Konten Media Partner

Tradisi Tarek Pukat dalam Pesona Senja Banda Aceh

20 Agustus 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarek pukat, tradisi menangkap ikan di Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Tarek pukat, tradisi menangkap ikan di Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Melihat tradisi tarek pukat saat senja menyapa Banda Aceh, adalah tontonan yang asyik. Ini menjadi hiburan sendiri bagi warga, sambil menikmati sunset, dan bermain air.
ADVERTISEMENT
Tarek (Tarik) pukat adalah tradisi penangkapan ikan yang legal dan telah dilakoni sejak masa Kesultanan Aceh, warisan abad ke-16. Hampir di seluruh pesisir Aceh, bisnis nelayan ini terawat.
Caranya, seperti terlihat di Gampong Jawa, Banda Aceh, para nelayan terlebih dahulu menebar pukat di laut menggunakan sebuah perahu. Jaraknya berkisar 500 meter dari bibir pantai. Pukat disauhkan melingkar, kedua ujung talinya tetap berada di pantai. Ikan-ikan yang disasar terperangkap di tengahnya.
Kedua ujung tali itulah yang ditarik oleh nelayan. Butuh waktu sekitar dua jam untuk berhasil menarik seluruh pukat ke atas pantai. Tarek Pukat biasanya dilakukan tiga kali sehari: pagi, siang, dan sore. Bahkan, juga malam hari jika cuaca memungkinkan.
Keindahan sunset di Gampong Jawa, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Lihat foto-foto tradisi tarek pukat dalam pesona sunset di Gampong Jawa, Banda Aceh, yang diabadikan acehkini, akhir Juli 2020 lalu. []
Anak-anak bermain air di pantai Gampong Jawa. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Menarik pukat ke daratan. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Aktivitas nelayan pada sore hari di Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Pukat nelayan dalam pesona senja. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Pantai Pampong Jawa, Banda Aceh saat senja. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Nelayan menarik perahu ke daratan. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Keindahan sunset di Gampong Jawa, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini