Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Transformasi Madrasah dari Tradisional menuju Kosmopolitan
23 Februari 2025 15:46 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Achmad Nasihi Emte tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam telah mengalami perjalanan panjang dalam membangun peradaban bangsa. Citra madrasah di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Dulu, madrasah seringkali diasosiasikan dengan pendidikan "kampungan", fasilitas yang minim, dan kualitas yang kurang memadai. Namun kini, madrasah telah berhasil membangun citra yang lebih elegan, modern, berkualitas, dan kosmopolitan. Transformasi ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui serangkaian upaya dan inovasi yang berkelanjutan. Dengan mengusung slogan "Madrasah Maju, Bermutu, dan Mendunia," madrasah semakin siap bersaing dalam kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Madrasah di Era Tradisional
Pada masa lalu, madrasah identik dengan pendidikan berbasis agama yang lebih menekankan pada pengajaran ilmu-ilmu keislaman seperti fiqih, tauhid, tafsir, dan hadist. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta mata pelajaran umum seperti sains dan matematika tidak menjadi fokus utama, sehingga lulusan madrasah cenderung memiliki keterbatasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan di luar kajian keislaman. Hal ini juga menyebabkan lulusan madrasah dianggap kurang siap menghadapi dunia kerja dan tantangan global.
Madrasah, dulu seringkali dipandang sebagai lembaga tradisional. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang membentuk citra tersebut. Salah satu alasan utama adalah minimnya infrastruktur dan fasilitas yang tersedia. Banyak madrasah berdiri di daerah pedesaan dengan bangunan yang sederhana, bahkan terkadang kurang layak.
ADVERTISEMENT
Metode pembelajaran yang diterapkan di madrasah juga menjadi faktor yang memperkuat kesan tradisional. Metode talaqqi (transmisi ilmu dari guru kepada murid) sebagai ciri khas pembelajaran di madrasah dan pesantren cenderung masih konvensional dan monoton. Metode ini dianggap kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa. Meskipun metode ini telah memiliki keunggulan dalam memperkuat hafalan dan pemahaman keagamaan, tetapi perlu dikombinasikan dengan metode pembelajaran berbasis pada kebutuhan dan keaktifan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain faktor internal, citra madrasah di masyarakat juga turut mempengaruhi pandangan terhadapnya. Pada masa lalu, madrasah sering dianggap sebagai pilihan pendidikan kelas dua sehingga hanya diminati masyarakat marjinal atau yang tinggal di pedesaan. Hal ini menimbulkan stigma negatif terutama di kalangan masyarakat perkotaan atau kelas menengah ke atas bahwa madrasah bukanlah institusi pendidikan yang bergengsi, tertinggal dan tidak bisa memberikan jaminan fasilitasi pembelajaran terbaik bagi anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Transformasi menuju Madrasah Kosmopolitan
Dalam beberapa dekade terakhir, madrasah mengalami perubahan besar menuju lembaga pendidikan yang lebih maju dan modern. Transformasi ini terjadi melalui berbagai aspek utama. Kurikulum madrasah tidak lagi terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu umum seperti sains, teknologi, ekonomi, dan sosial. Kurikulum yang lebih inklusif ini memungkinkan lulusan madrasah memiliki wawasan yang luas dan siap menghadapi tantangan global. Sebagai contoh, di beberapa madrasah unggulan seperti MAN Insan Cendekia mata pelajaran seperti Biologi, Fisika, dan Matematika diajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis riset, selaras dengan kurikulum internasional.
Madrasah juga telah mulai mengadopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran. Penggunaan e-learning, media digital, serta integrasi teknologi informasi telah meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperluas akses ke sumber daya pendidikan global. Berbagai platform lain seperti Rumah Belajar, Google Classroom, dan Microsoft Teams mulai diimplementasikan dalam pembelajaran madrasah. Demikian juga dengan aplikasi berbasis AI dan augmented reality mulai diperkenalkan untuk meningkatkan pengalaman belajar interaktif bagi siswa. Ini merupakan langkah konkret Program Madrasah Digital yang dicanangkan oleh Kementerian Agama sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum Madrasah, yang menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Salah satu kunci keberhasilan transformasi madrasah adalah peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik. Berbagai program pelatihan dan sertifikasi telah dilakukan untuk memastikan bahwa pengajar memiliki kompetensi yang memadai dalam mengajarkan ilmu agama maupun ilmu umum. Untuk meningkatkan kualitas Guru dan tenaga kependidikan (GTK) misalnya, Kementerian Agama RI menyediakan MOOC Pintar, sebuah platform fasilitasi pembelajaran/pelatihan online yang bisa diakses dan diikuti secara luas oleh GTK seluruh Indonesia. Kemudian pada bulan januari 2025, Direktorat GTK telah melakukan launching MAGIS (Madrasah Digital Supervision) sebagai media digital bagi pendamping (pengawas) satuan pendidikan, Kepala dan guru madrasah untuk melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Selain itu sebelumnya pada tahun 2021 hingga 2024 telah diimplementasikan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang difasilitasi oleh Kementerian Agama bekerjasama dengan World Bank untuk meningkatkan kualitas guru madrasah. Program ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menekankan pentingnya peningkatan profesionalisme pendidik.
