Kenali Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) Berteknologi

Achmad Humaidy
Lulusan Ilmu Komunikasi yang pernah menjadi buruh bank BUMN dan hijrah menjadi freelance content writer dan KOL Specialist untuk survive di industri digital. #BloggerEksis
Konten dari Pengguna
4 Juli 2023 13:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Humaidy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kecerdasan buatan berteknologi yang menentukan masa depan manusia (freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Kecerdasan buatan berteknologi yang menentukan masa depan manusia (freepik)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak ChatGPT diluncurkan OpenAI akhir tahun 2022, Google tak mau kalah memunculkan Bard belum lama ini. Perbincangan dan diskusi netizen dalam jagat maya pun menimbulkan pro kontra terkait kecerdasan buatan generative AI (GenAI) atau Artificial Intelligence (AI) yang tentu berdampak dalam berbagai industri. Apakah kita harus menghindar supaya tidak terjebak pada teknologi yang berlebihan atau justru harus tetap mempelajari apapun yang bakal terjadi nanti?!
ADVERTISEMENT
GenAI dipandang sebagai kecerdasan buatan teknologi yang hampir mirip dengan kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan tersebut mampu mensimulasikan kecerdasan manusia ke dalam mesin (komputer). GenAI dianggap bisa meminimalisasi kesalahan manusia atau human error terutama bagi para pekerja multitasking. Seperti apa bentuk-bentuk kecerdasan buatan yang sudah bisa ditemui dalam keseharian?
1. ChatGPT atau ChatBot
Dengan menggunakan penelusuran mesin, bentuk AI ini mampu merespons permintaan pengguna. Kita bisa memanfaatkan dalam hal membuat tulisan, surat lamaran pekerjaan, mencari ide untuk berkarya, sampai membalas komentar melalui sosial media. Teknologi yang canggih membuat diriku yang juga berprofesi sebagai penulis harus beradaptasi dengan fitur seperti ini.
2. Virtual Reality (VR)
VR biasa dikenal juga dengan sebutan Augmented Reality. Suatu realitas virtual yang menjadikan manusia dapat berinteraksi dengan objek imajinasi hasil komputer secara nyata. Sensasi interaksi dalam teknologi ini biasa digunakan untuk industri game. Ke depan kecerdasan buatan seperti ini juga bisa dirasakan industri hiburan untuk nonton film, televisi, dan konser. Bahkan, pameran seni dan desain pun bisa dibuat makin interaktif dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Asisten Virtual
Layanan seperti Siri atau Google Now sudah banyak tersedia pada ponsel pintar dalam genggaman. Hanya dengan fitur suara, mereka seperti asisten atau teman yang bisa menemani kita kemana saja. Hal yang membedakan dengan ChatGPT, asisten virtual ini bisa mengingatkan jadwal meeting yang telah kita susun dalam bentuk notifikasi yang terpercaya layaknya asisten atau orang di dunia nyata.
4. Platform Streaming
Aplikasi atau situs web streaming juga sudah banyak yang menerapkan konsep teknologi Artificial Intelligence (AI). Baik platform yang berbasis pemutaran film atau musik. Netflix dan Spotify menjadi contoh implementasi teknologi AI yang sudah digunakan khalayak luas di dunia.
5. Iklan Daring
Iklan-iklan yang muncul dalam ponsel atau laptop saat berselancar di dunia maya tentu akan berbeda setiap orang. Kemunculannya tersebut diindikasi dari aplikasi yang terhubung ke internet sekaligus pengaruh kecerdasan buatan yang mengolah algoritma khusus preferensi pengguna dalam melakukan akses terhadap suatu informasi. Itulah sebabnya AI dianggap punya pengaruh dalam pembuatan iklan, penargetan audiens, dan pembelian suatu produk atau seperti apa pola informasi yang bisa dikonsumsi seseorang.
ADVERTISEMENT
Selain 5 hal di atas, sebenarnya masih banyak implementasi kecerdasan buatan yang tanpa kita sadar sudah dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Ada teknologi mobil pintar, fitur swafoto, GPS, transportasi online, e-commerce, translator, dan sebagainya. Sebagai bagian dari pekerja kreatif, kadang penulis merasa khawatir akan tergantikan oleh GenAI. Tapi, rasa insecure tersebut harus kita sikapi bersama dan pelan-pelan ubah mindset kita supaya kehadiran AI justru mampu meningkatkan sisi produktif karena tugas yang tadinya dikerjakan secara manual bisa serba otomasi sistem. Kita pun bisa punya waktu luang untuk upgrade skill ke hal lain yang bisa mendukung hal itu.
Pada hakikatnya, kecerdasan buatan memang sengaja dibuat supaya apapun hal yang dilakukan bisa berjalan optimal. Kita tak mesti lagi lakukan pekerjaan berulang kali yang makan waktu lama. Implementasi AI pun memudahkan manusia asal kita selalu bijak menggunakannya. EFISIENSI akan menjadi kunci saat teknologi kecerdasan buatan sudah bisa mendampingi manusia dalam keseharian.
ADVERTISEMENT