Konten dari Pengguna

Nasib Petani Tembakau Wonosobo di Masa Pandemi

Achdan Nauval Qois
Mahasiswa UMY Prodi Ilmu Komunikasi
31 Oktober 2020 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achdan Nauval Qois tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kerugian Petani Tembakau di Wonosobo

Petani Tembakau sedang Menjemur Tembakau
zoom-in-whitePerbesar
Petani Tembakau sedang Menjemur Tembakau
ADVERTISEMENT
Covid-19 telah membuat banyak kerugian bagi setiap orang, tak terkecuali petani tembakau di Wonosobo, Jawa Tengah. Bagaimana tidak, di masa seperti saat ini, banyak petani tembakau yang harus merugi akibat harga tembakau di pasaran yang tidak seimbang, atau bisa dikatakan turun sekitar 30-40%. Perekonomian di Indonesia yang tidak stabil telah berimbas kepada harga pasaran dari tembakau itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Widia, salah satu petani tembakau di Wonosobo, bahwa sebelum Covid-19 harga tembakau tergolong normal dan tidak ada masalah. “Sebelum Covid-19, harga tembakau bisa menyentuh harga 75 ribu hingga 90 ribu per kilo untuk tembakau kering, dan untuk harga daun tembakau berkisar 6 ribu sampai 8 ribu per kilo,” Ujar Widia, Rabu (28/10). “Namun, harga tembakau juga bervariasi, tergantung dari kualitas tembakau itu sendiri,” Lanjut Widia.
Namun, setelah Covid-19 melanda Indonesia, harga tembakau turun secara drastis. “Setelah Covid-19, harga tertinggi tembakau hanya menyentuh harga 55 ribu per kilo, dan untuk daun tembakau hanya 3.500 rupiah per kilo,” Ucap Widia. Harga tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu tergantung dari tingkat kebutuhan tembakau di Indonesia, mengingat masih banyak perokok aktif dari berbagai kalangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tembakau dari Wonosobo pun banyak dipakai oleh merk rokok terkenal, salah satunya dari produk Gudang Garam. Namun ada 1 tembakau yang khas dan menjadi ciri khas dari tembakau Wonosobo, yakni tembakau garangan. Tembakau garangan memiliki harga yang lumayan mahal ketimbang harga tembakau lainnya, yakni bisa menyentuh harga 2 juta hingga 3 juta atau bahkan bisa lebih. Tembakau garangan memiliki harga yang mahal dikarenakan cara penanaman, dan pengolahan yang berbeda dari yang lain.
Tembakau Garangan khas Wonosobo
Meskipun harga tembakau garangan tersebut mahal, di masa pandemi ini tetap saja turun. “Segala jenis tembakau mas, turun semua harganya,” Ucap Widia. Dengan turunnya harga tembakau ini, membuat petani tembakau harus memutar otak, agar kebutuhan, sandang, pangan tetap terpenuhi. “Ya dengan menanam tanaman dan sayuran lain mas, seperti cabai, tomat, terong, dll,” Ujar Widia. Hal ini tentunya agar perekonomian petani tembakau tetap stabil, dan kebutuhan tetap terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Meskipun terkendala akan turunnya harga tembakau, tidak membuat para petani menyerah, mereka dengan semangat dan ikhlas tetap menjaga keaslian tembakau itu sendiri, mereka tetap menjaga kualitas, dan memberikan segala cara agar perekonomian mereka tetap stabil tanpa merugikan banyak pihak.
“Sebagai seorang petani tembakau, kami harus tetap optimis mas, tidak boleh menyerah meskipun keadaannya sedang seperti saat ini,” Ujar Widia dengan keyakinan tinggi. “Setidaknya kami sudah bekerja keras memenuhi kebutuhan kami, masalah hasil akhir kita serahkan sama yang diatas mas,” Lanjut Widia.
Dibalik menurunnya harga tembakau, para petani memiliki harapan tinggi untuk mereka dan tembakau khususunya. “Harapan kami, semoga untuk pertanian khususnya tembakau lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah, karena di musim tembakau, dalah harapan besar bagi kami para petani untuk meraih kehidupan yang lebih baik,” Ujar Widia. “Dan perlu diingat mas, bahwa tembakau itu adalah penyumbang terbesar Bea Cukai negara,” Imbuh Widia.
ADVERTISEMENT
Dengan pernyataan diatas, para petani tembakau memiliki harapan yang tinggi untuk segala pihak. Tidak hanya itu, mereka juga berharap agar pandemi ini segera selesai, dan berakhir, agar nantinya, mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga. Dan juga mereka berharap, agar pemerintah dapat tergugah hatinya untuk membantu perekonomian para petani tembakau.