ADVERTISEMENT
Madrasah tidak lagi terbatas dalam lingkup nasional, tetapi mulai menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan internasional. Program pertukaran pelajar, beasiswa ke luar negeri, serta adopsi kurikulum berbasis standar internasional semakin memperluas jangkauan madrasah di kancah global. Program seperti Madrasah Go International yang diinisiasi oleh Kementerian Agama telah menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan luar negeri seperti Al-Azhar University di Mesir dan universitas di Turki. Program ini didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, yang menekankan pentingnya internasionalisasi pendidikan madrasah. Beberapa madrasah telah menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan internasional, seperti MIN 8 Jakarta yang bekerja sama dengan Cambridge, serta MIN, MTsN, dan MAN Al-Azhar Asy-Syarif yang bermitra dengan Al-Azhar Cairo dalam program pendidikan berbasis kurikulum internasional.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, madrasah kini tidak lagi tertinggal dalam persaingan pendidikan. Sebaliknya, madrasah telah menjadi lembaga yang maju dengan standar mutu yang tinggi dan siap mendunia. Lulusan madrasah kini memiliki daya saing yang kuat, baik dalam bidang akademik maupun profesional, tanpa kehilangan identitas keislaman.
Madrasah Maju, Bermutu, dan Mendunia
Madrasah di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan, tercermin dalam tiga slogan utama: "Madrasah Maju, Bermutu, dan Mendunia." Setiap slogan ini tidak hanya menjadi semboyan, tetapi juga diwujudkan melalui berbagai inisiatif dan pencapaian konkret.
Slogan "Madrasah Maju" menekankan pentingnya perkembangan dan adaptasi madrasah terhadap dinamika pendidikan modern. MAN Insan Cendekia yang ada di Serpong dan beberapa daerah lainnya adalah bukti sekaligus pelopor dan inspirasi kemajuan madrasah. Madrasah yang pertama kali digagas Oleh Prof. B.J. Habibie ini mampu mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan modern agar Indonesia dapat menghasilkan generasi yang memiliki integritas dan kecerdasan yang unggul. MAN IC yang tersebar di beberapa daerah hampir semuanya menjadi sekolah unggul di tingkat lokal bahkan nasional. Selain MAN IC, Kementerian Agama RI ini juga telah mengembangkan sekolah-sekolah modern baik yang berbasis keagamaan, sain, keterampilan dan riset yang maju dan kompetitif serta diminati masyarakat di semua lapisan.
ADVERTISEMENT
Komitmen terhadap kualitas tercermin dalam slogan "Madrasah Bermutu." Untuk memastikan standar mutu yang tinggi, madrasah-madrasah di Indonesia menerapkan kontrak prestasi bagi kepala madrasah. Setiap tahun, kepala madrasah diminta menandatangani kontrak prestasi yang berisi target dan rencana aksi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Proses ini melibatkan pemaparan rencana di depan tim reviewer yang dibentuk oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat. Langkah ini memastikan bahwa setiap madrasah memiliki arah yang jelas dalam mencapai standar mutu yang ditetapkan (Yunandra.com).
Slogan "Madrasah Mendunia" mencerminkan visi madrasah untuk berkontribusi di kancah global. Pada tahun 2023, melalui Seleksi Nasional Peserta Didik Baru (SNPDB), Kementerian Agama memulai program percontohan dengan menerima 14 siswa dari Filipina untuk belajar di MAN Insan Cendekia dan MAN Program Keagamaan di Indonesia. Sebaliknya, Kementerian Agama juga sejak tahun 2014 dan telah mengirimkan siswa ke berbagai negara seperti Jepang, Jerman, Turki, Thailand, dan Malaysia. Beasiswa ini mencakup biaya transportasi dan biaya hidup selama masa studi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi madrasah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui prestasi alumni dan kerjasama internasional serta inovasi dan kreasi tanpa henti, madrasah di Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berperan aktif dalam percaturan pendidikan global untuk menjadi madrasah yang bertransformasi dari kampungan menuju kosmopolitan.