Konten Media Partner

Wisuda Rina Diwakili Ayahnya, Rektor: Menjadi Penyemangat Mahasiswa

28 Februari 2019 14:59 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sang Ayah menerima ijasah anaknya yang meninggal dunia, pada wisuda mahasiswa UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu (27/2). Foto: Dok. UIN Ar-Raniry
zoom-in-whitePerbesar
Sang Ayah menerima ijasah anaknya yang meninggal dunia, pada wisuda mahasiswa UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu (27/2). Foto: Dok. UIN Ar-Raniry
ADVERTISEMENT
Selama tiga hari berturut-turut yakni pada Selasa (26/2) hingga Kamis (28/2), kampus UIN Ar-Raniry mewisuda 2.011 mahasiswanya pada semester ganjil tahun akademik 2018/2019.
ADVERTISEMENT
Kisah mengharukan terjadi Rabu (27/2), ketika ayah dari almarhumah Rina Muharami, Bukhari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, mewakili almarhum putrinya menerima ijazah.
Doa mendalam disampaikan untuk Rina Muharami yang meninggal dunia pada 5 Februari 2019 lalu atau 13 hari setelah sidang skripsi sarjana (24 Januari 2019) dan belum sempat melakukan wisuda. (Mohon maaf, dalam berita sebelumnya kami kekeliruan dalam penulisan waktu sidang skripsi almarhumah Rina)
"Maka dalam kesempatan ini mari kita kirim Al-Fatihah dan doa untuk mahasiswa kita yang kemarin ijazah sarjananya diambil dengan diwakili oleh ayahnya," ucap Prof Warul Walidin di Auditorium Ali Hasymi, Darussalam, Banda Aceh, Kamis (28/2).
Diketahui, saat nama Rina dipanggil untuk menerima ijazah, Bukhari naik ke panggung untuk mewakili putrinya yang telah tiada. Berbeda dengan wisudawan yang mengenakan baju toga, sang ayah tampil mengenakan kemeja berwarna abu-abu dan memakai peci hitam.
ADVERTISEMENT
Warul menyebutkan, sore ini berencana berkunjung ke rumah duka untuk membawa bingkisan alakadar sebagai bentuk belasungkawa dari kampus UIN Ar-Raniry.
Warul mengharapkan peristiwa mengharukan ini, bisa menjadi penyemangat bagi mahasiswa lain untuk menyelesaikan studinya dan tidak menyia-nyiakan perjuangan para orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya.
“Kemarin semua orang dalam ruangan ini meneteskan air mata, melihat sosok orang tua yang hadir ke sini untuk mengambil ijazah anaknya,” ujar Warul Walidin.
Reporter: Husaini Ende | Windy Phagta