Festival Kuliner Mengingatkanku Pada Kampoeng Tempo Doeloe

Achmad Humaidy
Lulusan Ilmu Komunikasi yang pernah menjadi buruh bank BUMN dan hijrah menjadi freelance content writer dan KOL Specialist untuk survive di industri digital. #BloggerEksis
Konten dari Pengguna
6 Mei 2017 22:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Humaidy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak suka kuliner nusantara yang selalu mengundang selera karena memiliki aroma khas dari bumbu rempah-rempahnya. Tidak hanya masyarakat Indonesia saja, masyarakat dunia pun sudah mengenal masakan khas Indonesia. Bahkan beberapa jenis kuliner sudah akrab hingga ke mancanegara, diantaranya rendang, bubur manado, bakso, dan sate (ayam atau kambing).
ADVERTISEMENT
Bagi penulis, kuliner nusantara harus masuk ke ranah kedaulatannya sendiri. Bukan sebuah 'kedaulatan buta' atau kedaulatan tak beralasan, melainkan sebuah kedaulatan yang berdasarkan pada kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang tidak hanya memiliki kebhinnekaan adat istiadat, suku, dan agama saja melainkan juga memiliki kebhinnekaan dari sisi kuliner.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menikmati wisata kuliner, tanpa harus kesana-kemari mengelilingi setiap pulau di Indonesia ini?
Yah, salah satu cara yaitu dengan mengunjungi Food Festival 2017 yang sedang berlangsung dari tanggal 07 April sampai dengan 07 Mei 2017 dalam tema Kampoeng Tempo Doeloe. Event kuliner ini tergolong besar karena termasuk dalam agenda Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) k-14. Setiap tahunnya, festival makanan ini selalu membawa misi untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya nusantara yang memiliki ciri khas kulinernya sebagai bentuk kebanggaan terhadap tanah air.
ADVERTISEMENT
Festival ini akan menjamin pengunjung mendapat pengalaman mengasyikkan. Pengunjung akan merasakan sensasi gurihnya suguhan kuliner nusantara yang tersaji di festival ini dengan beragam pilihan.
Pengunjung bisa memanjakan lidah dengan makanan pembuka yang manis, seperti Kue cubit & Laba-Laba, Kue Lekker, Kerak Telor Betawi Buncit, Kue Balok Kang Didin Jakarta, Putu Bambu Medan, Kue Ape, Pukis Jempoel, Pisang Goreng ‘Asen’ Pontianak, Martabak Yuk, Serabi Hijau 11 Bersaudara, dan masih banyak lagi.
Setelah itu, pengunjung bisa langsung mencoba menu makanan berat dengan berbagai campuran menu, seperti Lontong Kikil Sapi Surabaya, Masakan Khas Bali Warung Nyoman, Toge Goreng Bogor, Angkringan Lek Gusdi, Soto Mie Sawah Lio, Nasi Bakar Citra 2, Bakso Gledek, Nasi Uduk Jatinangor, Bakmi Ayam Pelangi, Nasi Goreng Kemangi Pak Ugi, Gudeg Pejompongan, Ayam Ngebul, Batagor Cuplis, Aneka Gorengan Juara, dan Kedai Abnormal.
ADVERTISEMENT
Penyantap sate juga bisa memilih ragamnya disini, seperti Sate Ayam Madura Bintang 5, Sate Padang Ajo Laweh, Sate Klatak Mas Tanto, dan jenis olahan sate lainnya yang tak kalah lezat.
Semua kuliner yang tersaji di area festival ini pasti memiliki komposisi karbohidrat, sayur, dan protein yang sesuai dengan kebutuhan gizi pengunjung, sehingga selain sedap dijamin sehat untuk dikonsumsi.
Untuk menu makanan penutup, pengunjung bisa mencoba Es Roti Bakar, Hejo Hejo Tjendol, Es Cincau Hijau, Es Pisang Ijo ‘Paling Enak’, Es Doger Pak Asep, Es Kelapa Muda Putra Garut, dan masih ada lagi olahan es yang lain.
ADVERTISEMENT
Pengunjung pasti akan ketagihan dengan sensasi-sensasi menu tersebut. Nah, selesai menikmati hidangan, aku pun teringat kearifan lokal orangtua zaman dahulu kala, yaitu “sehabis makan, kita harus menurunkan nasi dulu istilahnya baru kembali beraktivitas'. Maknanya, sehabis makan jangan langsung pergi, melainkan kita harus duduk sebentar sambil berbincang-bincang. Sambil duduk santai di arena festival ini, pengunjung juga akan dihibur dari berbagai penampilan tarian khusus nusantara dan workshop membuat layang-layang.
So, tunggu apalagi ! Jangan lewatkan untuk mencicipi cita rasa asli makanan khas Nusantara dilengkapi pagelaran budaya yang membuat Indonesia kaya dan bangga*