Warga Demo Perusahaan Batu Bara di Aceh Barat, Keluhkan Debu Mengancam Kesehatan

Aksi demo warga di gerbang perusahaan tambang batu bara. Foto: Siti Aisyah/acehkini

Puluhan warga Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, melakukan aksi unjuk rasa di gerbang masuk stockpile perusahaan tambang batu bara, PT Mifa Bersaudara, mereka memprotes polusi debu yang diduga karena penumpukan batubara di kawasan tersebut.

Koordinator Aksi, T Nasir, mengatakan polusi debu yang bertebangan itu menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, seperti ada yang sakit. Meski sudah ada upaya pencegahan dari perusahaan yang dituding itu, namun tak begitu maksimal.

“Termasuk anak saya sendiri, sesak karena debu, umurnya 3 tahun sama 1 tahun lebih. Kita tidak bisa pastikan (karena debu batu bara), tapi kata dokter itu karena debu, paru-parunya kotor,” kata Nasir kepada acehkini, Selasa (29/3).

Hal itu diketahui Nasir saat anaknya masuk rumah sakit sekitar 3 minggu lalu, dengan keluhan sesak yang menyulitkan anaknya bernafas. Dokter menyebut ada kotoran yang menyerupai debu hinggap di dalam paru-paru.

Nasir menunjukkan hasil rontgen kedua anaknya. Foto: Siti Aisyah/acehkini

T Nasir, belum pernah mengadukan hal yang dialaminya itu ke pihak perusahan. Karena memang sudah tidak tahan, makanya aksi demonstrasi dilakukan sebagai bentuk protes. “Kita tuntut kesenjangan sosial yang kita alami, apa solusi dari mereka. Kalau perhatian dari perusahaan hanya segelintir yang merasakan perhatian, tidak merata,” sebutnya.

Dijelaskannya, mayoritas yang memprotes ini adalah warga yang tinggal di sekitar stockpile PT Mifa Bersaudara, yang setiap harinya harus menerima polusi debu yang mengotori lingkungan, serta mengancam kesehatan warga sekitar.

Warga dan pihak perusahaan melakukan pertemuan usai demonstrasi di sana. Adapun keputusan bersama yang ditandatangani oleh perwakilan masing-masing, di antaranya berisi; debu dari turning ke jalan nasional dan jalan menuju kantor pelabuhan akan dilakukan penyiraman rutin dengan air bersih.

Kemudian dilakukan pengaspalan jalan tersebut, tinggi timbunan batubara disesuaikan dengan ketentuan Amdal, memberi perhatian dan pembinaan terhadap warga sekitar yang terdampak, memperhatikan warga lokal dalam rekrutmen karyawan.

Serta, pengelolaan air yang ada di belakang turning ditingkatkan sesuai standar. “Ini agar airnya tidak keluar dan mensasar lahan sawah warga, karena bahaya air limbah mengendam di tanaman padi,” ucap Nasir.

Pihak perusahaan yang menanggapi aspirasi warga di sana, berkomitmen untuk segera merealisasikan sebagai bentuk respon cepat. Meski tidak ada batas waktu tertentu, keluhan para pendemo akan ditanggapi dengan serius.

CSR dan Corcom Senior Manager PT Mifa Bersaudara, Azizon Nurza, mengatakan perusahaan sudah cukup komitmen dalam tanggung jawab sosial. Apalagi bicara soal lingkungan hidup yang menjadi perhatian khusus perusahaan. “Terkait aksi hari ini tentunya aspirasi kita tampung, sudah kita catat, tentunya akan kita tindak lanjuti,” ujar Azizon.

Pertemuan perwakilan warga dengan pihak perusahaan. Foto: Siti Aisyah/acehkini

Secara umum, kata dia, langkah langkah penanganan sudah dilakukan perusahaan. Apa yang disampaikan masyarakat akan segera dilakukan evaluasi agar bisa diperbaiki apabila terdapat kekurangan.

Azizon melanjutkan, aksi pengelolaan terhadap lingkungan khususnya di stockpile PT Mifa Bersaudara, ada beberapa hal yang sudah diterapkan, seperti memasang jaring arnet setinggi 15 meter dan penanaman pohon cemara. Hal itu dianggap dapat mencegah debu masuk ke pemukiman warga sekitar. “Ada juga penyiraman rutin, sampai 4 kali sehari di jalan nasional dan jalan masuk ke port dan stockpile, yang dilakukan oleh pihak ketiga,” sebutnya.

Selain itu, Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Banda Aceh, juga melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas udara di sekitar stockpile PT Mifa Bersaudara. Setidaknya 3 bulan sekali mereka datang dan melakukan uji Laboratorium.

Menyikapi aksi masyarakat tersebut, perusahaan menyebutkan bila ada sesuatu yang timbul di kemudian hari paska-penanganan, pihaknya komit untuk mengatasi dan menanggulanginya. []