Peran Perguruan Tinggi Mengembangkan Digitalisasi UMKM

Achmad Sultoni
Staf Pengajar di Prodi DKV Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
2 Juli 2021 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Sultoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk pasar digital (Sumber foto: https://www.freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk pasar digital (Sumber foto: https://www.freepik.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia sungguh berkabung tatkala pandemi COVID-19 mulai melanda dunia. Sungguh merupakan mimpi buruk yang mungkin tiada satu orang pun yang menyangka dan mengharapkannya. Dunia dipaksa untuk melaju lebih lamban. Manusia di muka bumi ini dikarantina dari mobilitas sosial untuk sementara waktu. Demikian pun dengan laju bidang ekonomi yang terpaksa ikut melesu. Efek domino dari pandemi COVID-19 tidak dapat terhindarkan. Pahitnya, sudah setahun lebih pandemi ini masih juga belum usai. Pandemi COVID-19 masih menjadi ‘hantu’ dalam semua dimensi kehidupan kita, termasuk bidang UMKM.
ADVERTISEMENT
Di antara yang berjubel dalam laju lambat sektor ekonomi itu, bidang usaha mikro kecil menengah (UMKM) tidak kalah terpuruk. Kekuatan modal dan produksi yang kecil bahkan pas-pasan, menuntut keselarasan antara distribusi produksi dengan pemasarannya. Pembatasan interaksi sosial secara nyata berdampak buruk terhadap ketahanan UMKM. Di samping selera pembeli yang menurun, pembatasan sosial lebih ditengarai menjadi batu sanding utama menurunnya distribusi hasil produksi UMKM. Hal yang mengkhawatirkan bila pandemi ini berakhir sampai kapan. Para pelaku UMKM masih harus berjibaku menghimpun ketahanan di tengah ancaman kebangkrutan di kemudian hari.
Dalam konteks inilah dapat dilihat pentingnya membangun jaringan pasar digital bagi para pelaku UMKM. Sebelum pandemi berlangsung, sebetulnya isu mengenai digitalisasi sudah banyak didengung-dengungkan. Tak terkecuali di bidang UMKM. Era revolusi industri 4.0 yang sebelumnya sudah banyak dibicarakan para pemerhati dan pelaku UMKM sesungguhnya merupakan sinyalemen positif. Spirit membentuk pasar digital khususnya bagi para pelaku UMKM dapat menjadi tonggak dalam menaikkan pamor UMKM. Sayangnya, hingga pandemi mendera wacana digitalisasi belum juga tergarap secara apik. Maka dari itu, era digitalisasi UMKM sejatinya suatu keharusan dalam menyelamatkan dunia UMKM kita. UMKM yang sehat tentunya akan berdampak baik terhadap perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
Gotong Royong Digitalisasi UMKM
UMKM menjadi salah satu soko guru perekonomian suatu daerah, termasuk halnya Kabupaten Banyumas. Dalam penelitian Pratama, Inayah, dan Darmawan (2021) Banyumas adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang mengandalkan UMKM sebagai salah penyokong utama perekonomian. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah UMKM di Kabupaten Banyumas mencapai 7000 UMKM, serta UMKM Binaan berjumlah 136. Sejak adanya pandemi COVID-19 tentunya mempengaruhi perekonomian Kabupaten Banyumas, sebanyak 1.222 pekerja dari 54 perusahaan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah telah dirumahkan Bahkan, hingga 7 April 2020 terdapat 57 perusahaan yang berhenti operasi maupun tutup sementara waktu akibat pandemi COVID-19.
