Konten Media Partner

USK Aceh dan GIZ Jerman Kerja Sama Pengelolaan Lahan Gambut

17 Februari 2023 8:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berupaya memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Puloe Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, Jumat (27/5/2022). Foto: Dok. acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berupaya memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Puloe Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, Jumat (27/5/2022). Foto: Dok. acehkini
ADVERTISEMENT
Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh melalui Pusat Riset Pembangunan Pedesaan dan Pertanian Berkelanjutan, bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) menggelar Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan, di Fakultas Pertanian USK, Kamis (16/2/2023).
ADVERTISEMENT
Seminar secara hybrid, dihadiri sekitar 500 peserta. 100 di antaranya hadir secara luring. Para narasumber yang tampil adalah Riza Murti Subekti (Enviromental Impact Control Officer , Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), A. Hanan (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh), Aswansyah Putra, (Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh), Barbara Goncalves, (Technical Advisor GIZ-SUPA), Hasantoha Adnan Syahputra, (Learning and Knowledge Management Specialist KEMITRAAN), dan Prof. Ashabul Anhar (Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian USK)
Ketua Pusat Riset Pembangunan Pedesaan dan Pertanian Berkelanjutan, Prof. Ahmad Humam Hamid, dalam sambutannya mengatakan kegiatan penting dalam upaya melestarikan lahan gambut. Dia menyampaikan terima kasih atas kepercayaan GIZ selaku pelaksana program SUPA yang telah melibatkan USK terhadap upaya-upaya penyelamatan lingkungan ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini adalah sebuah kemuliaan. Karena ini adalah upaya luar biasa untuk penyelamatan umat manusia dan nasib bumi secara keseluruhan,” ucapnya.
Principal Advisor GIZ-SUPA, Berthold Haasler, menyebutkan kegiatan ini guna mengidentifikasi dan menemukan metodologi yang tepat terkait upaya pengelolaan lahan gambut di lapangan.
Haasler menilai lahan gambut sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ada begitu banyak manfaat dari lahan gambut ini, di antaranya adalah menyimpan karbon serta pemelihara ekosistem, pengendalian banjir serta penyedia sumber daya kayu dan nonkayu.
Hanya saja, selama ini ekosistem pada lahan gambut terancam akibat upaya pembangunan yang tak terkendali. Kondisi ini juga menjadi ancaman bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada lahan gambut. “Seminar ini diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan gambut,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Seminar nasional pengelolaan lahan gambut di Aceh.

Menyelamatkan Lahan Gambut

Kepala DLHK Aceh menyampaikan bahwa keunikan gambut Aceh terletak pada posisinya di pantai barat dan gambut menyimpan karbon yang sangat tinggi. Gambut memiliki beragam fungsi, antara lain untuk menjaga tata air, untuk mencegah kekeringan.
DLHK Aceh saat ini telah membantu masyarakat di lahan gambut Aceh. Antara lain bantuan yang diberikan adalah pembuatan sekat kanal dan peningkatan ekonomi warga melalui pembagian bibit tanaman. “USK selama ini juga turut mengambil peran dalam pelestarian lahan gambut di provinsi Aceh, yaitu dengan menyediakan beragam mata kuliah tentang lahan basah, penelitian dan kajian di lahan gambut dan terakhir ikut terlibat dalam program percontohan atau pilot site SUPA Komponen 1 yaitu Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG),” katanya.
ADVERTISEMENT
Aswansyah Putra dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh memaparkan total luas lahan gambut Aceh adalah 339.282 hektare. Untuk fungsi lindung total lahan gambut Aceh ialah 176.662 hektare dan lahan budidaya seluas 160.622 hektare.
“Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh mendukung beragam upaya pelestarian lahan gambut Aceh dan peningkatan ekonomi warga,” katanya.
Dalam materinya, Prof Ashabul Anhar menyampaikan bahwa program SUPA Komponen 1 sangat membantu pemberdayaan masyarakat setempat di lahan gambut dan juga agar Aceh memiliki kondisi lahan gambut yang lebih baik ke depannya.
Beberapa aktivitas dari program ini ialah pembentukan TK-PPEG (Tim Kerja Pengendalian dan Pengelolaan Ekosistem Gambut), pembangunan sekat kanal, pembuatan peta profil desa, penanaman pohon, pemantauan sistem peringatan dini dan pelatihan kelompok MPA dalam penanggulangan Karhutla.
ADVERTISEMENT
Barbara Goncalves dari GIZ menyatakan bahwa project SUPA Komponen 1 menggunakan pendekatan dari berbagai level. Area 1 dalam SUPA Component 1 ialah memperkuat kerjasama regional melalui ASEAN, Area Kerja 2 memberikan dukungan khusus kepada negara anggota ASEAN untuk implementasi APMS dan NAPPs serta Area Kerja 3 menghasilkan pembelajaran dari Indonesia dan Malaysia.
Barbara menambahkan kegiatan utama area percontohan SUPA di Aceh ialah ; 1) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) di Kabupaten Aceh Barat , 2) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) di Kabupaten Nagan Raya dan 3) Implementasi Program Desa Mandiri Peduli Gambut di 10 desa prioritas. []