Konten dari Pengguna

Konsep Negara Ideal Menurut Komunisme

Acep Mujib Ichlasul Amal
Alumni Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15 September 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Acep Mujib Ichlasul Amal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gambar dua pemimpin Revolusi Kuba, Guevara dan Castro (hafteh7 via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gambar dua pemimpin Revolusi Kuba, Guevara dan Castro (hafteh7 via pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem negara dan pemerintahan yang digunakan oleh dunia internasional saat ini merupakan hasil dari perkembangan peradaban yang dijalani oleh setiap manusia.
ADVERTISEMENT
Perkembangan politik lingkungan yang diawali dengan masa berburu hingga membentuk koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan menandakan perkembangan pemikiran manusia dalam mempertahankan kehidupannya.
Insting bertahan hidup secara bertahap semakin ditingkatkan untuk mewujudkan kehidupan yang dipenuhi dengan perdamaian.
Perkembangan ideologi manusia dalam sistem politik mulai hadir tatkala manusia tersebut membentuk sebuah koloni hingga berbentuk sebuah kerajaan.
Dalam rangka mencapai kemuliaan hingga ambisi dalam berkuasa telah menimbulkan berbagai macam peristiwa peperangan yang menimbulkan korban jiwa yang begitu besar.
Doktrin agama mulai mewarnai setiap kehidupan masyarakat yang mendambakan sebuah perdamaian hingga dimanfaatkan oleh kalangan elit untuk mencapai kursi kekuasaan.
Sejarah panjang peperangan yang dialami oleh manusia ketika masa kerajaan kini menciptakan perspektif terkait perdamaian.
ADVERTISEMENT
Otoritas kekuasaan kerajaan yang bersifat monarki dan absolut mulai ditentang oleh masyarakat hingga memaksa sistem pemerintahan monarki harus diubah.
Peristiwa perang berkepanjangan terutama yang terjadi di Eropa mulai membentuk perubahan sistem pemerintahan wilayah yang dikenal dengan sistem yang bernama negara.
Sistem pemerintahan ‘negara’ mulai hadir ketika semua pihak yang tengah bertikai mulai menyepakati suatu perjanjian yang disebut dengan ‘Perjanjian Westphalia’.
Perjanjian tersebut mengakhiri perang panjang yang tidak berkesudahan antar kerajaan di Eropa dan melahirkan sebuah perdamaian antar wilayah.
Perjanjian Westhphalia merupakan sebuah perjanjian yang mengakhiri perang 30 tahun di Eropa dan melepaskan peran agama dalam kehidupan bernegara.
Perjanjian tersebut menghasilkan sistem negara baru dan melahirkan beberapa prinsip, yaitu penentuan nasib sendiri, klausul mengakhiri perang melalui kongres diplomatik, menetapkan konsep kedaulatan teritorial, pembentukan dasar sistem negara modern, dan prinsip untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
ADVERTISEMENT
Setelah disepakatinya perjanjian Westphalia oleh kalangan penguasa di Eropa, langkah selanjutnya adalah penentuan ideologi yang digunakan oleh setiap negara sebagai identitas dalam menyelenggarakan sistem pemerintahan mereka.
Lahirnya sebuah idelogi yang digunakan oleh setiap negara dalam sistem pemerintahannya tidak terlepas dari berbagai macam fenomena sosial yang terjadi di masyarakat maupun dunia internasional.
Secara umum, hingga saat ini terdapat dua ideologi besar arus utama yang menjadi landasan sebuah negara dalam menjalankan sistem pemerintahannya, yaitu liberalisme dan komunisme.
Lahirnya dua idelogi tersebut mulai mewarnai khazanah sistem negara dunia internasional hingga mencapai titik hampir menimbulkan Perang Dunia Ketiga.
Komunisme merupakan sebuah ideologi yang digagas oleh Karl Marx. Ideologi komunisme merupakan sistem politik dan ekonomi yang memiliki tujuan untuk membentuk masyarakat tanpa kelas.
ADVERTISEMENT
Lahirnya ideologi tersebut tidak terlepas dari pengalaman Marx yang melihat ketimpangan yang terjadi di negaranya akibat adanya perbedaan kelas antara borjuis dan proletar.
Perbedaan kelas tersebut pada akhirnya melahirkan sebuah ketimpangan baik dari segi ekonomi, sosial maupun politik.
Komunisme memiliki sistem yang terdiri dari lima aspek umum yang menjadi pembeda dengan idelogi lain yang tersebar di seluruh dunia. Lima aspek tersebut adalah 1) Monopoli kekuasaan oleh Partai (komunis), 2) Hubungan intra partai yang tersentralisasi dan disiplin, 3) Tidak ada kepemilikan secara pribadi dan seluruhnya di kelola untuk kepentingan bersama dan negara, 4) komunisme sebagai tujuan akhir dalam kehidupan bernegara yang melegitimasi, 5) Solidaritas tinggi terhadap gerakan komunisme internasional.
ADVERTISEMENT
Gagasan yang dibangun dalam ideologi komunisme sebagai sistem bernegara adalah menciptakan masyarakat tanpa adanya kelas pembeda.
Semua masyarakat memiliki status yang sama dalam mengabdi dan berkontribusi penuh terhadap negara. Tindakan tersebut akan mendapatkan timbal balik dari negara dengan dipenuhinya berbagai macam hak yang dapat diterima oleh masyarakat, kecuali kebebasan berpendapat.
Dalam sistem pemerintahan, ideologi komunisme menekankan aspek keterwakilan oleh Partai yang berfungsi sebagai lembaga penyelenggara pemerintahan dan penjaga ideologi komunisme.
Kesimpulannya, konsep negara ideal menurut komunisme adalah sebuah negara dengan sistem pemerintahan yang menciptakan lingkungan masyarakat yang setara tanpa adanya perbedaan kelas. Dengan status kelas yang sama, maka warga negara dapat memiliki hak yang sama tanpa adanya tekanan dari pihak yang memiliki kekuasaan secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Ball, T., & Dagger, R. (2024, July 22). Marxian communism. Britannica. https://www.britannica.com/topic/communism/Marxian-communism
Brown, A. (2001). Communism. ScienceDirect. https://www.sciencedirect.com/topics/computer-science/communist-system
Timberman, T. (2015, November 11). The Peace of Westphalia and its 4 Principles for Interstate Relations Isn't Failing. Small Wars Journal. https://smallwarsjournal.com/jrnl/art/the-peace-of-westphalia-and-its-4-principles-for-interstate-relations-isnt-failing