Mengingat jumlah yang tidak sedikit tersebut dan peran pentingnya UMKM menjadikan perlu sekali dukungan terhadap UMKM untuk berinovasi. Dalam skup kecil kabupaten saja kita bisa memperkirakan betapa vitalnya sektor UMKM ini. Dalam hal inovasi ini peran penting Institut Teknologi Telkom Purwokerto keikutsertaannya dalam membangun ekosistem digital bagi dunia UMKM. Moto IT Telkom Purwokerto dengan brigiding technology for humanity yang dimilikinya menjadikan kampus basis teknologi ini sangat layak sebagai garda depan digitalisasi UMKM.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini pengamalan tridharma perguruan tingginya IT Telkom Purwokerto terbukti memberi sumbangsih positif bagi desa-desa di wilayah Banyumas Raya. SDM yang mumpuni, diperkuat perhatian institusi yang konsisten, merupakan modal utama yang tidak diragukan lagi. Basis digital UMKM setidaknya dapat dilakukan dengan model desa binaan yang selama ini sudah terjalin hubungan dengan baik dengan IT Telkom Purwokerto. Melalui desa binaan itu, sektor UMKM akan bisa tergarap dengan baik. Pelan namun pasti literasi digital kepada para pelaku UMKM akan berdampak baik di kemudian hari.
Masyarakat umumnya sudah melaju dalam kehidupan digital. Sungguh pun masih ada kegamangan pada generasi tua, niscaya akan dapat terbiasa dengan sendirinya. Transformasi digital hampir-hampir sebagian besar dipegang oleh anak-anak muda. Dalam konteks ini, penting bagi para generasi muda diberikan edukasi melek digitalisasi di bidang UMKM. Selama ini generasi muda hanya sebagai penonton dan objek dari pangsa pasar digital itu. Mereka gemar membeli produk-produk tertentu dari luar negeri melalui pasar digital. Namun sayang, dunia UMKM yang menghidupi mereka, melalui orang-orang tua mereka dilupakan. Inilah pekerjaan yang tidak boleh dilupakan mengikutsertakan mereka dalam membangun era digital para pelaku UMKM generasi muda.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian dari Universitas Indonesia, pola belanja responden dengan memanfaatkan toko daring (online shop) mencapai 76,6 persen. Pola belanja itu dilakukan 1-3 kali setiap bulan oleh setiap orang. Orang akan punya kesempatan lebih untuk meningkatkan penjualan setelah masuk ke sistem online (Yulianus, Kompas.com). Kenyataan ini memberi pemahaman baru bahwa ekosistem digital akan terbentuk manakala dilakukan edukasi secara masif. Edukasi secara masif tersebut akan memberikan pencanangan digitalisasi UMKM khususnya akan lebih cepat terwujud seiring masih berjalannya masa pandemi ini.
Ketika pandemi COVID-19 global yang belum lama mendera bumi, filsuf asal Slovenia, Slavoj Zizek meramalkan kemungkinan tatanan kehidupan baru masyarakat dunia. Dalam bukunya "Pandemic!: Covid-19 Shakes the World (2020)" dunia sebelum pandemi menampakkan wajah masyarakat yang kurang bersosial. Satu individu dengan individu lainnya seolah tidak saling memiliki. Dunia diselimuti oleh pribadi yang egois terhadap kepentingannya sendiri. Pandemi menjadi momentum untuk membentuk masyarakat yang saling peduli satu sama lain. Tepatnya barangkali spirit gotong royonglah yang dimaksud oleh Zizek.
ADVERTISEMENT
Setidaknya gotong royong membentuk ekosistem digital ini menjadi pengingat bahwa usaha memikirkan UMKM bukan kerja perseorangan atau kelompok saja. Spirit bersosial yang telah lama menjadi napas kehidupan kita.
Dalam konteks ini, institusi dengan SDM mahasiswa dan dosennya menjadi pelaksana di lapangan. Sementara itu pihak pemerintah, baik daerah maupun desa menjadi mitra di ranah kebijakan. Jika keduanya saling menguatkan, niscaya dapat segera mewujudkan mimpi digitalisasi UMKM yang tidak hanya wacana. Pendek kata, mari kita bergotong royong membentuk ekosistem digital UMKM dari IT Telkom Purwokerto untuk dunia. Tabik!
Achmad Sultoni,
Staf Pengajar di Institut Teknologi Telkom Purwokerto.