Update Corona di Aceh 2 Mei: Jumlah ODP dan PDP Terus Bertambah

Konten Media Partner
2 Mei 2020 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan melakukan rapid test bagi ODP di Kabupaten Aceh Besar, (23/4/2020). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan melakukan rapid test bagi ODP di Kabupaten Aceh Besar, (23/4/2020). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona atau COVID-19 di Aceh terus bertambah dari hari ke hari. Angka ODP pada hari ini bertambah sebanyak 9 kasus, sehingga secara akumulatif kini menjadi 1.902 orang.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangangan COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, dalam keterangan meng-update data terbaru kasus COVID-19 di Aceh per Sabtu (2/5) pukul 15.00 WIB.
"Tapi jumlah yang sudah selesai masa pemantauan lebih banyak," ujar Saifullah dalam keterangan tertulis, Sabtu sore.
Update data kasus COVID-19 di Aceh per Sabtu (2/5) pukul 15.00 WIB di laman Dinkes Aceh
Pria yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, dari 1.902 ODP di Aceh, hanya 242 orang yang masih dalam pemantauan, sedangkan selebihnya 1.660 orang lainnya sudah selesai masa pemantauannya.
Ia menyebut, masa pemantauan tersebut hanya 14 hari, sejak seseorang tiba dari daerah penularan lokal dan menunjukkan gejala demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius, atau pernah demam, flu, atau gangguan pernafasan ringan.
ADVERTISEMENT
"Isolasi mandiri tidak untuk dikucilkan seseorang untuk berinteraksi secara bebas dengan keluarga maupun sahabat-sahabatnya. Isolasi mandiri dimaksudkan agar orang yang baru tiba dari wilayah transmisi lokal dan memiliki potensi terinfeksi virus Corona tidak menjadi mata rantai penularan kepada orang baru di desanya," jelas SAG.
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani alias SAG. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Di sisi lain, kata SAG, seseorang yang disiplin melakukan isolasi mandiri akan terlindungi dari perasaan merasa dicurigai oleh orang lain sebagai pembawa virus Corona. Isolasi mandiri juga mencegah perasaan was-was orang lain di sekitarnya.
"Menguntungkan kedua belah pihak, baik yang baru datang maupun penduduk setempat. Karena itu perlu saling mendukung dan saling menghargai antar sesama," sebutnya.
Lebih lanjut, SAG mengatakan jumlah PDP di Aceh kembali bertambah 5 orang, sehingga totalnya menjadi 91 kasus. "Rinciannya, yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 8 orang, dan yang sudah sehat dan pulang dari rumah sakit sebanyak 82 orang. Sedangkan PDP yang meninggal dunia tercatat 1 kasus pada Maret lalu," kata dia.
ADVERTISEMENT
SAG menambahkan, adapun jumlah positif COVID-19 di Aceh hingga saat ini sudah mencapai 11 kasus. Namun, pasien yang masih menjalani perawatan oleh tim medis di rumah sakit rujukan COVID-19 di Aceh tinggal 2 orang.
"Positif COVID-19 di Aceh yang berhasil sembuh mencapai 8 orang, dan yang meninggal satu orang. Kasus meninggal pada 23 Maret lalu ini juga terkonfirmasi positif COVID-19," ujar SAG.
Ia menyampaikan kasus positif COVID-19 ke-11 di Aceh yang tercatat kemarin, yakni laki-laki berinisial MAH (19 tahun). Ia merupakan teman AJ (20 tahun) kasus positif COVID-19 yang ke-10 di Aceh. Keduanya santri Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, yang pulang ke kampung halamannya di Aceh Tamiang.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan Tim Gugus Tugas COVID-19 kabupaten/kota memberikan perhatian khusus terhadap teman-teman AJ lainnya. Memantau dan memberi akses seluas-luas bila mereka mengeluh sakit," pungkas SAG.