Makna Hari Lahir Pancasila dari Sudut Pandang Anak Bangsa

Achmad Humaidy
Lulusan Ilmu Komunikasi yang pernah menjadi buruh bank BUMN dan hijrah menjadi freelance content writer dan KOL Specialist untuk survive di industri digital. #BloggerEksis
Konten dari Pengguna
13 Juni 2022 22:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Humaidy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Iklim politik yang mulai memanas kadang membuat anak bangsa mudah terpecah belah. Beberapa pihak bahkan diperalat untuk kepentingan oknum tertentu yang mengedepankan politik identitas. Bila kita mau kuat dan selamat menuju 2024, kita harus berhati-hati dan harus jaga kerukunan untuk ciptakan kondisi ketenangan. Ingat, kita semua saudara sebangsa dan setanah air maka sudah sewajarnya tetap berpegang teguh pada PANCASILA.
Hari Kelahiran Pancasila (sumber: shutterstock.com)
Penulis jadi ingat unggahan dari akun instagram Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada awal Juni lalu. Dalam caption peringatan Hari Kelahiran Pancasila, Beliau menuliskan “Kita memilih berbangsa dan bernegara Republik Indonesia adalah untuk meraih kemerdekaan sejati yaitu hadirnya rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial itulah yang akan menjaga persatuan, menjaga bangsa. Mari terus berikhtiar menghadirkan keadilan sosial dan bangkit bersama membangun peradaban dunia
ADVERTISEMENT
Dari unggahan tersebut, penulis sadar bahwa tujuan utama dari suatu ideologi berbangsa dan bernegara yaitu untuk menghadirkan keadilan bagi warganya. Pemberdayaan masyarakat (empowerment society) sudah selayaknya dijalankan negara. Tanpa keadilan sosial atau pengamalan sila ke-5, bangsa akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan sila ke-3, Persatuan Indonesia. Lebih dari itu, Pancasila yang sering kita baca selama upacara dimasa sekolah seolah tak mampu memegang kendali atau berperan mewujudkan sila pertama sampai sila kelima bila sudah dilupakan.
Sebagai falsafah negara, Pancasila yang sudah dirumuskan kokoh harus mampu diamalkan dalam keseharian bukan dipinggirkan. Coba tengok realita masyarakat Indonesia yang belum bisa merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kemanusiaan. Seyogianya, semangat Pancasila harus mampu memanusiakan manusia lebih baik.
ADVERTISEMENT
Apalagi Pancasila juga termasuk dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menandakan bahwa hakikat setiap pribadi anak bangsa dibentuk dari asas dasar Pancasila. Cerminan dari jati diri anak bangsa ini harus terpatri dalam setiap jiwa generasi yang dibentuknya. Jangan biarkan usia Pancasila terus bertambah, tapi pengamalan nilai Pancasila malah tergerus seiring zaman yang makin bebas.
Dalam konteks teknologi, jelas Pancasila bagai internet menyatukan Indonesia. Setiap sila mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak bisa lepas pada aspek ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan persatuan itu sendiri.
Bahkan, kalau boleh penulis singgung sedikit. Pancasila ibarat layanan internet broadband IndiHome. Di bawah naungan TelkomGroup, penyedia internetnya Indonesia selalu punya misi konstruktif untuk menghadirkan inovasi digital demi kepentingan masyarakat, termasuk wilayah-wilayah terpencil. Lazimnya, Pancasila juga selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan diri sendiri dan kelompok.
ADVERTISEMENT
Semoga kita bisa mulai kembali membentuk pribadi sebagai anak bangsa yang penuh kebijaksanaan untuk berpedoman pada Pancasila. Jadikan kehidupan politik lebih harmonis dan teduh tanpa harus saling menyikut. Jangan ada lagi amputasi keadilan yang bisa memporak-porandakan bumi pertiwi. Keterlibatan elemen-elemen bangsa harus saling menguatkan bak internet menyatukan Indonesia yang mampu menghubungkan wilayah daratan dan kepulauan.
Ingat, Pancasila bukan hapalan wajib atau rutinitas seremoni belaka. Hari Kelahiran Pancasila selayaknya dimaknai dengan nilai-nilai teladan untuk introspeksi diri, sudah sejauh apa kita berbakti bagi bangsa dan negara ini. Minimal, kita bisa melihat jernih atau menangani setiap masalah yang ada tanpa tersulut emosi. Pandanglah manusia lain selayaknya mereka saudara sebangsa dan setanah air, bukan musuh atau lawan politik.
ADVERTISEMENT
Gelorakan terus semangat Pancasila dari Sabang sampai Merauke, mulai dari Miangas hingga Pulau Rote. Terus berkarya dan beraktivitas tanpa batas dengan dukungan jaringan internet menyatukan Indonesia yang akan membangun peradaban digital ke depan. Semoga Indonesia menjadi bangsa besar yang disegani dunia tanpa kehilangan jati dirinya, PANCASILA.