Tommy Kurniawan Kembangkan Bisnis Aplikasi Data Sepak Bola Indonesia

18 Juli 2017 9:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tommy Kurniawan (Foto: Syarifah Sa'diyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Kurniawan (Foto: Syarifah Sa'diyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah memutuskan untuk mulai berhijrah, pemain film Tommy Kurniawan mulai mengurangi kegiatan di dunia hiburan. Kini, pria berusia 32 tahun tersebut sedang fokus membangun bisnis startup yang berbasis Teknologi Informasi.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan (kumparan.com), Tommy pun bercerita tentang bisnis yang sudah digelutinya selama dua tahun belakangan itu.
Tommy Kurniawan. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Kurniawan. (Foto: Munady)
"Saya sekarang lagi bangun (perusahaan) startup. Jadi kayak aplikasi database sepak bola Indonesia gitu. Saya lagi membantu pemerintah dan PSSI untuk mempunyai referensi pemain-pemain berkualitas, yang selama ini tidak terpublikasikan," ujar Tommy ketika ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Pemikiran tentang membangun bisnis startup company berbasis teknologi informasi itu, bermula ketika Tommy sempat ditugaskan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menjadi Tim Transisi, yang bertugas untuk menggantikan peran PSSI yang kala itu sedang dibekukan.
"Saat saya ada di tim itu, selama satu tahun, saya melihat banyak sekali kekurangan yang ada dalam persepakbolaan Indonesia. Dari situ, saya melihat apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasi kekurangan itu. Saya pikir ini bisa bermanfaat bagi orang banyak, dan itu rata-rata mereka (pemain bola berkualitas) enggak keekspos kemana-mana," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Senang kan nanti kalau kita bisa tahu pemain sepak bola yang berkualitas hanya lewat aplikasi, enggak harus ke daerah-daerah pelosok gitu. Dan saya mengutamakan data itu agar valid. Nantinya juga kan mutualisme ya, jadi tim sepak bolanya dapat pemain bagus, pemain juga jadi bisa terekspos," sambung Tommy.
Aplikasi itu bernama Eyesoccer, kini baru tersedia di AppStore milik Apple saja. Meskipun demikian, Tommy masih terus berusaha untuk mengembangkan aplikasi tersebut agar dapat digunakan secara lebih maksimal lagi.
"Jadi dalam database itu nanti berkembang, akan ada berita (tentang sepak bola), ada video, ada event dan segala macam. Dari situ, nanti berkembang lagi, rencananya mau jadi social media sepak bola terbesar di Indonesia, jadi nanti nambah ada fitur buat chatting, dan sebagainya," jelas Tommy.
Tommy Kurniawan. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Kurniawan. (Foto: Munady)
Di tahun pertama ketika membangun bisnis ini, Tommy baru membuat konsep dan mencari investor yang bersedia untuk menyuntikkan dana ke perusahaan tersebut. Sedangkan di tahun kedua ini, meskipun banyak diterpa musibah, namun secara perlahan-lahan, perusahaannya ini sudah dapat kembali berkembang.
ADVERTISEMENT
Tentunya tak mudah bagi ayah dua anak ini dalam membangun perusahaan berbasis teknologi informasi tersebut. Tommy mengakui, jika selama 2 tahun perusahaannya berjalan, banyak sekali permasalahan yang ditemui.
"Wah banyak (kesulitan), nanti kalau saya ceritakan, sama aja kayak saya menceritakan keburukan sepak bola Indonesia. Tapi yang jelas, saya tetap ingin berpikiran positif, dengan adanya masalah itu, nantinya bisa jadi sesuatu yang lebih baik," ucapnya seraya tersenyum.
Kira-kira berapa ya modal awal yang dikeluarkan Tommy dalam membangun perusahaan rintisannya itu?
pemain film Tommy Kurniawan (Foto: Angga Nugraha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
pemain film Tommy Kurniawan (Foto: Angga Nugraha/kumparan)
"Modal awal sih bertahap ya, sekarang sudah...ya belum banyak lah, masih hampir Rp 2 milyar, he-he-he," ucapnya terkekeh. "Ya, modalnya sih dari kita sendiri juga. Kalau omzetnya sih, belum ada ya. Rencananya Agustus ini sudah mulai keliatan," tutup Tommy.
ADVERTISEMENT
Tampaknya, kali ini Tommy benar-benar fokus dengan bisnis yang sedang dirintis. Ia bahkan sampai harus kuliah lagi dengan mengambil jurusan IT untuk memperdalam ilmunya.
Mau tahu bagaimana cerita Tommy bagi waktu antara pendidikan dan pekerjaannya? Simak terus story selanjutnya hanya di kumparan!