Konten Media Partner

Universitas Syiah Kuala dan PEMA Jalin Kerja Sama Kelola Hulu Migas

16 Agustus 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapangan pengelolaan gas di PT Medco E&P Malaka, Aceh Timur. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Lapangan pengelolaan gas di PT Medco E&P Malaka, Aceh Timur. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Universitas Syiah Kuala (USK) resmi melakukan kerja sama dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA), terkait dengan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (Migas) di wilayah kewenangan Aceh.
ADVERTISEMENT
Rektor USK, Prof. Marwan bersama Dirut PEMA, Ali Mulyagusdin menjadi perwakilan kedua pihak dalam nota kesepahaman yang ditandatangani bersama di Balai Senat USK, Selasa (16/8/2022). Keduanya sepakat berkolaborasi tidak hanya soal Migas, tetapi unit bisnis lainnya.
"Kehadiran kampus dan PEMA kita sepakat perlunya koordinasi untuk saling mendukung. USK punya ide, SDM, mahasiswa, tapi dalam tataran implementasi ada di PEMA," kata Prof. Marwan.
Rektor USK berharap, PEMA dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Semua itu demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh, yang belakangan ini berada di bawah rata-rata nasional. Di saat yang sama, ekonomi yang sehat berdampak baik akan terbukanya lapangan pekerjaan, menurunkan angka pengangguran, serta mengatasi masalah kemiskinan.
Rektor USK, Prof Marwan (kedua kanan) berjabat tangan dengan Dirut PEMA, Ali Mulyagusdin. Foto: Humas USK
Rektor juga meminta PEMA untuk menggerakkan industri menengah ke atas, terutama industri pengolahan dengan menyasar sektor pertanian dan perikanan. Dua sektor tersebut merupakan mata pencaharian masyarakat Aceh yang dominan.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan kerja sama ini membuka kesempatan bagi dosen dan mahasiswa bisa terlibat dengan PEMA maupun mitranya. Terutama kesempatan mahasiswa bisa magang 5 hingga 6 bulan," tutur Prof. Marwan.
Sementara itu, Ali Mulyagusdin, mengatakan secara ruang lingkup pekerjaan pihaknya diberi mandat oleh Pemerintah Aceh sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam hal usaha. Definisi tersebut, menjadikan PEMA tak ubahnya BUMD, satu-satunya di Aceh yang mengelola bisnis dari hulu ke hilir.
"Tujuan kami, dengan tanggung jawab besar yang ada adalah membangun komunikasi dan koordinasi. Kami tergopoh-gopoh ingin segera ada hasil (dari kerja sama ini)," jelas Dirut PEMA.
Ali berharap, dengan banyaknya investasi yang ditawarkan kepada PEMA, USK bisa membantu dari segi ilmu pengetahuan. Dengan demikian, geliat pengetahuan dan ekonomi di Aceh akan semakin membaik. []
ADVERTISEMENT