Konten dari Pengguna

Perlu Pendidikan Amil yang Berkualitas

Akademizi
Akademizi lahir dari sebuah visi besar yang ingin mendorong kemajuan gerakan filantropi Islam sekaligus mampu menjadi inspirasi bagi gerakan kebajikan dan pemberdayaan umat.
4 April 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akademizi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nana Sudiana (Dok Akademizi)
zoom-in-whitePerbesar
Nana Sudiana (Dok Akademizi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)
Sebenarnya yang perlu dilakukan ke depan adalah melakukan perbaikan sistem pendidikan dan peningkatan kapasitas amil zakat di Indonesia agar mampu menghasilkan sumber daya amil yang andal. Indonesia ke depan bisa jadi akan menjadi negara dengan komunitas amil terbesar di dunia, dan dengan aneka ragam model pengelolaan lembaga. Karena itulah, perlu ada kemauan semua pihak untuk mulai membuat semacam laboratorium pengelolaan zakat yang baik di setiap maka daerah.
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya kita memiliki sarana pendidikan amil zakat yang memadai dan serius. Menyiapkan secara indoor dan outdoor serta membangun kelengkapan semacam sekolah amil zakat yang didukung oleh gedung memadai dan representatif, pengajar berkualitas, serta didukung fasilitas seperti tempat olahraga luar ruang, stadion, kolam renang, ruang musik, ruang memasak, ruang melukis, ruang komputer, dan tentu saja perpustakaan dengan standar internasional. Perguruan tinggi umum negeri dan perguruan tinggi Islam dalam hal ini turut dilibatkan dalam ikhtiar merancang dan mewujudkannya.
Bila kelengkapan tersebut telah terealisasi dengan baik, insya Allah, kemampuan dan kualitas amil zakat nun jauh di Aceh dengan di Jakarta tetaplah sama; dari pedalaman Papua dengan dari Surabaya juga akan sama kemampuan dan mutu layanannya. Bila hal ini terwujudkan, menjadi amil zakat terbaik di dunia hanyalah pelengkap capaian yang ada. Dengan demikian, kompetisi hanyalah "gimmick" belaka di balik seluruh rangkaian kerja keras dan kesungguhan membangun dunia zakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam realitas dunia zakat kita hari ini, pihak yang seharusnya duduk paling depan dalam urusan memajukannya malah terkadang menjadi pihak yang justru sebaliknya, yakni membuat amil-amil yang ada tidak begitu antusias dan bersemangat dalam mengambil lebih banyak peran dan tanggung jawab.
Semoga dengan terus berubahnya dinamika yang ada, selalu ada celah bagi kebaikan gerakan zakat Indonesia. Kita semua tak akan pernah tahu di episode yang mana gerakan ini akan berbalik menjadi mudah dan sesuai dengan mimpi dan cita-cita kita semua. Maka, mari pupuk terus optimisme gerakan!