Seputar Mazhab: Bolehkah Menggunakan Lebih dari Satu Mazhab?

Achmad Hudan Hidayat
Achmad Hudan Hidayat Mahasiswa Aktif Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
21 Mei 2022 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Hudan Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar : Ilustrasi Imam Mazhab dari Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar : Ilustrasi Imam Mazhab dari Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Seseorang yang bermazhab adakalanya ketika berada disuatu tempat yang menganut Mazhab yang tidak sama, seringkali timbul keraguan bagi orang yang tidak mengetahui. "Bolehkah menggunakan Mazhab lain selain satu Mazhab yang dianut?" Mungkin seperti ini pertanyaan tersebut. Anggap saja seperti masalah zakat fitrah dengan makanan pokok atau uang, bersentuhan yang bukan mahram batal atau tidak wudu nya, serta masalah lainnya.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri pernah menanyakan hal tersebut kepada guru saya Kiai Haji Falak atau biasa disapa Bang Haji, "dalam bermazhab kita boleh memakai Mazhab lain Bang Haji?" Tanya saya. Bang Haji menjawab bahwa "Boleh menggunakan Mazhab lain selain yang kita anut." Lalu disambung oleh Bang Haji dengan memberikan contoh, "seperti hal masalah Tawaf dalam ibadah Haji, semua umat islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul mengelilingi Ka'bah. Bayangkan jika yang menggunakan Mazhab Syafii tetap menggunakan Mazhab Syafii, lalu bersentuhan kulit antara laki perempuan yang bukan mahram ketika Tawaf maka batal wudu nya. serta pastinya akan menyusahkan bagi jemaah Haji tersebut kan?" Tanya Bang Haji.
Saya serta santri lainnya mengangguk mengiyakan. "Lalu jika seperti itu bagaimana Bang Haji?" Tanya santri yang lain. "Jika seperti itu maka jemaah si Haji yang menganut Mazhab Syafii, harus bertaqlid (mengikuti) Mazhab Maliki. dalam Mazhab Maliki hukum bersentuhan laki perempuan tidaklah membatalkan wudu selama tidak ada syahwat di dalamnya." Jawab Bang Haji.
ADVERTISEMENT
Sementara kasus lainnya mengenai hal zakat fitrah dalam Mazhab Hanafi, Maliki serta Hambali. Membolehkan zakat fitrah menggunakan uang jika memang keadaannya tidak sempat membeli makanan pokok, sedangkan dalam Mazhab Syafii zakat fitrah haruslah dengan menggunakan makanan pokok daerah setempat. Maka dalam kasus ini, jika penganut Mazhab Syafii ingin menggunakan uang dalam zakat fitrah. Haruslah bertaqlid (mengikuti atau meyakini) kepada tiga Mazhab yang lain tadi.
Jadi pada dasarnya menggunakan pendapat Mazhab lebih dari satu tidak menjadi masalah. karena barangkali dalam keadaan yang dimana Mazhab yang kita anut menyusahkan bagi diri kita, maka menggunakan Mazhab lain dibolehkan. Inilah kenapa dalam mempelajari Mazhab lain itu sangatlah penting untuk mencari kemudahan dari kesulitan yang membebani.
ADVERTISEMENT