Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Inspirasi Joni, Menjaring Bibit Atlet Dari Pinggiran
21 Agustus 2018 10:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Robby Achirul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah Joni sang bocah pemanjat tiang bendera telah menjadi perhatian jutaan publik Indonesia. Penulis yang menyaksikan langsung Joni memanjat tiang bendera setinggi 10 meter tersebut, turut merasakan haru dan suka cita saat sang merah putih berhasil berkibar di atas tiang berkat aksi heroik Joni.
ADVERTISEMENT
Penulis mendengar sendiri Wakil Bupati Belu, Ose Luan sebagai inspektur upacara saat itu menjanjikan Joni penghargaan di kantornya. “Senin datang sendiri ke kantor jangan ada yang temani, klo ada guru temani saya mutasi” gurau sang Wabup. Tapi Joni harus menunda menagih janji itu, karena hingga Senin ia masih di Jakarta menemui orang-orang penting dan menerima seribu janji lainnya.
Melihat Joni penulis teringat kisah Lalu Muhammad Zohri juara lari 100 meter IAAF World U20 di Finlandia, serta Susanti Rahayu juara dunia panjat tebing IFSC 2018 di China. Kesemuanya adalah putra-putra daerah yang menjadi perhatian nasional karena prestasinya.
Pembinaan di Tanah Air memang belum ideal dalam menghasilkan atlet papan atas seperti negara-negara maju. Padahal banyak potensi bibit-bibit muda di daerah seperi Belu misalnya. Joni adalah potret anak daerah yang memiliki kemampuan fisik diatas rata-rata. Aksinya memanjat tiang bendera menunjukan kelincahan, keseimbangan, kelenturan, kekuatan, kecepatan dan ketahanan di atas rata-rata.
ADVERTISEMENT
Kondisi alam, budaya dan gaya hidup sehari-hari di daerah seperti Belu telah menempa anak-anak seperti Joni, sehingga memiliki kondisi fisik lebih prima dari anak-anak seusianya di kota besar atau daerah yang lebih maju. Sudah sepantasnya pemerintah memberikan perhatian untuk membina bakat-bakat daerah secara berjenjang dari usia dini.
Membangun dari Pinggiran
Dalam Nawacita Presiden Jokowi telah ditegaskan komitmen pemerintah untuk membangun dari pinggiran. Daerah-daerah yang selama ini relatif kurang diperhatikan, terutama daerah perbatasan atau pinggiran mulai dibangun. Beragam infrastruktur dan pembenahan telah dilakukan untuk menggiatkan ekonomi dan membangun masyarakat daerah.
Sudah saatnya juga dipikirkan untuk membangun kesejahteraan masyarakat, tapi juga bagaimana membina bibit-bibit muda daerah untuk menjadi atlet yang bisa mengharumkan bangsa di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Untuk itu diperlukan satu sistem yang terkonsep dan terpadu. Bukan hanya bagi atlet atau olahragawan, melainkan juga bagi pelatih maupun sarana dan prasarana pendukungnya. Bagi atlet atau olahragawan, pembinaan harus bertahap dan berkesinambungan, ya itu mulai dari usia dini, remaja, dan spesialis.
Selain itu perlu payung hukum, bukan hanya ditingkat nasional, namun juga di tingkat daerah. Jika dinasional sudah ada UU sistem keolahragaan, maka di daerah, baik tingkat I maupun II juga perlu peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang keolahragaan