Konten dari Pengguna

Keluarga Amil, Keluarga Harapan

Akademizi
Akademizi lahir dari sebuah visi besar yang ingin mendorong kemajuan gerakan filantropi Islam sekaligus mampu menjadi inspirasi bagi gerakan kebajikan dan pemberdayaan umat.
7 Oktober 2024 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akademizi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nana Sudiana (Dok IZI)
zoom-in-whitePerbesar
Nana Sudiana (Dok IZI)
ADVERTISEMENT
Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi)
Bagi amil yang sudah berkeluarga, tentu saja memiliki istri dan anak-anak yang baik adalah sebuah kebahagiaan. Ini tak lain kebaikan dan berkah dari Allah SWT yang patut disyukuri. Ini juga adalah nikmat dan anugerah kehidupan dari-Nya. Walau hal ini jamak terlihat, namun tetap saja menjadi bagian keluarga yang baik adalah harapan terindah yang dimiliki seorang amil.
ADVERTISEMENT
Dari data amil yang ada di Indonesia, ternyata jumlah amil yang sudah menikah lebih sedikit dari yang belum menikah. Dan dari yang sudah menikahpun, sampai saat ini masih ada yang sedang berjuang agar dikaruniai seorang anak dalam keluarganya.
Walau memiliki anak pastinya akan membuat kerepotan baru dalam mengurusnya dibanding ketika hanya suami istri, tetapi faktanya ada keindahan sekaligus kesyukuran atas amanah dari Allah yang berupa anak ini.
Dengan begitu, di tengah situasi apapun, amanah jadi orang tua harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Juga tidak ada alasan untuk mengeluh dengan keberadaan anak-anak ditengah kehidupan keluarga kita.
Begitu dapat amanah anak, bagaimanapun caranya kita harus mulai merencanakan dan menyiapkan perawatan dan pendidikan anak-anak hingga nanti ia tumbuh dewasa dan mandiri.
ADVERTISEMENT
Dan semua orang tua, ternyata harapannya sama, ingin anaknya soleh atau solehah dan kehidupannya berhasil, bahkan melebihi orang tuanya. Harapan umum orang tua pastinya selain berprestasi lebih dari orang tua dari sisi pendidikan, karier dan kedudukannya, juga lebih baik kehidupan agamanya. Ini terlihat umum dan sederhana, namum faktanya, tak semua orang tua mendapati itu semua.
Ada yang senang anaknya berhasil secara materi, tetapi kadang ia kurang baik dalam hal lainnya. Sebaliknya, ada saja kekurangan anak di mata orang tua, walau mungkin tak pernah muncul dalam kata atau ujaran verbal dari mereka.