Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Inovasi Sampah Sebagai Pembangkit listrik Serta Kantong Belanja Dari Singkong
9 Oktober 2023 7:33 WIB
Tulisan dari Achmad Baihaqi Nurarsyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia masuk ke dalam jajaran penghasil sampah terbesar di dunia. Dalam laporan World Bank yang berjudul The Atlas of Sustainable Development Goals 2023 Indonesia berada pada peringkat ke-5 pada tahun 2020 dengan memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah.
Diambil dari data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022 timbunan sampah di Indonesia mencapai 19,45 juta ton dan 18,55% diantaranya adalah sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah potensi pemanfaatan sampah sebagai pembangkit listrik dengan metode termal. Selama ini sampah hanya dibiarkan menumpuk di TPA dan menjadi gunung sampah yang sangat besar. Dengan mengidentifikasi dan mengukur potensi sampah yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar memanaskan air sehingga uap tersebut dapat menggerak turbin pada pembangkit listrik sebagai sumber energi listrik alternatif berbasis renewable energy.
Meskipun diklaim dapat mengurangi sampah secara instan dan signifikan tetapi apakah tidak ada dampak dari hasil pembakaran sampah tersebut? Sudah menjadi hal umum bahwa membakar sampah dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan berbagai aspek lainnya. Sehingga metode termal tidak sepenuhnya tepat untuk mengubah sampah menjadi listrik oleh PLTSa.
Solusi ini hanya bersifat jangka pendek. Walaupun sampah dapat dikurangi tetapi tidak dengan polusi udara yang dihasilkan akibat limbah pembakaran sampah. Pembakaran sampah menghasilkan gas beracun yang mengandung karbon dioksida, dioksin, sulfur, nitrogen, furan, dan asam klorida. Polusi udara akibat pembakaran sampah tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu proses filterasi untuk asap yang dihasilkan sangat perlu diperhatikan seperti di negara Singapura yang telah menerapkan hal ini. Sistem tersebut dikenal sebagai sistem Waste to Energy (WTE) atau yang biasa kita kenal dengan Energy from Waste (EFW) di Singapura.
Selain itu kantong plastik juga menyumbang sebagian besar dari sampah plastik yang ada di Indonesia. Para pemilik bisnis seharusnya sudah mulai berganti menggunakan kantong yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu produk yang dapat membantu mengurangi masalah sampah plastik di Indonesai telah dikembangkan. Sebuah produk bernama Enviplast yang merupakan kantong belanja yang dibuat dengan bahan baku singkong merupakan hasil produk dari PT. Intera Lestari Polimer. Kantong ini dapat digunakan untuk mengemas bahan masakan hingga makanan siap saji dan telah meraih sertifikat SNI ekolabel.
Terdapat 2 jenis produk Enviplast yaitu ENVIPLAST® WR dan ENVIPLAST® WS. Masing-masing produk memiliki keunggulan.
ADVERTISEMENT
Produk ENVIPLAST® WR kuat dan fleksibel, serta tahan terhadap sobek dan air. Mereka tetap stabil di segala jenis kondisi cuaca dan kelembapan. Mikroorganisme akan membantu proses biodegradasi karena bahan utama ENVIPLAST® WR adalah pati, minyak nabati turunan, dan poliester yang dapat terbiodegradasi. Ini terurai di alam tanpa meninggalkan residu berbahaya. ENVIPLAST® WR dapat dibuat kompos menggunakan metode pengomposan rumahan yang lebih hemat energi dibandingkan pengomposan industri.
Sedangkan ENVIPLAST® WS adalah senyawa polimer biodegradable berbasis bio, dibuat dari bahan terbarukan seperti singkong atau pati jagung, serta turunan minyak nabati dan bahan tambahan lainnya. Senyawa dalam produk ENVIPLAST® WS dirancang untuk menghasilkan film ramah lingkungan yang dapat diubah menjadi produk jadi seperti tas belanja, kantong sampah, tas laundry, kantong limbah hewan peliharaan, polibag dan bahan pembungkus. Kantong ini sensitif terhadap kelembapan dan harus disimpan dalam kemasan aslinya untuk menjaga sifat bahan tetap konstan. Selain itu dapat didaur ulang bersama dengan sampah kertas. ENVIPLAST® WS tidak memerlukan fasilitas pengomposan industri, karena dapat terdegradasi dengan bantuan makro dan mikro-organisme dalam kondisi kompos.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah karakteristik dari Enviplast:
– Tidak mengandung PE / PP / PET / PS
– Kelas film, dirancang khusus untuk film dan tas
– Dapat digunakan kembali
– Terurai secara hayati di alam
– Kompos setelah digunakan
Sebuah inovasi baru dalam teknologi bahan untuk mengurangi limbah sampah dengan kantong belanja sekali pakai ini di dalam keseharian masyarakat. Penggunaan kantong belanja ini meningkatkan kesadaran dasar pada lingkungan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sehingga dapat mendorong perilaku berkelanjutan untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia