatat sebagai penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh.
Selain itu, suami Hajjah Salbiah ini aktif mengumpulkan benda-benda antik dan bersejarah terutama benda-benda peninggalan Aceh sejak tahun 1980. Rumahnya pun di kawasan Simpang Surabaya Banda Aceh dijadikan sebagai museum pribadi untuk pelestarian benda sejarah.
ADVERTISEMENT
Nama pengusaha perhiasan ini semakin sering disebut khalayak ramai setelah mendirikan sebuah masjid bergaya arsitektur Timur Tengah. Masjid itu kemudian diberi nama Masjid Haji Keuchik Leumik, yang kini menjadi primadona baru bagi wisatawan sejak diresmikan pada 28 Januari 2019 lalu.
Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga di Gampong Lamseupeung, Banda Aceh, selepas salat Asar, Rabu (16/9).
CEO acehkini, Adi Warsidi menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepulangan almarhum. "Beliau adalah panutan bagi sebagian kami, para jurnalis di Aceh. Bagi saya, beliau adalah guru, menjadi tempat bertanya tentang sejarah pers masa lalu dan sejarah Aceh pada umumnya," katanya.