Konten dari Pengguna

Masih Pandemi, Kok Wisatawan Terus Berdatangan ke Pangandaran?

Achmad Fadhilah Irawan Putra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
20 Desember 2021 22:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Fadhilah Irawan Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona atau Covid 19 yang terjadi di Indonesia membuat sebagian perekonomian masyarakat kolaps, termasuk mereka yang berusaha di sektor pariwisata. Kawasan Pantai Pangandaran, Jawa Barat menjadi saksi bisu dari dampak Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 lalu. Semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak sekali yang terdampak akibat adanya pandemi Covid-19 ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu daerah yang terdampak adalah Kabupaten Pangandaran. Padahal Pangandaran waktu itu dianggap aman alias tidak ada kasus Covid. Namun seiring berjalannya waktu dan banyaknya wisatawan yang berkunjung membuat hadirnya persebaran Covid di Pangandaran. Pangandaran merupakan sebuah objek wisata yang ada di Provinsi Jawa Barat yang dimana banyak sekali objek wisata di dalamnya. Sebelum pandemi ini hadir, Pangandaran selalu ramai dikunjungi oleh ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Namun setelah hadirnya pandemi Covid-19 di Pangandaran dan tingginya tingkat persebaran, objek wisata pun menjadi sepi bahkan sempat ditutup karena ada kebijakan pembatasan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kebijakan pembatasan tersebut dan ditutupnya objek wisata membuat banyaknya masyarakat yang menjadi pelaku UMKM di sekitar objek wisata mengalami penurunan pendapatan. Alhasil, banyak masyarakat yang kebingungan karena belum mendapatkan mata pencaharian pengganti. Namun pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah terus melakukan upaya supaya kasus penyebaran Covid ini bisa berkurang bahkan hilang.
ADVERTISEMENT
Awal 2020 lalu, dunia digemparkan dengan hadirnya virus corona (Covid-19) yang menularkan hampir di seluruh dunia. Sejak bulan Januari 2020 lalu, WHO menyatakan dunia masuk kedalam darurat global akibat virus ini. Hampir menginjak 2 tahun Covid melanda negara kita tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengumumkan adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pada bulan Juli 2021 lalu, tepatnya pada tanggal 25 Juli 2021 lalu, Covid-19 resmi hadir di Pangandaran. Awalnya masyarakat tidak percaya akan kehadiran virus ini, sehingga masyarakat abai akan protokol kesehatan.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan penularan Covid-19 sedikit menurun, pemerintah Pangandaran perlahan membuka akses wisata. Namun, walau akses wisata masih terbatas, tetap banyak sekali wisatawan yang berkunjung. Kemudian juga sebagian besar wisatawan yang berkunjung abai akan protokol kesehatan. Lalu mengapa masih pandemi wisatawan terus berdatangan ke Pangandaran?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tersebut selalu dipertanyakan oleh sebagian besar masyarakat. Alasan wisatawan yang berkunjung tentu berbagai macam. Namun sebagian besar alasan wisatawan adalah karena mereka sudah mulai bosan diam di rumah, banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah (WFH) sehingga mereka ingin berlibur untuk melepaskan kelelahan setelah beberapa lama diam di rumah.
Kemudian muncul juga pertanyaan, mengapa pemerintah daerah membuka wisata walau masih pandemi? Pertanyaan ini juga banyak dipertanyakan oleh masyarakat. Sumber pemasukan daerah tentu dihasilkan dari objek wisata. Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pangandaran di APBD perubahan 2021 turun menjadi Rp150 miliar. Padahal dalam APBD murni, PAD Pangandaran ditarget bisa mencapai Rp350 miliar. Diketahui, salah satu persoalan yang mengakibatkan PAD Pangandaran terjun bebas adalah pandemi Covid-19. Dengan demikian, PAD diprediksi bakal mencapai realisasi 90 Persen pada akhir tahun dengan beberapa syarat yang harus dilakukan. Menurunnya PAD Pangandaran ini disebabkan karena pandemi Covid 19 yang menyebabkan seluruh objek wisata di Kabupaten Pangandaran sempat ditutup total karena adanya kebijakan atau peraturan dari pemerintah pusat mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimana seluruh kegiatan masyarakat dibatasi yang alhasil otomatis pendapatan pemkab berkurang. Hal ini tentu menjadi sebab mengapa dibukanya objek wisata di masa pandemi, karena tentu saja kalau objek wisata ditutup pemerintah tidak akan mempunyai penghasilan.
ADVERTISEMENT
Dibukanya objek wisata ini pun tentu menimbulkan reaksi warga masyarakat akan banyaknya wisatawan yang berkunjung. Banyak yang menuai reaksi positif dan tak sedikit pula yang menuai reaksi negatif. Reaksi warga yang positif mendukung dibukanya objek wisata, karena dengan dibukanya objek wisata warga beranggapan bahwa seluruh kegiatan perekonomian masyarakat perlahan mulai bangkit karena banyaknya pengunjung yang berbelanja di UMKM masyarakat. Reaksi warga yang negatif tidak mendukung dibukanya objek wisata, karena dengan dibukanya objek wisata warga beranggapan bahwa akan terjadi persebaran Covid yang semakin meluas.
Suasana di Gerbang Pintu Masuk Kawasan Pantai Pangandaran (Foto : Achmad Fadhilah)
Kemudian dibukanya objek wisata pun tentu menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif, dampak negatif bagi masyarakat maupun pemerintah daerah. Dampak positif dibukanya objek wisata adalah kembalinya perekonomian masyarakat di sektor pariwisata, kemudian pendapatan pemerintah pun ikut naik. Selain dari dampak positif, tentunya juga akan menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif dari dibukanya objek wisata diantaranya adalah banyaknya wisatawan yang berkunjung namun tidak menerapkan protokol kesehatan akan menyebabkan munculnya klaster terbaru Covid. Apalagi saat ini sedang ramai lagi Covid varian baru yaitu Omicron. Lalu banyaknya sampah yang bertebaran di sekitar objek wisata dan polusi asap kendaraan yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Dari peristiwa diatas dapat kita simpulkan bahwa tidak selamanya objek wisata yang dibuka menimbulkan dampak positif saja, begitupun sebaliknya. Disisi lain, pemerintah juga terus berupaya agar pandemi ini segera berakhir selain untuk mendapatkan penghasilan yang sempat berkurang akibat pandemi ini. Kami menghimbau dan berharap kepada seluruh masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan dimanapun kita berada agar pandemi ini segera berakhir dan kondisi kembali normal seperti dulu lagi.