Warga Melayu dan Aceh Kirim Surat Protes ke Google Akibat Frasa Rasis

Konten Media Partner
16 Oktober 2019 0:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Google. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Google. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Forum Masyarakat Melayu dan Aceh mengirim surat kepada perusahaan mesin pencarian asal Amerika Serikat, Google. Mereka menyatakan keberatan atas hasil terjemahan frasa yang keluar dari program Google Translate yang dinilai telah merendahkan harkat dan martabat masyarakat Melayu dan Aceh.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut dilayangkan kepada Managing Director PT Google Indonesia yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, pada Selasa (15/10).
Hasil Google Translate yang dinilai sebagai bentuk diskriminasi rasial terhadap ras dan etnis, yaitu terjemahan frasa dari bahasa Jawa ke Indonesia: ‘anak melayu’ sebagai ‘bajingan’, ‘wong melayu’ sebagai ‘orang-orang curang’.
Frasa hasil terjemahan Google Translate yang dinilai mendiskriminasi ras dan etnis. Foto: Screenshot
Sementara, kata serupa jika diterjemahkan dari bahasa Jawa ke Inggris, maka hasilnya adalah ‘anak melayu’ sebagai ‘son of a bitch’, ‘wong melayu’ sebagai ‘people are cheating’.
Selain terjemahan yang ada kata Melayu, hal serupa juga terjadi pada terjemahan yang terdapat kata Aceh. Seperti jika diterjemahkan 'anak aceh' dari bahasa Jawa ke Indonesia, Melayu, dan Inggris, maka akan keluar sebagai ‘bajingan’, ‘anak lelaki jalang’, dan ‘son of a bitch’.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika diterjemahkan 'wong aceh’ maka akan keluar sebagai ‘bajingan’, ‘penipu’, ‘scoundrel'.
Frasa hasil terjemahan Google Translate dari Bahasa Jawa ke Inggris yang dinilai mendiskriminasi ras dan etnis. Foto: Screenshot
Selain contoh itu, dalam surat yang ditujukan kepada Google termuat beberapa frasa lainnya yang mengandung kata Aceh, tetapi saat diterjemahkan malah menjadi kata-kata yang kasar.
Perwakilan Aceh dalam Forum Masyarakat Melayu dan Aceh, Haekal Afifa, mengatakan hasil terjemahan itu telah mencederai harga diri dan marwah masyarakat Melayu dan Aceh.
Menurutnya, dari hasil terjemahan itu telah terjadi praktik diskriminatif, penanaman kebencian, mengolok-olok, serta merendahkan identitas Aceh dan Melayu.
"Atas dasar itu, kami meminta kepada perusahaan Google untuk menghapus hasil terjemahan yang disebutkan dalam surat atau pada terjemahan-terjemahan lain yang serupa selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah surat protes tersebut ke kantor Google," kata Haikal kepada acehkini, Selasa (15/10).
Penggalan surat yang dilayangkan ke Managing Director PT Google Indonesia. Foto: Screenshot
Jika surat tersebut tidak diindahkan, kata Haikal, pihaknya akan menindak lanjuti sesuai Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut ditandatangani oleh perwakilan masyarakat Melayu dan Aceh yang berada di berbagai daerah, seperti Jakarta, Pontianak, Medan, Jambi, Lampung dan Aceh.
Selain kepada Google Indonesia, surat itu turut ditembuskan ke Kantor Google di Amerika Serikat, International Labour Organization Jakarta, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.